Baji Keisuke

852 78 0
                                    

Baji menggaruk kepalanya saat melihat soal-soal yang ada didepannya. Saat ini dia mendapatkan kelas tambahan dari sang kekasih atas usulan guru. Karena nilai ujian dia jelek semua, jadi Minggu depan dia akan remidi dan yang membimbing Baji sebelum remid adalah Y/n.

Sedangkan kesabaran Y/n yang setipis tissue sedang diuji oleh laki-laki di depannya. Entah kenapa sangat sulit mengajari si Baji ini. Dia sudah menggunakan beberapa metode yang dia tau, tapi hasilnya tetap sama.

"Kau tinggal memasukkan rumus yang kuberikan tadi Kei.. " ucap Y/n dengan nada selembut mungkin.

"Rumus yang mana? Memangnya kau memberiku rumus?" Celetuk Baji.

Y/n menggulung buku yang ada di depannya lalu memukul kepala sang kekasih dengan (keras) sayang. "Makanya kalau punya otak jangan dijadiin pajangan doang!!!" Hardiknya.

Baji kesal mendengarnya, dia melepaskan kacamata belajarnya lalu bersandar di kursinya. "Sudahlah aku menyerah saja!!!"

Y/n mendelik, "Apa-apaan itu! Jangan buang-buang waktu! Minggu depan kau ada remidi! Kalau kau gagal lagi, kau akan menghancurkan rencana liburan kita ke Hokkaido tau! Apa kau lupa?"

Baji terdiam, dia baru ingat kalau sudah membuat janji berlibur ke Hokkaido bersama Y/n setelah ujian semester 1. Tapi dia benar-benar tidak tau harus bagaimana supaya dia mengerti soal-soal yang ada dihadapannya sekarang!!!

"Aku lapar, bagaimana kalau kita lanjut di rumahku setelah makan?" usul Baji.

Y/n melipat tangannya,'"Aku ada bimbingan akhir semester jam 7 nanti, jadi tidak bisa" jawabnya.

Alis Baji mengkerut, "Ini masi jam setengah 4, masih jauh jam 7 nya"

Y/n sebenarnya bukan tidak mau, tapi dia malas untuk buang-buang waktu. Dia harus mengambil jalur memutar kalau dia ke rumah Baji.

"Ayolahhh.. Akan ku traktir yakisoba" bujuk Baji.

Lihatlah tampang melas itu, Y/n sangat tidak tega jika lama-lama menatapnya. Dia sebenarnya kasihan dengan otak pacarnya yang kecil seperti udang, tapi mau gimana lagi dia tetep sayang.

"Baiklah.. tapi kau harus selesaikan semua soal itu dalam 2 jam, oke?"

Baji menampilkan giginya yang rapi, "Deal!!!"

..

"Aku sebenarnya terpikir sesuatu" kata Baji memecah keheningan di kamarnya.

Saat ini mereka berdua ada di kamar Baji. Y/n berbaring di kasur sambil membaca buku pelajarannya, sedangkan Baji duduk di bawah mengerjakan soalnya.

Tanpa menoleh Y/n menanggapi, "Apa itu?"

"Kalau jawaban ku dari soal ini banyak yang benar ketimbang yang salah, kau harus mencium ku"

Y/n langsung menoleh dan mendudukkan dirinya. "Apa-apaan itu, aku gak mau!"

Baji mempoutkan bibirnya, "Cihh.. padahal kalau diiyain aku yakin bakal bisa mengerjakan semua soal ini"

Y/n berpikir sejenak. Sebenarnya dia senang kalau Baji bisa menyelesaikan tugasnya, tapi tidak dengan bayarannya.

"Lalu kalau sebaliknya, apa yang aku dapatkan?"

Baji berpikir sejenak, "Hmm.. Kau boleh menggunakan seluruh uangku untuk shopping "

"Deal!!!" Tanpa pikir panjang Y/n meniyakan tawaran Baji. Sekarang dia malah berharap Baji tidak bisa menjawab soal-soal itu. Dasar otak perempuan kalau udah denger kata shopping langsung lupa segalanya.

Setelah mendapatkan respon bagus dari sang kekasih, Baji sekarang semangat mengerjakan soal-soalnya. Bahkan dia tidak mengeluarkan suara sedikit pun saat mengerjakan, membuat Y/n terheran-heran. Kenapa kalau ada taruhannya aja si Baji bisa seserius itu. Kenapa gak dari lahir aja.

Setelah hampir dua jam, sesuai perjanjian, Baji menyelesaikan soal matematikanya. Dia menyerahkannya ke Y/n dan membiarkannya mengoreksi.

Alis Y/n mengerut saat mengoreksi jawaban Baji, dia menyamakan beberapa kali dengan hasil yang sudah dia siapkan. Tanpa di duga semua soalnya hampir seluruhnya benar. Y/n tidak percaya kalau Baji bisa melakukan hal di luar angkasa seperti ini. Sepertinya dia harus tumpengan karena otak Baji sekarang bukan buat pajangan lagi.

"K-kau hanya salah 4, dari 25 soal. Kau menyontek ya?!" Tuduh Y/n masih dengan nada tidak percayanya.

"Enak saja! Aku kerjakan sesuai ajaranmu tau!"

Y/n memicingkan matanya sesaat, sedangkan Baji memasang wajah menantangnya. Akhirnya Y/n menghela napas, "Baiklah aku percaya"

Baji mengangkat kedua tangannya bersorak riang seperti anak kecil, "Berati aku yang menang!!!!"

Y/n menggerutu kesal, "Kenapa gak dari dulu kayak gini?"

Baji mendengar itu, "Aku membenci hal-hal rumit" jawabnya singkat setelah menjatuhkan dirinya kekasur.

Y/n tersenyum mengejek, "Aku lupa kalau otakmu hanya 12kb"

"Yang penting ayank aku pinter"

Y/n sweatdrop mendengarnya.

"Aku mau berangkat bimbingan" Setelah itu Y/n berberes ingin segera angkat kaki dari sana. Tapi tiba-tiba tangan Baji menahannya. Dia memperlihatkan cengirannya.

"Apa kau lupa dengan janji yang kita buat 2 jam lalu?"

DAMN!

Y/n meruntuki dirinya. Dia tiba-tiba sangat menyesal mengiyakan tawaran Baji. Dia menjadi gugup sendiri. "A-aku tidak melupakannya kok, cuma lain kali aja ya, aku buru-buru"

Tentu saja bukan Baji namanya kalau dia mendengarkan kata-kata Y/n. Dia menarik Y/n hingga duduk di pangkuannya. "Janji adalah hutang, hutang harus dibayar, apakah aku salah?"

Y/n langsung panik, dia tidak tau harus berbuat apa dan tidak tau bagaimana caranya kabur.

Sedangkan Baji sangat menikmati wajah panik Y/n yang membuatnya gemas. Jarang bisa membuat perempuan di depannya ini berada di situasi terpojok seperti sekarang. Dia terlalu percaya diri dan energik sehingga membuat Baji kadang dibuat mengalah. Tapi tidak untuk hari ini.

Baji meraih dagu Y/n dengan lembut, Y/n juga tidak menolak, tapi matanya menatap arah lain, wajahnya memerah dan dia tidak berani menatapnya. Saat Baji semakin mempersempit jarak, Y/n menutup matanya rapat-rapat.

Setelah beberapa detik, Y/n tak kunjung merasakan apapun. Dia memberanikan diri untuk membuka satu matanya dan melihat Baji yang menahan tawanya. Dia mengerjapkan matanya.

"Ke-kenapa?" Tanya Y/n.

Akhirnya Baji tidak tahan lagi dan tertawa sambil memeluk Y/n. "Wajahmu terlihat sangat tegang, aku jadi tidak tega untuk melakukannya"

Wajah Y/n tambah merah mendengar itu, bukan karena panas, tapi dia malu. Sejujurnya mereka hanya pernah berciuman sekali, itupun menurut Y/n sebuah insiden tak terduga.

"Le-lepaskan! Aku harus segera bimbingan!"

Akhirnya Baji melepaskan pelukannya lalu mengusap kepala Y/n dengan sayang. Baji tersenyum lalu mencium pipi Y/n sekilas. "Aku akan mengantarmu"

..

Setibanya di tempat bimbingan, Baji membantu sang kekasih melepaskan helmnya. Di depan sana sudah sangat ramai menandakan kalau sebentar lagi bimbingannya akan dimulai.

"Aku akan menunggu mu, telpon saja kalau sudah selesai" kata Baji.

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri, kau istirahat saja" tolak Y/n halus karena dia tidak ingin merepotkan Baji lagi. Hari ini Y/n mungkin akan pulang telat.

Baji mengusap lembut surai Y/n yang sedikit berantakan, "Aku ada hutang mentraktirmu yakisoba, jadi setelah kau selesai, kita makan yakisoba"

Y/n tidak bisa menolak lagi, akhirnya dia mengiyakan. "Oke, kalau gitu sampai ketemu satu jam setengah". Saat Y/n akan menjauh Baji menariknya. "Apa lag-

Cup

Baji mencium sekilas ujung bibir Y/n lalu nyengir, "Sampai jumpa satu jam setengah"

Setelah loading beberapa saat Y/n mengangguk dan segera berlari supaya Baji tidak melihat wajahnya yang memerah.

-End-

Jangan lupa vomment 😉

Karakter Tokyo Revengers x Readers [COMPLETE]Where stories live. Discover now