O.8

876 157 13
                                    


"Ini rumah?"

Plak!

"Aduh! Kok dipukul sih?!"

"Sopan dikit." Tegur Asahi, sedangkan Jeongwoo hanya mengusap-usap belakang kepalanya yang baru saja dipukul Asahi, "Kan cuma nanya." Cicitnya pelan.

Keempatnya memandangi sebuah pohon besar yang didepannya terdapat sebuah pintu kayu berukuran sedang. Untuk ukuran landak kecil tadi, rumah ini terbilang cukup besar, bahkan sangat.

"Ini adalah kediaman keluarga besarku, kami tinggal disini bersama." Jelas sang landak, nampak paham dengan apa yang keempatnya pikirkan. Landak tersebut berjalan kedepan pintu lalu mengetuk pintu tersebut dengan durinya.

Selang beberapa detik, pintu tersebut terbuka, menampakkan seekor rubah berwarna jingga.

Terlihat dari raut wajahnya, bahwa rubah itu bingung melihat keempat manusia didepannya, saat hendak membuka mulut, landak tersebut lebih dulu berujar, "Nanti aku jelaskan, biarkan kami masuk dulu."

Saat memasuki rumah yang berada didalam sebuah pohon yang besar itu, keempatnya nampak takjub dengan keadaan didalamnya, banyak prabotan yang terbuat dari kayu dan juga batu, benar-benar seperti rumah pohon pada zaman dahulu.

" Silahkan duduk." Titah sang rubah sembari menunjukkan letak kursi yang bisa keempatnya duduki. Mereka berempat langsung terduduk diatas kursi panjang tersebut, agak sedikit sempit karena mereka memiliki badan yang besar semua.

"Jadi?" Tanya Asahi.

Si rubah mengerutkan alisnya, "Bukankah seharusnya aku yang bertanya? Siapa kalian?"

"Kita manusia." Jawab Junkyu sambil tersenyum manis. Rubah tersebut hanya menghela nafasnya kemudian menoleh kearah sang landak, meminta penjelasan.

"Mereka tersesat, salah seorang teman mereka diculik oleh pasukan kerajaan Barat, yang mengira dia adalah pangeran Kevin yang kabur." Jelas sang landak. Rubah tersebut hanya menganggukan kepalanya mengerti, ia kembali menatap keempat manusia didepannya yang sedang menatapnya dengan tatapan yang menurutnya bodoh.

"Lantas, untuk apa dibawa kemari?"

"Membantunya?"

"Aku tidak ingin membantu gelandangan"

"OASUUUUU, GUE BUKAN GELANDANGAN ANJRITTT." Suara Jeongwoo menggema di dalam rumah pohon itu.

Plak!

"Jaga mulut brodi." Ujar Junkyu sambil menutup mulut Jeongwoo, sedangkan Asahi menunduk pelan meminta maaf kearah dua hewan didepannya setelah menggeplak kepala Jeongwoo. Kedua hewan didepannya menatap satu sama lain, "Sekali ini saja, bantulah mereka." Pinta sang landak.

Rubah tersebut membuang nafasnya pelan lalu membalikkan badannya, "Menerobos masuk kedalam istana bukanlah hal yang mudah, lagipula, penjagaan disana akan diperketat karena pernikahan antara pangeran Kevin dan putri kerajaan Utara akan berlangsung sebentar lagi."

"Terus? Gimana caranya kita dapetin temen kita lagi?" Tanya Asahi.

"Kita harus menemukan pangeran Kevin yang asli terlebih dahulu." Jawab rubah tersebut.

"Hah? Tapi kita bahkan gatau itu pangeran ada dimana sekarang." Ujar Haruto bingung. Yang lainnya mengangguk setuju.

"Hanya ada satu cara untuk mengetahui dimana letak pangeran Kevin yang asli"

"Apa itu?"

"Kita pergi ke menara penyihir agung, disana kita akan mendapat informasi tentang keberadaan pangeran Kevin yang asli"

narnia | treasure ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt