※5 In A Photograph

10 0 0
                                    

Akhir pekan pagi ini, klub fotogafi Vity High School merencanakan kepergian mereka ke daerah dengan nuansa vintage yang indah untuk hunting foto sekaligus mengasah skill street photography mereka. Di mana lagi kalau bukan, Kota Tua. Ide ini muncul dari Hyeongjun, sang ketua klub fotografi, dan disetujui begitu saja oleh Han Seungwoo, sang pembina. Anggota lainnya juga setuju, jadi yasudah, di sinilah mereka sekarang.

"Kak, habis ini kita ke mana?" tanya salah satu murid bertubuh tinggi menjulang hampir menyamai Seungwoo. Siapa lagi kalau bukan Kang Minhee, pria yang selalu menempel pada Hyeongjun. Dia juga selalu ikut tiap kali klub fotografi hunting hanya untuk mencari udara segar, katanya. Atau mungkin ada maksud lainnya.

"Kita baru sampai, Minhee. Emang kamu mau ke mana?" Seungwoo balik bertanya dengan sangat sabar sekali. Kesabaran Seungwoo memang berkali-kali lipat, dan itu semua terpancar dari wajah lembutnya.

"Ngikut aja sih kak... Hehehe..."

"Minhee, kenapa kamu gak gabung klub fotografi aja? Kelas 11 boleh kok ikut dua klub." Seungwoo menyarankan, daripada pria itu hanya bisa mengganggu tanpa berpartisipasi.

"Saya gak hobi foto, kak."

"Terus kenapa kamu ikut mulu?"

Pertanyaan itu sudah sangat sering diajukan Seungwoo, tapi Minhee selalu sama, hanya tertawa kecil sebagai gantinya. Minhee tidak begini sejak awal. Saat dia dan Hyeongjun masih kelas 10, Minhee bahkan tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di ruang klub fotografi. Namun, semenjak kelas 11, entah kenapa Minhee jadi sering datang, bahkan tidak pernah absen. Agaknya ada udang di balik batu dari perbuatan Minhee.

Setelah sedikit arahan dari Seungwoo, para anggota klub fotografi yang bisa dihitung jari mulai berpencar mencari apa pun yang menarik untuk di foto. Bagian inilah yang disukai Arlyn. Dia biasanya akan menjauh dari tempat ramai dan mencari jalan menuju ke pelosok, bahkan pernah menyasar ke pemukiman warga. Itu kejadian minggu lalu, beruntung Hyeongjun menemukannya, walaupun harus sampai ngos-ngosan.

"Arlyn."

Gadis poni Dora itu memutar tubuhnya, dan mendapati Hyeongjun tengah menghampirinya.

"Lo gak bakal nyasar lagi, 'kan?" Hyeongjun menatap Arlyn skeptis, agak curiga dengan adik kelasnya yang satu itu. Masalahnya dia bisa repot kalau Arlyn nyasar lagi. Dia juga merasa bertanggung jawab sebagai ketua klub.

"Enggak lah, Kak. Emang gue anak kecil?"

Hyeongjun tertawa mengejek. Hey, lihat siapa yang bicara?

"Lo gak inget minggu lalu lo nyasar? Lo gak amnesia kan habis kena bola?" Hyeongjun masih tertawa sembari mengutak-atik kamera DSLR ditangannya.

Sementara Hyeongjun menikmati waktunya, Arlyn mengernyit heran. Dari mana kakak kelasnya itu tahu bahwa dia baru saja terkena bola? Gadis itu hanya menatap lurus ke arah Hyeongjun, betah dengan tanda tanya yang tergambar jelas di wajahnya. Merasa diperhatikan, akhirnya Hyeongjun membalas tatapan Arlyn, dengan tanda tanya juga.

"Kenapa?"

"Kak Hyeongjun tau dari mana gue kena bola?"

Hyeongjun sempat memberi jeda seraya membuat suara berpikir. "Eeh... dari... Minhee! Iya." walaupun sempat nge-lag, tapi Hyeongjun berhasil terdengar meyakinkan.

Mendengar jawaban Hyeongjun, detak jantung Arlyn langsung tak karuan. Apa lagi kalau harus mengingat hadiah kecil yang mungkin saja dari Minhee. Ya, mungkin. Arlyn masih belum mau yakin 100% walaupun sudah hampir 80%. Walaupun belakangan ini yang ada dikepalanya hanya Minhee, Minhee, dan Minhee.

"Lo mau ke mana?" pertanyaan Hyeongjun membuyarkan pikiran Arlyn.

"Gak tau... jalan-jalan aja..."

"Yaudah gue ikut aja."

Love Journal: Maybe Baby ✔ (Song Hyeongjun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang