delapan

2.7K 208 10
                                    

"Nomor lo udah gak gue blokir, hubungi gue kalau lo ada masalah disini!"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Nomor lo udah gak gue blokir, hubungi gue kalau lo ada masalah disini!"

Deratan huruf diatas adalah kata terakhir yang Katreena ucapkan sebelum pergi meninggalkan Yasa dikosan yang sudah mereka tandai kemarin.

Terhitung sudah satu minggu lebih Katreena tak melihat kehadiran Yasa didekatnya, kabarnya pun seolah hilang ditelan bumi. Katreena mencoba tak peduli, ia kembali sibuk dengan rentetan tugas yang mulai menumpak dari beberapa kelas yang ia ikuti.

Sore ini, Katreena tengah duduk digazebo kampus seorang diri, menyandarkan punggung pada pembatas kayu sembari menunggu temannya datang dari gedung sebelah.

Katreena memejamkan mata, menikmati hembusan angin barat yang menerpa wajahnya selembut sutra.

"Reen, ayo pulang!" suara tersebut berhasil menginterupsi Katreena, ia segera membuka netranya lebar-lebar dan bersiap untuk pergi melangkah.

"Lo ada urusan apa sama fakultas sebelah?" tanya Katreena penasaran.

Griselle, gadis disampingnya mengangkat alis menjawab seadanya. "Biasa, urusan bisnis."

Katreena mengangguk paham. "Ya udah ayo pulang." ajak Katreena seraya menarik tangan Griselle agar cepat beranjak dari sana.

Tatkala telah tiba didepan kendaraan yang ditepikan diparkiran kampus, Katreena segera masuk kedalam, menghidupi mesin dan mulai menyusuri wilayah kampus bersama Griselle demi keluar dari area tersebut.

Awalnya tak ada yang menarik perhatiannya disepanjang jalan yang ia susuri, akan tetapi semua perhatiannya berubah ketika tak sengaja Katreena mengenali sosok Yasa tengah berdiri dipinggir jalan dan menaiki sebuah motor yang dikendarakan oleh pengemudi ojek online.

Dahi Katreena mengernyit seketika, jalan itu berlawanan arah dengan tempat dimana Yasa tinggal sekarang, tanpa pikir panjang, Katreena memilih mengikuti pemuda itu hingga Grisele mengernyit keheranan.

"Mau kemana Reen? Ini bukan arah kita pulang." Griselle mencoba memperingati, namun tak dihiraukan oleh gadis disampingnya.

Katreena tetap fokus pada tujuan utama, setelah beberapa kali melewati belokan jalan, motor yang Yasa tumpangi tiba disebuah kedai kopi tak jauh dari area taman kota.

Mobil Katreena tepikan tak jauh dari sana, memperhatikan pemuda itu sampai Yasa masuk kedalam dan keberadaannya hilang ditelan keramaian.

"Lo ngikutin cowok tadi?" tanya Griselle, tak mengerti dengan apa yang Katreena lakukan. "Dia siapa?"

"Ayo turun temenin gue makan disini." Tanpa menjawab pertanyaan Griselle, Katreena mengajaknya keluar tanpa menerima penolakan, membuat Griselle terpaksa turun dari sana dan membuntuti Katreena dari belakang.

Saat Katreena membuka pintu kedai tersebut pelan, hal pertama yang ia dapat adalah Yasa yang tengah meladeni beberapa pelanggan yang didominasi oleh perempuan.

Keramahan pria tersebut membuat kepala Katreena mendidih seketika, ia lantas menghampiri orang-orang itu dimeja pemesanan, menerobos antrian dan memesan sebuah makanan dengan nada yang cukup galak.

"Gue pesen roti manis srikaya 2, sama grande java latte 2, lo yang nganterin!"

Penerobosan yang Katreena lakukan mengundang tatapan tak terima dari orang-orang disana.

Griselle bahkan sudah menganga nyaris tak percaya. "Lo gila ya nerobos antrian orang-orang?"

"Gue gak nerobos, orang mereka disana cuma ngegodain tuh cowok, dimana letak nerobosnya?"

"Darimana lo tahu mereka ngegodain tuh cowok? sakit lo ya?"

Katreena memutar mata, kemudian ia duduk dikursi paling ujung dan berdecak kesal. "Lo gak liat cewek-cewek disana senyum-senyum gak jelas sama dia? lo juga gak liat cowok itu malah ngeladenin mereka secara sukarela?"

"Dia siapa sih Reen? kok lo kayak orang cemburu gini?"

"Gak penting dia siapa, lo gak perlu tahu."

Griselle menghembuskan nafas, tangannya menumpu kepala, memperhatikan wajah Katreena yang mulai memerah. "Lo suka sama cowok itu kan?"

"Ngarang lo, gimana bisa gue suka sama anak pembantu gue sendiri?"

Sejenak, Griselle nampak tersentak atas jawaban Katreena, sebelum kembali merubah raut wajahnya tenang. "Tapi lo keliatan cemburu, apa jangan-jangan alasan lo ngehindarin diri buat dideketin cowok lain karena ini?"

"Gak ada Selle, gue cuma gak terima dia kerja di orang lain, sedangkan dia dari awal udah bikin kesepakatan sama keluarga gue, dia harus ngelayanin keluarga gue sepenuhnya."

"Alasan lo gak masuk akal, dia butuh uang tambahan kali, kenapa lo harus marah?"

"Ya karena tenaga yang dia keluarkan cuma buat gue! Gak buat orang lain."

Griselle mengusap pelipisnya pelan, pusing dan tak mengerti dengan jalan pikiran Katreena. "Lo nyadar gak sih, lo suka sama dia Reen, sikap yang lo perlihatkan sama gue itu keliatan banget lo nahan cemburu sama dia."

Katreena bersidekap dada, ada sedikit rasa malu yang menghinggap didada saat ia tak bisa menahan perasaan cemburunya kepada Yasa. Sial, Griselle bisa secepat itu menangkap apa yang tengah Katreena rasakan.

"Gue pusing, terserah lo mau berasumsi apa, tapi- gue gak suka dia senyum sama orang lain."

"Pantesan aja cowok-cowok dikampus gak keliatan menarik dimata lo, tipe lo yang kayak gini rupanya."

Katreena tampak enggan menanggapi godaan dari Griselle, ia menunduk kepala sebelum suara seseorang menginterupsinya, dan tanpa berpikir panjang Katreena langsung mendongak seraya melayangkan tatapan tajam bak elang tengah kelaparan.

"Siapa yang suruh lo kerja disini?"

"Siapa yang suruh lo kerja disini?"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

New Cast:

New Cast:

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Hold It In (SELESAI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora