📍 BAB 9. Abang dan adik

233 15 0
                                    

Assalamualaikum saudara-saudari ku 🤗
Terimakasih udah mau baca cerita ini, btw, kalian tahu dari mana neh cerita? 👀

Komentar dan bintang dari kalian adalah semangat ku ✨

"Seandainya tidak ada badai, pelangi tidak akan muncul, maka, belajar lah dari badai yang menimpa mu."

______________________________________________

"ARASYAH!"

Deg!

Tidak ada angin tidak ada hujan, tubuh Ara panas dingin saat namanya baru saja disebutkan oleh ustadz Amri untuk mengakhiri acara ta'lim dan pastinya ia akan membacakan sebuah Surah.

"Ayolah Ra, kamu pasti bisa!" Ujar Salwa dengan senyuman tipis terukir di bibir gadis tersebut.

Ara menghembuskan nafasnya lalu mengangguk dan berdiri.
'Ayo Ara pasti kamu bisa! Bangga kan kedua orang tua mu!'  Batinnya menyemangati dirinya sendiri.

Ara mulai berjalan ke depan dengan kedua tangan terkepal erat, keringat dingin mengucur di dahi gadis itu. Menurut orang lain mungkin ini hanya lah hal sepele, tapi tidak untuk Ara, ini adalah pertama kalinya ia akan menyenandungkan Surah Al-Qur'an di depan orang banyak. 

Setelahnya Ara sampai di hadapan ustadz Amri, ustadz Amri langsung tersenyum lebar dan memberikan mic kepada Ara. "Kamu pasti bisa Ara!"

Ara tersenyum manis dan mengangguk lalu mendudukkan dirinya dengan sebuah Al-Qur'an yang sudah berada dihadapannya.

' Bismillahirrahmanirrahim,' Ara memejamkan matanya sejenak lalu menaruh mic tersebut di depan cadar putih nya.

"Audzubillahiminasyaitonirojim."

"bismillahirrahmanirrahim."

"Alhakumut-takasur."

"Hatta zurtumul-maqabir."

"Kalla saufa ta'lamun."

"Summa Kalla saufa ta'lamun."

"Kalla lau ta'lamuna ilmal-yakin."

"Latarawunnal-jahim."

"Summa latarawunnaha Ainal-yakin."

"Summa latus'Alunna yauma izin Anin na'im."

(At-takatsur 8 ayat.)

______________________________________________

Keesokan paginya, Para anak-anak santri yang baru saja menunaikan ibadah sholat subuh sudah berlalu lalang di sekitar masjid Nurul Huda, begitu juga dengan Ara yang baru saja keluar dari masjid dengan tasbih dan sajadah di tangannya. Ara tersenyum setelah melihat ustazah Dila yang hendak keluar dari masjid.

"Ustazah Dila!!"

Ara berlari kecil ketempat Dila berada, setelah sampai, ia membetulkan cadar nya yang sedikit melorot lalu kembali menatap ustazah Dila.

AKSARA✓Where stories live. Discover now