📍 BAB 8. ta'lim malming.

229 16 1
                                    

Assalamualaikum semua 🤗
Bagaimana kabar kalian?
Bantu share cerita ini yah?
Bantu promos di tiktok, dan Instagram kalian 😁🙏🏻

Komentar dan bintang dari kalian adalah semangat ku ✨

"Belajarlah untuk mengagumi bukan iri, untuk memuji bukan merayu, untuk menghargai bukan meniru."

Bismillahirrahmanirrahim

______________________________________________

Setelah Kepergian Adi, Ara dan Salwa yang hendak melaksanakan shalat, Aksa memilih untuk menunggu di warung depan masjid hingga Ta'lim akan dimulai.

Berbeda di tempat wudhu yang di hebohkan oleh keempat pemuda, siapa lagi kalau bukan, Dylan, Satya, Zaidan, dan Gava.

"Eh? Cara wudhu nya gimana? Gw lupa sumpah." Ucap Satya seraya menggaruk tengkuknya.

"Makanya shalat!" Celetuk Gava.

Satya mendelik malas kepada Gava. "emangnya lu sering shalat ape?"

Gava menyengir. "Kagak sih."
(Astagfirullah jangan di contoh ya teman-teman)

"Kita semua sama aja kali, kecuali Zaidan." Ucap Dylan sedikit merendahkan suaranya di akhir kalimat.

"Yaudah lah, ini gimana caranya wudhu? Urutan nya kek gimana? Gw beneran lupa." Ucap Satya kembali ke topik awal.

"Nih liatin gw." Gava membuka keran air kemudian mempraktikkan wudhu nya.

"Pertama cuci tangan dulu."

Dylan, Satya mengikuti. kecuali Zaidan yang masih memperhatikan mereka.

"Kedua, cuci muka!" Lanjut Gava.

"Mana ada! Hidung dulu kali!" Ucap Dylan protes. Seingatnya urutan kedua itu hidung.

Gava menggaruk tengkuknya. "Emang hidung di cuci yah?"
(Astagfirullah Gava:)

"Iya lah!" Jawab Dylan dan Satya bersamaan.

"Tapi lan, yang kedua itu muka bukan hidung!" Kekeuh Gava.

"Hidung!!"

"Muka!!"

"Hidung!!"

"Muka!!"

"Hidung!!"

"Muka!!"

Melihat pertengkaran kedua sahabatnya, Zaidan menghembuskan nafasnya. Ia berjalan kemudian berdiri di tengah-tengah Dylan dan Gava. Tanpa berkata lagi ia mulai membuka keran yang ada di hadapannya.

"Kalian berdua salah! Ikutin gw!!"

Bagai di sihir oleh Zaidan, ketiganya langsung berdiri di depan keran masing-masing tanpa memprotes lagi.

"Cuci tangan sambil baca basmalah." Zaidan mempraktekkan seperti apa yang ia ucapkan tadi, dan Dylan, Satya juga Gava mengikutinya dengan baik.

Zaidan pun melanjutkan dengan kumur-kumur, membasuh hidung, muka, Tangan sampai ke siku, kepala telinga dan yang terakhir kaki. Semua gerakan itu tak luput dari perhatian Dylan, Satya, dan Gava, mereka mengikuti gerakan Zaidan dengan seksama.

"Terus baca do'a." Ucap Zaidan.

"Do'a nya kaya mana?" Tanya Gava.

Zaidan memijit pelipisnya. "Syahadat!"

"Syahadat tuh kayak mana sih?" Bingung Satya.

Zaidan menipiskan bibirnya sejenak. "Asyhadu an laa Ilaha Illaallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah---"

AKSARA✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin