2O. Kabarnya Semu

348 54 15
                                    

•••

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

•••

"Nggak ketemu juga."

"Udah coba cek lokasi terakhir dia?"

"Nggak bisa. Ponselnya mati, Bang."

Jayden menggebrak stir mobilnya, pemuda itu berdecak kesal. Yang lain juga tampak kebingungan. Nyatanya, mereka bertiga telah mencari ke segala sudut kota, menelusuri sepanjang arah yang senantiasa dilalui Juan untuk pulang ke rumah. Namun, hasilnya nihil. Tidak ada titik terang atau clue sedikitpun yang mereka dapatkan.

Sedangkan, jam telah bergulir ke pukul lima pagi, sudah dua jam mereka menelusuri.

"Ada yang nggak beres, pasti sesuatu terjadi sama dia selama perjalanan pulang." Sean memberikan pendapatnya.

"Coba telepon Satya atau Jaki, siapa tahu mereka udah punya informasi," suruh Jayden.

Hendak saja Sean berselancar di ponselnya mencari kontak Satya, tiba-tiba pintu mobil diketuk dari luar. Mereka bertiga langsung mengarahkan pandangan, rupanya dua orang itu yang mereka tunggu sedari tadi.

"Gimana?" Tanya Jayden secara mendesak setelah ia membuka kaca mobilnya.

Satya menggelengkan kepala. "Nggak ketemu, tapi kita baru saja dapet informasi dari warga katanya ada kecelakaan tunggal. Anehnya waktu mereka cek lokasi, yang ada cuma bangkai motor nggak ada orangnya."

Jayden sontak membelalakkan mata. "Hah?! Lo udah cek motornya?"

Jaki segera menimpali, "Belum. Katanya sih udah dipindahin bangkai motornya."

"Kita cek sekarang," timpal Jayden, ia segera menyalakan mesin mobilnya.

"Bang? Lo nggak berpikir itu Jagara dan korbannya Juan, kan?" Sahut Riki tiba-tiba.

Suasana mendadak kembali tegang. Semuanya hening dalam beberapa saat. Jayden tampak menarik napas panjang seraya berujar, "Gue berharap nggak. Tapi cuma ini informasi yang kita tahu. Jadi, mau nggak mau kita harus cek ke sana biar ada titik terang."

Yang lain akhirnya mengangguk. Lagi pula, mereka tak punya cara lagi.

•••

Ada sedikit goresan di trotoar, hujan semalam rupanya telah menutup jejak-jejak kecelakaan. Di seberang sana, tampak ada seorang pria di sebuah bengkel yang sudah buka, langsung saja mereka menghampiri bapak-bapak tersebut, meminta keterangan.

"Permisi Pak, mau tanya, bangkai motor kecelakaan malam tadi dipindahin ke mana, ya?"

Bapak itu segera menghentikan kegiatannya. Ia mengelap tangannya yang dipenuhi bercak-bercak hitam karena oli. Ia mengulas senyum ramah sembari menawarkan, "Mau saya antarkan, Mas?"

"Memangnya nggak merepotkan, Pak? Kelihatannya Bapak lagi sibuk benerin motor."

"Oalah, nggak sama sekali, Mas. Siapa tahu, korbannya itu salah satu teman yang Mas cari. Tapi ya, Mas, menurut saya kecelakaan itu janggal sekali."

Kau Rumahku, JuOnde histórias criam vida. Descubra agora