★ Chapter 3: Malam yang panjang

112 12 0
                                    

Setelah menghabiskan waktu menonton televisi-Sasuke masuk ke kamar diikuti Naruto, mengambil kasur lipat di dalam lemari, menyerahkannya pada Naruto untuk dihamparkan di atas lantai dekat ranjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah menghabiskan waktu menonton televisi-Sasuke masuk ke kamar diikuti Naruto, mengambil kasur lipat di dalam lemari, menyerahkannya pada Naruto untuk dihamparkan di atas lantai dekat ranjang. Kasur lipat tersebut berukuran minimalis, sangat empuk dan nyaman, Naruto merasa bersyukur setidaknya malam ini ia dapat tidur di tempat yang layak dan nyaman.

Tangannya mengelus-ngelus kasur lipat tersebut. Sangat lembut. Pasti harganya mahal secara Sasuke bukanlah orang sembarangan. Dilihat dari tampilan dan juga yang ada di dalam rumah; semuanya barang-barang mewah.

“Kau kenapa?” tanya Sasuke menatap bingung atas tingkah Naruto yang cukup aneh. “Kau tidak gila, ‘kan?”

Naruto berbalik menatap Sasuke dengan kesal tapi sebisa mungkin ia menahan diri agar tidak memaki lelaki di depannya. “Mohon maaf tapi saya sehat secara jiwa raga,” jawabnya disertai senyuman terpaksa.

Melihat ekspresi Naruto, Sasuke sedikit tertawa tapi kemudian ia mulai melangkah dan duduk di atas ranjang. “Sebelum itu, aku akan memberitahukan peraturan di rumah ini yang harus kau patuhi selama tinggal di sini. Tapi ... aku harus banyak berpikir, besok akan ku jelaskan secara detail tapi khusus peraturan tidur aku akan memberitahukan sekarang. Ingat baik-baik.”

Sasuke kembali berkata setelah diam memberi jeda. “Pertama, aku tidak bisa tidur jika berisik jadi jika kau seorang pendengkur aku sarankan tidur di luar.”

“Kedua, aku tidak suka tidur dalam kegelapan jadi lampunya akan tetap menyala sepanjang malam.”

“Dasar penakut,” cibir Naruto dengan suara pelan hampir tidak terdengar sehingga Kaivan yang seakan sadar dan berbalik menatapnya. “Apa yang kau katakan?” tanyanya dengan nada marah.

Dengan cepat Naruto menjawab, “Aku tidak mengatakan apapun.” Ia berkata seakan memang tidak melakukan apapun, bahkan raut wajahnya dibuat seakan kebingungan dengan pertanyaan yang Sasuke lontarkan.

Saat Sasuke telah berbaring di atas ranjang, ia kemudian melanjutkan peraturan yang disampaikan. “Ketiga, jangan pernah membangunkan atau menggangguku saat tertidur. Apa kau mengerti?”

“Ya, aku mengerti.” Naruto pun ikut berbaring di kasur lipat yang telah dihamparkan.

Meskipun sejujurnya ia tidak bisa tidur dalam keadaan terang, tapi sebisa mungkin ia tetap mencoba menutup mata setelah menemukan posisi tidur yang nyaman. Ia berharap semoga malam ini menjadi malam paling nyenyak dalam hidupnya ketika tertidur sebab kasur yang ia gunakan sangat empuk, lembut dan juga harum. Benar-benar kasur kualitas terbaik.

Namun, sampai Jarum jam telah menunjukkan pukul dua pagi. Naruto tak kunjung juga bisa tidur. Bagaimana ia bisa tidur dengan nyenyak jika seseorang yang tidur di ruangan yang sama dengannya terus membuat suara dengkuran yang amat keras. Belum lagi kaki panjang lelaki itu yang terkadang turun dari ranjang mendarat tepat di depan wajah Naruto yang tidur di lantai.

Roommate | SasuNaruWhere stories live. Discover now