"Terus, kita ngapain sekarang?""Turu"
Haruto hanya memutar bola matanya bosan ketika mendengar jawaban Junkyu, mana Junkyu jawabnya sambil ngerebahin diri diatas rumput, terus nutup matanya. Haruto ngelirik kearah Asahi yang lagi jalan mondar-mandir sambil megangin dagunya, tampak sedang berfikir. Kemudian tatapannya tertuju pada Jeongwoo yang juga menatapnya dengan tatapan bingung.
"G-gimana kalau kita balik ke tempat awal tadi?" Sahut Jeongwoo, matanya melirik kearah Asahi, Asahi yang mendengar itu seketika memberhentikan jalannya kemudian berbalik menatap kearah Jeongwoo, "Dan biarin Jaehyuk sendirian disini? Enggak."
"Jadinya sekarang gimana? Ngelawan orang-orang yang pake pedang itu terus nyelametin kak Jaehyuk?"
"Iya"
"Sinting"
Asahi membuang nafasnya kasar, dirinya masih berpikir bagaimana caranya menyelamatkan Jaehyuk dari pasukan bersenjata itu. Dirinya kini menyenderkan tubuhnya disalah satu batang pohon, sedangkan Junkyu, Jeongwoo, dan Haruto duduk diatas rumput. Lebih tepatnya Jeongwoo dan Haruto yang duduk, karena Junkyu sudah dalam posisi tiduran.
Srak!
Keempatnya melirik kearah salah satu semak-semak secara bersamaan. Kemudian menatap satu sama lain dalam diam, Asahi dengan cepat mengambil salah satu ranting kayu lalu menodongkannya kedepan, ia perlahan mendeket kearah semak-semak itu. Namun tiba-tiba saja, seekor landak keluar darisana. Keempatnya langsung membuang nafas lega melihatnya.
"Untung cuma landak, gue udah deg-degan kirain apaan tadi." Ujar Haruto sambil mengelus-elus dadanya. Landak itu terdiam sebentar, lalu dengan perlahan mendekat kearah Jeongwoo.
"Eh?" Kaget Jeongwoo, "Lucu banget, tapi serem ngeliat jarumnya."
"Jarum? Ini duri bodoh!"
"ANJRIT!" Jeongwoo langsung saja terjungkal kebelakang saking terkejutnya, "D-dia bisa ngomong?!"
Landak itu terlihat memutar bola matanya, ia melirik kearah Asahi dan membuat gerakan seakan-akan Asahi harus menghampirinya, Asahi yang mengerti tanda tersebut perlahan mulai mendekatinya dengan ragu-ragu.
"Kalian berempat. Bagaimana bisa beberapa anak Adam datang kembali setelah sekian lama?" Ujar landak tersebut sedikit kebingungan.
Mereka berempat saling menatap dengan tatapan bingung, si landak saja kebingungan, ya gimana sama mereka. Asahi segera maju kemudian berjongkok dihadapan landak tersebut, "Maaf sebelumnya, tapi kita harus pulang. Salah satu temen kita diculik sama beberapa pengawal kerajaan, kita harus cepet temuin dia dan bawa dia pulang."
"Diculik? Atas dasar apa?" Tanya landak tersebut.
"Kita juga gatau, tapi mereka manggil temen kita 'pangeran'." Jawab Junkyu.
"Pangeran? Hm... Maksud kalian yang mulia pangeran Kevin? Karena hanya ada satu pangeran didalam kerajaan Barat ini"
"Hah?" Keempatnya lagi-lagi kebingungan. Sang landak yang melihat itu hanya membuang nafasnya, "Bagaimana jika kalian istirahat terlebih dahulu dikediamanku? Hari sudah mulai gelap."
Jeongwoo yang mendengar itu menyenggol lengan Junkyu, membiarkan si tertua diantara mereka menjawab tawaran sang landak, bukannya cepat menjawab, Junkyu malah menatap kearah Asahi meminta jawaban. Melihat Asahi menaikkan kedua alisnya tanda bahwa ia setuju, Junkyu langsung membuang nafasnya pelan, "Oke deh."
Sang landak mengangguk, "Mari, ikut aku." Katanya sebelum memutar badannya dan berjalan terlebih dahulu, diikuti keempatnya pemuda itu dibelakang.
⊱⋅ n a r n i a ⋅⊰
"Pangeran..."
"BERAPA KALI GUE HARUS BILANG KALAU GUE BUKAN PANGERAN!"
Jake, pengawal pribadi pangeran membuang nafasnya pelan, ia berjalan kearah beberapa maid kerajaan lalu mengambil satu pasang baju yang dibawa maid tersebut dan menaruhnya diatas tempat tidur, "Nampannya taruh saja diatas nakas," Suruhnya. Setelah maid tersebut sudah menaruh nampannya diatas nakas, Jake membungkuk pelan, "Terima kasih, kalian boleh pergi."
Para maid itu juga membungkuk sopan lalu pergi meninggalkan Jaehyuk dan juga Jake yang berada didalam kamar sang pangeran. Setelah memastikan tidak ada lagi orang, Jake mengunci pintu kamar dari dalam, lalu dengan cepat menodong Jaehyuk dengan pedangnya.
"Katakan, siapa kau!"
Jaehyuk melototkan matanya, ia mengangkat tangannya dengan gemetar. Sedangkan Jake memincingkan matanya, masih dengan posisinya yang menodong Jaehyuk dengan pedangnya.
"Jawab!" Gertaknya.
"G-gue Jaehyuk!" Jawab Jaehyuk dengan tergagap.
"Dimana pangeran Kevin yang asli?!"
"Lah, gatau!"
"Bohong!" Jake memajukan badannya sehingga pedangnya kini hampir menyentuh leher Jaehyuk, yang membuat Jaehyuk menahan nafasnya dan memasang wajah ketakutan.
"Gue serius! Gue bukan dari sini, gue tiba-tiba aja ada disini!"
Jake masih terdiam, nampaknya ia sedang berperang dengan pemikirannya, "Buka bajumu." Suruhnya. Jaehyuk yang mendengar itu otomatis memetuk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya, "Ma-mau ngapain?"
Tanpa menjawab pertanyaan Jaehyuk, Jake berjalan mendekatinya lalu menarik sedikit kerah bajunya sehingga bahu Jaehyuk terlihat, melihat tidak adanya tanda disana, Jake memasukkan pedangnya kembali.
"Gue mau pulang, bantuin gue keluar dari sini." Seru Jaehyuk, serius deh, dia bener-bener mau pulang kerumah, dia takut diapa-apain.
"Kau tidak bisa kembali. Seorang pangeran tidak diperbolehkan keluar dari istana, apalagi menjelang pernikahannya dengan putri kerajaan Utara." Jawab Jake sambil mengambil sepasang baju satin yang tadi diletakkannya diatas tempat tidur, lalu memberikannya pada Jaehyuk.
"Tapi gue bukan pangeran!" Seru Jaehyuk, udah berapa kali dibilang, dia bukan pangeran tapi tetep aja pada gak percaya, apa karena muka dia ganteng banget kayak pangeran jadinya pada gak percaya?
"Saya tahu. Namun, kau memiliki wajah yang sangat mirip dengan pangeran Kevin, sehingga para pengawal kerajaan menganggap bahwa kau adalah pangeran Kevin yang telah melarikan diri dari istana"
"Hah?"
"Sekarang, saya meminta tolong sebesar-besarnya untuk kau berpura-pura menjadi pangeran untuk sementara waktu, karena jika mereka tahu bahwa kau bukan pangeran, mereka akan mengira kau penyusup kerajaan dan akan membunuhmu"
"Y-yang bener aja." Jaehyuk menanggapinya sambil tertawa canggung, namun melihat raut wajah Jake yang datar membuat ia meredakan tawanya.
"Tolong, ganti bajumu dengan benar. Saya akan mengajarimu apa yang harus kau perbuat nanti." Setelah menerima sepasang baju satin tersebut, Jaehyuk hanya bisa terdiam dengan raut wajah sedih.
Mamaa... Jaehyuk mau pulang aja, batinnya menangis.
⊱⋅ n a r n i a ⋅⊰
maaf ya baru bisa update huhuhu, aku lagi sibuk sama tugas dan ujian akhir ㅠㅠ
makin gajelas ga sih ceritanya?