📍 BAB 4. ponsel?

378 21 1
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarukatu semua.

عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ عَادَيْتُمْ مِّنْهُمْ مَّوَدَّةًۗ وَاللّٰهُ قَدِيْرٌۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

asallāhu ay yaj‘ala bainakum wa bainallażīna ‘ādaitum minhum mawaddah, wallāhu qadīr, wallāhu gafūrur raḥīm

Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antara kamu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Q.S Al-Mumtahanah [60] : 7

___________________________________________

"Kak Aksa."

"Kak Aksa."

"Kak Aksa bangun."

"Kak."

"KAKAK!!!"

Pleetakk

"Awhss." Ara meringis saat mendapat kan sentilan di dahinya dan pelaku nya adalah Salwa.

"Sakit Salwa!"

"Gak gitu juga Ara!!" Kesal Salwa.

"Hehe abis nya kak Aksa gak bangun-bangun." jawab Ara.

"Coba pegang kening nya." Ucap Salwa. Setelahnya Mereka berdua berjongkok menjajarkan tinggi dengan Aksa.

"bismillahirrahmanirrahim." Ara ingin menempelkan punggung tangan nya ke kening Aksa namun ia menurunkan nya lagi.

"Ara gak bisa sal." ucap nya.

"Kenapa Ra?" Tanya Adi yang tiba-tiba datang dari arah dapur.

"Kak Aksa gak sakit kan yah?" Ucap Ara.

Kening Adi menyerngit, Adi pun mendekati Aksa lalu menempel kan punggung tangan nya ke kening Aksa.

"Astagfirullah, panas sekali, seperti nya Aksa memang demam." ucap Adi lalu menatap Ara.

"Ara masakin air hangat deh." Ara pun beranjak berjalan menuju dapur.

"Ayah? mau Salwa beliin penurun panas untuk kak Aksa?" Tawar Salwa, Salwa adalah anak dari keluarga yang terpandang namun ia tak pernah sombong dan ia malah suka bermain di masjid dan di lapangan seperti anak kampung pada umumnya bersama Ara.

"Gak usah sal, nanti kalau panas nya belum turun baru kita beli." jawab Adi.

"Baik lah."

"Salwa? Kamu tidak sekolah?" Tanya Adi.

Salwa menyengir. "Gak Yah, Salwa di skors dua hari hehe."

"Ya ampun, Kenapa bisa di skors?"

"Salwa ngerjain pak beni lagi hehehe," jawab Salwa seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sedang kan Adi hanya menggeleng kan kepala nya.

"Bagaimana dengan keadaan Abi mu?" Adi kembali bertanya.

"Alhamdulillah baik yah."

"Yah ini." Ara datang dengan air hangat dan kompres di tangan nya.

Adi yang paham pun mengambil alih kompres tersebut, Ara tak pernah memegang atau menyentuh lelaki lain, hanya tiga laki-laki yang berani Ara sentuh, yaitu ayahnya, Azmi, dan Amri Abdullah Abah nya Azmi.

AKSARA✓Where stories live. Discover now