17. Masalah?

2.8K 446 32
                                    

di dalam ruang yang sangat luas senior dan mahasiswa baru berkumpul untuk menghadiri seminar. tak terkecuali ashel yang cuma ikut - ikutan suaminya aja.

disana ashel memilih kursi belakang karena adel yang memintanya. ternyata adel takut gugup ketika mengisi acara seminar jika ashel duduk di bangku depan dan melakukan kontak mata dengannya.

dan ashel pun menurut, ia juga tidak mau mengacaukan seminar yang sudah di siapkan matang matang oleh suaminya.

istri dari rava adelio hapsari itu hanya duduk memperhatikan lalu lalang mahasiswa dan mahasiswi yang datang, hingga suatu ketika dia di sapa oleh mahasiswa disana.

"permisi, boleh duduk disini?" ucap seorang mahasiswa bersuara berat.

ashel yang tengah diam pun akhirnya mendongak mencari siapa pemilik suara berat itu.

ashel membulatkan kedua bola matanya kala melihat sang pemilik suara tadi melempar senyum yang sangat manis kepadanya, sosok yang sangat familiar, membuat ashel tiba - tiba tergagap ketika mengeja namanya.

"ze-zeandra?" ucapnya

"iya, aku gak nyangka ketemu kamu disini" balas zee

"duduk zee, duduk di sini" ucap ashel menepuk kursi kosong di sebelahnya

zee pun menduduki kursi kosong di samping ashel, ia menatap pujaan hatinya sangat dalam membuat ashel sedikit canggung

saat canggung ashel mempunyai kebiasaan unik yaitu mengusap - usap punggung tangan kirinya. zee yang sudah kenal betul dengan perempuan itu bisa membaca gelagatnya

zee melirik tangan kiri ashel, ia melihat cincin yang melingkar di jari manis ashel membuat dirinya sedikit tertampar bahwa ia harus sadar pujaan hatinya itu telah menjadi istri orang lain.

"kamu kesini sendirian?" tanya zee

"ah engga aku sama suami aku, dia disana" jawab ashel sembari menunjuk ke arah adel

"wah hebat, ternyata suami kamu yang bakal ngasih materi di seminar kampus ini" balas zee

"iyaa" ucap ashel tersenyum kecil

"boleh senyum lagi?" tanya zee tiba tiba mengalihkan topik

"maksudnya?" balas ashel tak mengerti maksud zee

"aku kangen lihat senyum kamu shel, maaf kalo aku lancang" timpal zee

"kalo boleh jujur, aku juga kangen sama kamu zee" ucap ashel

"emmm sekarang keadannya jauh lebih rumit, ada tembok pembatas yang tinggi di antara kamu dan aku" ucap zee

"tembok apa yang kamu maksud zee?" bingung ashel

"status kamu yang sekarang jadi istri orang lain, aku bingung semakin aku sadar kamu milik orang lain semakin susah buat aku ngelupain kamu" jelas zee

"asal kamu tau zee, ini juga berat buat aku. tapi gimanapun melupakan perasaan yang pernah ada di antara kita itu adalah jalan yang paling baik untuk saat ini" balas ashel

"kamu bener shel, gak mungkin juga aku bawa istri orang kabur dan mengatasnamakan cinta untuk melakukan hal itu" ucap zee

ashel menepuk bahu zee

"zee maafin aku, maafin aku yant udah rusak semua ekspetasi kamu akan hubungan kita setelah aku berumur 19 tahun" ucapnya

"gapapa shel, lagi pula kamu jatuh ke tangan pria yang tepat. dia dokter yang bijaksana, persis seperti tipe ideal kamu kan" balas zee

"sekali lagi aku minta maaf ya zee, sekarang aku minta kamu berhenti. tolong jangan harapin apapun lagi dari aku" pinta ashel

zee menghela nafasnya lalu tersenyum paksa

"karena kamu yang minta aku bakal berusaha buat gak lagi rindu sosok kamu" ucap zee

"makasih ya, kamu paham gimana maksud aku. aku cuma gak mau kamu terus - terusan luka karena hal itu" balas ashel

"tapi ada satu hal yang mau aku lakuin dan itu butuh persetujuan kamu" ucap zee

"apa?" tanya ashel

"aku boleh peluk kamu buat yang terakhir?" tanya zee

ashel pun hanya mengangguk kecil, setelah itu zee memeluk ashel erat sambil membisikan sesuatu ke telinga ashel.

"janji sama aku, kamu harus bahagia" bisiknya

tanpa mereka sadaru, adel melihat mereka berpelukan. acara seminar sebentar lagi di mulai, namun tiba - tiba ada yang membuat adel naik pitam.

ia berusaha menahan emosinya saat ini hingga acaranya selesai.

"ashelia berani - beraninya kamu" batinnya

tbc.
votenya banyakin

My Husband Is A DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang