Clarity [Completed] ✔️

[03] Sebuah Tekad

Semalam, aku bermimpi tentang satu adegan dalam novel yang dulu membuatku merasa puas akan ketegasan seorang pria dalam mencintai wanitanya. Adegan itu adalah saat Kenneth menampar keras Kylana sampai kepalanya membentur ujung meja nakas setelah Kenneth mendapatkan informasi kalau Kylana sengaja menjatuhkan vas bunga kaca dari balkon atas ke kepala Elora yang akhirnya membuat Elora harus dirawat di rumah sakit. Saat itu, Kylana terus mengelak tidak melakukan apa pun yang dituduhkan Kenneth sampai membuatku yang membaca adegan itu pun menggeram kesal.

Nyatanya, setelah berada di dalam tubuh wanita itu selama beberapa hari, aku bisa merasakan betapa pedihnya kehidupan yang Kylana jalani dalam mencintai Kenneth dan sebagai cucu keluarga Arthur yang tidak diinginkan. Ditampar dan diberi tatapan tajam juga kalimat kejam oleh pria yang dicintai pasti rasanya sangat buruk. Dan mimpiku semalam seolah Kylana buat agar aku bisa merasakan perasaan wanita itu.

Sekalipun ada bagian diriku yang merutuk karena apa yang Kylana alami adalah hasil dari pilihan yang wanita itu buat, tapi tetap saja karena sekarang aku berada di dalam tubuhnya, aku seperti merasa sedang berbagi jiwa dengannya.

Jadi, aku benar-benar memutuskan akan melindungi Kylana dengan jiwaku. Wanita yang menjadi jahat karena keadaan ini harus mulai bisa menjalani kehidupan normal sepertiku di dunia nyata. Tubuh Kylana yang saat ini ada aku di dalamnya harus mulai memahami bagaimana perasaan cinta yang sebenarnya itu.

Ah, memikirkan perasaan cinta, aku jadi teringat dengan Marvin. Dia adalah satu-satunya pria yang dekat denganku dan tentunya aku memiliki perasaan lebih padanya—walau mungkin dia hanya menganggapku sebagai adik karena kami besar di panti asuhan yang sama.

Tiba-tiba aku merasa sangat sedih menyadari jika orang-orang di kehidupan nyataku tidak akan bisa kutemui di sini. Rasanya kosong sekali. Tetapi aku belum bisa berbuat apa pun. Aku hanya berharap kalau jiwa Kylana memang ada di tubuh asliku. Kami hanya sedang bertukar—entah untuk tujuan apa, aku pun tak mengerti.

Dan juga... aku ingin sekali kembali meminta cerai pada Kenneth, tapi aku jadi teringat jawaban yang pria itu berikan dua malam lalu.

Besok aku akan meminta dokter untuk memeriksa kepalamu. Sepertinya, ada sesuatu yang salah di dalam sana.

Hah! Kenneth pikir aku gila? Benar-benar menyebalkan! Padahal Kenneth hanya perlu mengiyakan saja permintaanku, maka seluruh urusan bersamanya akan selesai.

"Kylana?"

Gerutuan yang sebenarnya sudah kuucapkan dalam hati sejak semalam seketika terhenti saat mendengar seseorang memanggil nama wanita yang tubuhnya kupakai. Aku sedikit mengernyit memperhatikan pria tampan yang sedang berjalan menghampiriku. Rambut berwarna sedikit coklat, tubuh yang tinggi, hidung mancung, warna kulit yang sedikit gelap, juga lesung di pipi kiri membuatku mulai meraba siapa pria yang sekarang sedang tersenyum dengan terulur mengusap rambutku.

Sepertinya aku tahu kalau ini adalah Luke. Luke Reander. Sepupu Kenneth. Salah satu pria yang juga mencintai Elora. Dan satu-satunya orang dalam novel ini yang mau berinteraksi baik dengan Kylana. Jangan heran mengapa Elora begitu dipuja dalam kisah Clarity. Selain cantik dan baik hati, Elora adalah pemeran utama wanita yang sempurna—abaikan tentang kehidupan menyedihkan wanita itu sebelum bertemu kembali dengan keluarga Arthur.

"Bagaimana keadaanmu? Maaf baru datang menjenguk. Aku harus mencuri-curi waktu, karena suamimu sangat galak seperti singa."

Aku mengulas senyum membalas gurauan konyolnya. Sikap Luke pada Kylana di pertengahan cerita memang berubah menjadi sedikit lebih ramah dan menyenangkan—walau seringnya dibalas ketus oleh Kylana. Dan sekarang, aku merasakan sendiri kalau Luke memang sosok yang ramah.

"Kau seharusnya membawakanku makanan saat ke sini." Aku seketika terdiam saat melihat wajah Luke yang sedikit terkejut dengan ucapanku. Mungkin Luke tak menyangka akan mendapatkan sahutan bernada santai dari seorang Kylana. "Maksudku—"