dua

3.9K 272 3
                                    

Tiga tahun yang lalu, Katreena mulai mengenal Yasa sebagai putra dari pembantu dan supir pribadi keluarganya dirumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga tahun yang lalu, Katreena mulai mengenal Yasa sebagai putra dari pembantu dan supir pribadi keluarganya dirumah. Pasangan serasi tersebut sudah mengabdi pada keluarga Katreena selama hampir sepuluh tahun lamanya.

Dulu sekali, Yasa menghabiskan masa kanak-kanaknya didesa, sebelum pemuda itu memutuskan untuk ikut ayah dan ibunya merantau ke ibu kota.

Yasa datang dengan segala keramahan dan senyumannya, menawari Katreena kenyamanan dan ketentraman yang tiada dua.

Mama dan Papa bahkan tak segan-segan menitipkan Katreena pada Yasa, menjadikan pemuda itu sebagai teman dan menganggapnya juga sebagai bagian dari keluarga mereka. Mama terlihat begitu menyayangi Yasa serta menaruh kepercayaan sepenuhnya pada pemuda itu tanpa merasa ragu.

Segala kenyamanan yang Yasa berikan menghadirkan perasaan lebih dari balik kalbu Katreena.

Sudut hati Katreena mana yang bisa menolak segala sentuhan penuh perhatian dari lelaki kucing itu? Yasa memperlakukan Katreena selayaknya seorang pasangan, bahkan pernah ada disatu masa, pemuda itu mencium keningnya kala Katreena tak sengaja tertidur disofa ruang keluarga.

Katreena begitu tersentuh dengan segala perhatian Yasa, menganggap segalanya sebagai acuan bahwa Yasa juga memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.

Hubungan mereka terus berlanjut hingga keduanya memasuki kelas terakhir dijenjang sekolah menengah atas, Yasa semakin gencar melakukan kontak fisik dengannya lebih dari memegang tangan, ada satu masa dimana Yasa dengan sengaja mendekapnya erat kala rumah tengah sepi dan hanya tinggal mereka berdua.

Berdalih dengan mengucapkan rasa terimakasih karena telah membantu meringankan biaya pendidikannya selama ini. Yasa mendekapnya sangat lama. Saat itu, hati Katreena menghangat sehingga kepalanya makin kuat berpikir bahwa Yasa juga mencintainya.

Tapi semuanya tak seindah apa yang dibayangkan, Katreena masih ingat setiap inci peristiwa dimana Yasa menolak perasaannya.

Kala itu, langit sudah berubah menjadi jingga, Katreena duduk disamping Yasa dipekarangan rumah. Memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya sampai penolakan tersebut tanpa ia duga terlontar dari bibir Yasa begitu saja.

Katreena jelas kecewa, keheningan menyeruak cukup lama, hingga ia kembali memberanikan diri untuk bersuara.

"Terus segala perhatian yang lo berikan selama ini maksudnya apa?"

Mulut Yasa membisu sejenak, wajahnya berubah menjadi pucat pasi, tak mampu untuk membalas tatapan sang puan. "Karena kamu majikan aku."

"Lo cium kening gue diruang keluarga Yasa, gak mungkin lo gak punya perasaan lebih sama gue."

Lagi-lagi Yasa terdiam cukup lama, ketakutan menyelimuti relung hatinya. "Aku gak bisa."

"Gak bisa kenapa?"

"Karena aku udah punya pacar Reen, aku gak bisa nerima perasaan kamu."

Katreena menegak ludah kasar, tubuhnya membeku seketika, nafasnya secara bersamaan tercekat tak mampu menerima atas pernyataan Yasa. Pertanyaannya sejak kapan? Yasa yang selama ini Katreena lihat tidak pernah sekalipun dekat dengan perempuan selain dirinya.

"Siapa?" tanya Katreena setengah menahan amarah.

"Amita, kita ngejalanin hubungan ini diam-diam."

Amita, rasanya Katreena ingin menguburkan diri dalam-dalam saat ini, bagaimana bisa Yasa jatuh cinta pada gadis yang tak pernah Katreena lihat sekalipun bersua dengannya?

Yasa selalu ada disisi Katreena, kabar mereka mempunyai hubungan spesial pun pernah menyeruak menjadi berita hangat disekolah. Tapi sekarang yang Katreena terima adalah penolakan.

Katreena akui Amita adalah sosok gadis idaman laki-laki. Akan tetapi tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikirannya, Yasa akan menjalin hubungan spesial dengan gadis itu.

"Kenapa gak bilang dari dulu Yasa? Kenapa baru bilang sekarang?" tanya Katreena dengan nada mulai meninggi.

"Aku pikir hal itu gak terlalu penting buat kamu, kita juga sepakat buat ngejalanin ini diam-diam tanpa sepengetahuan orang-orang."

"Gue gak peduli tentang kesepakatan busuk lo sama dia, yang gue sesalkan kenapa lo harus memperlakukan gue layaknya pacar lo sendiri?"

Yasa tak kuasa mendengar nada penuh amarah Katreena, ia mendaratkan tangannya dilengan Katreena, bermaksud menenangkan. "Maksud aku gak gi-"

"Lo sering peluk gue Yasa, lo sering genggam tangan gue tanpa pernah gue minta, dan gue juga tahu lo beberapa kali cium pipi sama kening gue waktu gue tidur, maksud semua ini apa?"

Tak ada suara setelah itu, nyali Yasa tambah menciut, ia tak tahu lagi harus membantah Katreena dengan apa. Sungguh, bukan ini yang Yasa mau, pernyataan cinta dari Katreena tak pernah sedikitpun terbayangkan dalam benaknya.

Yasa nyaman seperti ini, melihat senyum Katreena dan bagaimana gadis itu tak sedikitpun memperlihatkan ketidaknyamanan atas segala perhatiannya, memberikan kepuasan tersendiri.

"Maaf Katreena, maaf karena harus menolak perasaan kamu."

Hal yang tak pernah Yasa ingin, pada akhirnya harus ia rasakan ju. Selepas itu, Katreena menjauhinya hingga bersikap angkuh kepadanya.

Sikap lembut yang senantiasa gadis itu perlihatkan hilang begitu saja tanpa ia minta. Katreena menjauhi
nya, benar-benar jauh, hingga Yasa nyaris tak mampu untuk menggapainya lagi.

 Katreena menjauhinya, benar-benar jauh, hingga Yasa nyaris tak mampu untuk menggapainya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New Cast:

New Cast:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hold It In (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang