01:00

20 2 0
                                    

"Besok aku masih harus sekolah, jadi tidur lebih awal bukan masalah, kan? lagi pun aku masih haid." Aku pun memutuskan untuk tertidur, terlalu bad mood untuk terjaga.

                          💠💠💠💠💠

Mentari yang indah kini tengah menemaniku berangkat  ke sekolah. Setelah tidur panjang, akhirnya pagi datang.

Hai! Masih ingat denganku, kan? Aisyah clesia adelion, itu namaku. Btw, tak terasa sekitar lima bulan lamanya aku telah bersekolah di SMAN Mahes sastra, sekolah yang terbilang favorite.

Dari TK hingga SD aku terbiasa bersekolah di Negeri dan menjadi culture shock saat melanjutkan jenjang di MTs, bertambah shock lagi saat aku diterima di SMAN Mahes sastra.

Dan entah keberapa kali aku shock, karena kini aku harus berlapang dada menerima kurikulum merdeka, asal kalian tahu projek kurikulum pertamaku telah selesai. Aku dan teman sekelompok juga sudah mengadakan pameran hasil projek.

Dan dari Otober lalu hingga Januari 2023 nanti, kami menjalankan dan membuat projek kedua. Yups, dalam dua semester kami diharuskan menyelesaikan tiga jenis projek berbeda dengan tema dan konsep berbeda. Begitulah sekilas tentang diriku dan kurikulum merdeka tercinta.

"Projek, ppt dan proposal itu sahabat kami semua!" Haha itulah semboyan anak kurikulum merdeka, sepertinya. Ada lagi semboyan dari anak SMA Mahes sastra yang berbunyi, "Tuhan ingin kamu kuat, maka dipulangkan jam setengah empat."

Aku masuk jurusan apa? Tidak ada, kurikulum merdeka menerapkan pembelajaran umum dan agama, IPA dan IPS pun juga kami pelajari semua.

Dan ... sayangnya saat projek pertama maupun kedua ini, aku tidak satu kelompok dengan lelaki bermarga Muhammad. Lelaki yang memenuhi relung pikiran dan hatiku selama empat bulan terakhir, sepertinya?

"Halooo!" Lamunanku pun sirna, kini aku berhenti di ambang pintu kelas dan menengok kebelakang, disana ada Rain yang baru saja menyapaku.

"Baru datang Cles?" Tanyanya, apa dia tidak melihatku yang tengah menggendong tas ini untuk masuk ke kelas? "Hum, ayo cepat duduk." Aku menarik tangan Rain untuk duduk di kursi kesayangan kami.

"Cles, pr Lo sudah selesai?" Tanyanya.

"Sudah."

"Lihat boleh?" Dia berdiam diri, menungguku memberi jawaban.

"Boleh. Jangan mirip-mirip tulisannya." Ucapku mewanti-wanti.

"Okee makasih." Rain tersenyum senang dan mengambil buku pr Biologiku.

"Awas aja kalau lain waktu kamu malah pelit memberi jawaban untukku, hum?" Ancamku main-main.

"Iya-iya, kalau lain waktu Lo mau lihat pr Gue bolehin deh." Rain pun tersenyum lebar dan kembali fokus menyalin jawaban dari buku pr-ku.

Cih! kemarin lusa aku minta penyelesaian rumus matematika saja tidak dikasih. Kenapa Rain ini sukar memberi contekan ya? tapi dia tak sungkan-sungkan untuk menyontek.

"Nah selesai. Nih Gue kembalikan buku Lo. Oi! Jangan melamun, Cles!"

Aku tersadar dari pikiranku dan mulai menyindir Rain, aku ingin melihatnya tertawa kikuk. "Iya sama-sama, Rain."

"Oiya, hehe. Makasih yaa."

"Iya-iya." Aku tersenyum dan mulai fokus ke layar handphone yang sedari tadi menganggur digenggamanku. "Oiya, Kelviano belum datang ya?"

"Oh belum. Kenapa tanya?" Balas Rain penasaran.

"Ga, cuma tanya aja." Rain mengangguk menanggapi alasanku bertanya.

"Saatnya memasuki jam pembelajaran pertama, mari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya dan dilanjutkan dengan berdoa. DING! DING! DONG!"

"Ayo! semuanya berdiri, lagu kebangsaannya sudah mulai tuh!" Siana memperingati kami semua untuk berdiri tegap sembari menyanyikan lagu kebangsaan. Setelah menyanyi kami lanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.

"Assalamualaikum, selamat pagi." Ucap seorang pria, dia adalah guru Biologi kami.

"Waalaikumsallam. Pagi, Pak!" Jawab kami serentak.

"Pr Biologi harap dikumpulkan di meja guru ya." Ucap Pak Arya untuk menginterupsi kami. Dengan bergegas kami pun mengumpulkan tugas di meja guru. Dengan cepat dan teliti Pak Arya mengkoreksi pr kami, setelah selesai Pak Arya meminta tolong agar dua anak membagikan buku pr kepada pemiliknya masing-masing.

"Woahh! Gue dapat 83 + 2. Kalau Lo, Cles?" Aku mengerutkan alisku mendengar pernyataan sekaligus pertanyaan dari Rain.

"Ha? aku 83, lho!" Sudah lah, aku bad mood dengan nilaiku. Bisa-bisanya Rain unggul 2 nilai, padahal dia ... menyontek padaku!  eh aku baru ingat! tulisan Rain rapi, tak heran dia mendapat dua nilai tambahan. Oke, aku rasa ini adil, karena aku akui, tulisan dokterku tak sebanding jika di adu dengan tulisan Rain.

"Baiklah anak-anak, mari kita pelajari materi di bab terakhir ini. Karena tiga hari lagi kalian sudah PAS. Siap kan, ya?" Tanya pak Arya kepada kami.

"Siap pak!" Jawab kami serempak.

Jember, 5 Desember 2022
ClaudiaOlivia286    

Who are you?Where stories live. Discover now