★ Chapter 2: Tawaran menarik

85 13 0
                                    

Kedua matanya membulat saat mendengar lelaki berotot yang menyebut ‘gay’ dengan santai tanpa merasa bersalah sedikit pun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedua matanya membulat saat mendengar lelaki berotot yang menyebut ‘gay’ dengan santai tanpa merasa bersalah sedikit pun. Tentu saja Naruto tidak terima, ia seratus persen masih normal—masih menyukai dua melon ketimbang sebuah sosis, toh ia sudah memilikinya, untuk apa menyukai orang lain yang memiliki sesuatu hal yang sama dengannya? Konyol.

Dengan kesal, kedua matanya mendelik tapi tetap membantu lelaki itu memakai pakaian. Berbanding terbalik dengan lelaki itu yang kini masih dengan santai memandang Naruto dengan tatapan dalam, seakan tertarik dengan reaksi Naruto ketika ia berusaha menggoda.

Setelah lelaki itu memakai pakaian. Ia duduk di atas kasur. “Aku Sasuke Uchiha,” ujarnya dengan nada sombong tapi Naruto tetap tidak peduli dan hanya menatap sebentar kemudian balik bertanya, “Kenapa kau ada di sini?”

“Seharusnya aku yang bertanya padamu. Ini rumahku tentu saja aku berhak berada di sini.”

“Tapi tempat ini sudah jadi milikku, aku sudah membelinya. Sebentar!” Naruto berlari keluar mengambil tas yang tergeletak di sofa, di dalam tasnya terdapat sebuah dokumen surat kepemilikan dan juga surat pembelian. Ia menunjukkan dokumen itu pada Sasuke. Awalnya Sasuke tentu juga terkejut tapi semakin lama ia tertawa terpingkal-pingkal membuat Naruto memandang bingung dan berpikir bahwa lelaki itu tidak waras.

“Kau ditipu,” ujar Sasuke menyerahkan kembali dokumen tersebut pada Naruto.

“Hah!?”

“Kau ditipu. Itu dokumen palsu, coba lihat baik-baik. Stempel yang digunakan tidaklah akurat ada beberapa kesalahan kecil yang bisa diteliti.”

Sasuke membantu Naruto menemukan keganjilan yang ada pada dokumen tersebut. Setelah mengetahui bahwa ia telah ditipu tentu saja Naruto merasa kesal, apalagi yang menipunya adalah teman terdekatnya sendiri. Menyebalkan. Ia segera mencoba menghubungi nomor telpon Kiba.

[“Maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif. Silahkan hubungi beberapa saat lagi.”]

Suara operator semakin membuat Naruto kesal setengah mati. Belum lagi rasa malu yang harus ia tanggung karena mengetahui fakta bahwa ia telah menerobos masuk rumah orang lain bahkan melakukan pengancaman dan juga penyerangan.

Sasuke melipat kedua tangan di depan dada sambil memandang raut Naruto dengan tatapan mengejek. Sebuah seringai muncul, ia juga menahan diri untuk tidak tertawa terpingkal-pingkal lagi.

Tidak lama Naruto terlihat lesu setelah menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku. Pikirannya juga kacau, sebab setelah ini ia harus tinggal di mana? Flat tempat tinggal lamanya telah disewa oleh penghuni yang baru dan kini ia juga tidak memiliki tabungan kembali untuk menyewa tempat tinggal bahkan sangat tidak mungkin untuk dapat membeli tempat tinggal yang baru.

“Maaf, saya sudah membuat keributan bahkan telah melukai anda,” ujar Naruto dengan sopan dan penuh perasaan bersalah. Ia juga mengutuk dirinya sendiri dalam hati karena telah melakukan tindakan bodoh sampai melukai orang lain.

Roommate | SasuNaruWhere stories live. Discover now