57. "What, menikah dengan duda?"

393 50 31
                                    

Seminggu berlalu, Jisung masih dirawat. Namun, anak itu ngeyel sedari tadi mogok makan jika Irene tidak datang ke rumah Winter untuk melamar gadis itu untuk Jisung.

Dan berkat ancaman dari Jisung tadi, kini Irene sudah berada di jalan bersama Jeno. Tentu saja, ia merayu dan membujuk anak itu memakan waktu yang sangat lama. Suho tidak tahu, soal ini. Lelaki itu sedang berada di luar negeri untuk mengurus masalah perusahaannya.

Irene memilih bungkam, tak ingin memberitahukannya. Itu semua ia lakukan, karena merasa takut jika Suho tak akan menyetujuinya bahkan akan menggagalkan rencana yang sudah mereka susun. Dan syukurnya Jeno juga tak memberitahu apapun pada ayahnya.

"Kamu tahu nak, ini tergantung dari Winter, apakah lamaran mu di terima atau di tolak," ujar Irene memulai pembicaraan.

"Hmm. Aku tahu. Lagi pula gak akan berpengaruh besar untukku. Di tolak ataupun di terima itu akan sama saja," balasnya dengan santai.

Mendengar ucapan sang putra, Irene menghela nafas panjang. Putranya itu masih terlihat enggan untuk menikah, padahal Jisung sangat membutuhkan sosok seorang ibu dalam hidupnya, meski bukan ibu kandungnya. Juga Jeno yang terlihat seperti pria kesepian yang melampiaskan semuanya dengan bekerja.

Menginginkan seorang ibu, mungkin bisa di bilang sudah terlambat. Karena Jisung bahkan sudah berusia empat belas tahun. Tetapi, bagi anak itu tak ada kata terlambat, selama keinginannya terpenuhi selama ia masih bernafas. Ada makna lain dari kata-kata yang di ucapkan nya. Sesuatu yang akan menjadi kejutan untuk keluarganya. Semoga tidak akan membebankan mereka.

****

Lain tempat, Winter sedang santai di rumah. Kebetulan, orangtuanya juga tak keluar dan tak sibuk. Mereka memilih duduk sembari menonton. Sebenarnya yang fokus hanyalah Winter, karena kedua orangtuanya tengah berperang dengan pikiran masing-masing.

Mereka berdua sama sekali belum mengatakan apapun pada Winter soal perjodohan itu. Mereka belum menemukan waktu yang tepat, juga belum melakukan berbagai hal, jika seandainya putri mereka itu malah memilih kabur karena berniat di jodohkan. Wendy kan tak ingin di tinggal oleh anak semata wayang.

Namun, telepon tiba-tiba dari Irene, yang mengatakan jika Jisung memaksa mereka agar segera datang untuk melamar mumpung hari libur. Hal tersebut membuatnya begitu terkejut, ia belum menyiapkan apapun. Kedatangan mereka begitu mendadak.

Irene melirik sang suami, meminta bantuan untuk memulai pembahasan tentang perjodohan itu pada Winter.

Chanyeol mengangguk singkat setelah mendekat kode itu.

"Winter, bagaimana sekolahmu," tanya Chanyeol basa basi.

"Baik kok, appa."

Kini gantian Chanyeol yang melirik Irene. Tugasnya sudah selesai untuk memulai pembicaraan. Dan selanjutnya akan di ambil alih oleh Wendy.

"Kan aku nyuruh dia buat memulai pembicaraan tentang perjodohan itu, bukan basi-basi masalah sekolah," misuh Irene dalam hatinya.

"Hubungan mu dengan Jaemin?" meski kesal dengan suami, namun ia tak punya banyak waktu untuk berdebat, biar nanti saja.

Yang terpenting sekarang, ia bisa mengatakan hal penting ini, sebelum nanti Irene dan Jeno sampai. Karena pasti akan sangat terkejut jika ia tak mengatakannya terlebih dulu.

"Baik juga, eomma. Jaemin sangat manis dan menjagaku saat di sekolah," balas Irene dengan tersenyum.

Helaan nafas Wendy sebagai respon, membuat Winter langsung menoleh pada ibunya.

"Apakah jawabannya salah? Mengapa irene malah bersikap demikian?"

"Ada apa eomma? Apa eomma tak suka?" tanya Winter memandang perubahan wajah ibunya.

Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)Where stories live. Discover now