-Caxyous-

193 19 60
                                    

Hwaii, Chaens!! Matcha publish lagi Caxyous Love, nih. Ada perubahan alur yang Matcha ubah, tapi masih rahasiaa 🤭

Kalian siap baca? Siap, dong.

Ayooo, bacaaa!!

m
a
t
c
h
a
i
t
t
e
~happy reading~
@ve.matchaley









"Sayang, dengerin aku dulu."

"Apa yang mesti gue dengerin, sih? Semuanya udah jelas. Gak perlu lo jelasin lagi pakai kata-kata busuk lo!"

"Lo? Berubah panggilan lagi, nih? Oke, fine!"

Carina pusing. Pagi-pagi harus mendengarkan perdebatan antar dua insan yang menjalin asmara. Niat hati nongkrong di depan kelas sambil nunggu bel masuk, malah menjadi bosan.

Sebuah tangan tiba-tiba saja berada di bahunya. Terkejut? Tidak. Carina tidak mudah terkejut. Dalam jarak 20 cm, jika ada seseorang yang mendekat, apalagi di bagian sekitar lehernya, termasuk bahu, ia bisa mengetahui keberadaannya dengan merasakan angin yang terasa berbeda. Jadi, tidak terkejut lagi.

"Ck, lo kebiasaan banget ngelamun. Kenapa, sih?" decak Galaxy. Mengambil posisi untuk duduk di sebelah Carina.

Cowok dengan rambut hitam pekat itu duduk di samping Carina, tidak benar-benar tegap. Kakinya ia bagi di dua wilayah tempat yang berbeda. Karena Carina dan dia duduk di bangku depan kelas, jadinya salah satu kakinya berada di kanan, dan satunya berada di kiri. Secara detailnya, jika dilihat dari segi pandang Carina, Galaxy menghadap ke arahnya, namun, ia memandang ke depan. Mereka tidak berhadap-hadapan.

"Lo ganggu ketenangan gue, Xy!" kesal Carina, hendak beranjak. Namun, tangannya ditahan oleh Galaxy.

Carina menatap pergelangan tangannya yang dicengkeram alus, atensinya bertemu dengan netra legam Galaxy yang memandangnya sedikit aneh. Tatapan yang biasa Galaxy tunjukkan padanya, hanya saja Carina tidak mengerti apa maksudnya.

"Lo di sini aja. Nunggu bel bunyi, kan?"

Carina mengangguk, mau tak mau ia harus duduk kembali. Canggung. Itu yang dirasakan sekarang. Mereka tidak ada yang saling membuka suara, entah bertanya atau menyeletuk.

Carina asik melihat ke lapangan, di mana Mars yang biasa mengapeli lapangan basket. Mars, panggilan cowok yang bernama Marsean, anggota club basket yang ada di sekolahnya. Cowok itu gemar bermain basket. Tidak tahu waktu dan akan melupakan segalanya. Jika di tangannya sudah memegang bola, lalu berhasil memasukkannya ke dalam ring, ada rasa senang di hatinya. Itu hal yang biasa. Menjadi candu bagi Mars.

Sedangkan Galaxy diam-diam menatap Carina dari samping. Melihat pipi Carina yang setengahnya tertutup oleh rambut. Cantik. Deskripsi pertama yang akan diucapkan Galaxy bila ditanya soal Carina.

"Woi, bocah! Gua panggil dari kejauhan 100 kilometer kagak ada yang nyahut!" sentak seseorang yang baru saja datang.

Keduanya –Galaxy dan Carina– terkejut. Janus datang berteriak di tengah-tengah mereka. Tidak keras, namun, memekikkan gendang telinga.

Carina yang masih bete, mencari kenyamanan, tapi belum ia dapatkan. Suara Janus benar-benar membuatnya semakin kesal. Moodnya di pagi hari hilang sejak berangkat sekolah.

"Berisik, Dor!" celetuk Galaxy, menyumpal daun di mulut Janus.

Janus ingin mengunyahnya, saat sadar bahwa itu bukan makanan, segera dimuntahkan saja. Menatap sinis Galaxy yang terbahak-bahak menertawakannya.

CAXYOUS LoveWhere stories live. Discover now