bab 26

3.7K 185 11
                                    

.....................

"Mama, apa kita akan pulang kerumah?."

Chirs memandang wajah cantik bunda-nya dengan pandangan bertanya. Sedangkan Cilla, gadis mungil itu sedang asik dengan mainan boneka yang diberikan oleh Mayer sebelum mereka pergi meninggalkan rumah besar tersebut.

"mama rasa begitu..."

Ami menjawab ragu, ia bingung harus menyebut rumah Christopher sebagai rumah mereka atau tidak.

Selepasnya hening, Chris kecil tidak lagi bertanya saat melihat raut aneh yang terpatri diwajah bunda-nya. Ia memilih mengalihkan pandangannya kearah kaca mobil melihat pohon-pohon di sepanjang jalan yang entah kemana akan berakhirnya.

Sama dengan sang bunda yang terlarut dalam diamnya.

Ami terus berpikir.

dan semakin ia berpikir.

semakin banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya.

Pertanyaan yang tak bisa ia jawab dengan akalnya.

Ami dapat merasakan suatu kepingan hilang dari ingatannya. Seolah ia telah melupakan sesuatu yang begitu penting dihidupnya.

ia begitu penasaran, namun takut disaat bersamaan tentang apa yang hilang tersebut.

Amia kemudian memeluk Cilla dengan hati yang penuh bimbingan tanpa menyadarinya Christopher yang terus memandanginya lekat dari kursi depan.

..............................................

Iris mengetuk rumah yang tak asing baginya. Wajah pucat wanita itu tak mengalahkan keanggunannya dengan balutan dress hitam selutut ia kenakan.

Terdengar suara perempuan yang berkata "sebentar" dan beberapa saat kemudian pintu terbuka menampilkan wanita dewasa dengan baju santai nya memandang heran kearah Iris.

"kebetulan sekali!!."

Natya langsung memeluk Iris hangat, dan mempersilahkan wanita itu masuk kedalam rumanya. Tubuh Iris menegang saat Natya memeluknya. Pelukan itu membuat nyali di hatinya menciut. Iris kembali berpikir, haruskah ia menceritakan semuanya, tentang apa yang telah ia lakukan kepada Amia dan tentang Jason yang masih hidup kepada Natya?.

Natya mempersilahkan Iris duduk, dan bergegas ke dapur sebagaiman tuan rumah saat mereka kedatangan seorang tamu.

"Kau ingin minum apa, Iris."

"Kaka, aku-" tangan Iris langsung mencegah Natya yang akan pergi meninggalkannya.

Natya menatap Iris bingung, ia kemudian memandang wajah wanita cantik itu dengan seksama. terlihat jelas warna hitam dibawah matanya, wajahnya pucat dan tentu tubuh semampai-nya yang terlihat mengurus.

"Apa kamu sedang ada masalah, Irisha?."

Natya duduk disamping Iris, mengelus lembut wajah wanita cantik itu dengan sayang. Iris sudah seperti adik-nya sendiri. Ia begitu menyayangi kedua-nya, Iris maupun Amia.

Iris masih dalam bisunya. mulutnya seakan terkunci rapat. Iris takut, ia akan dibenci oleh Natya jika wanita itu mengetahui semuanya.

"Apa ini ada hubungan-nya dengan suamimu?."

Deg

Jantung Iris berdetak lebih kencang, tanpa Iris sadari ia menangis dan langsung memeluk Natya. Tangisan itu begitu pilu seolah ini pertama kali bagi Iris untuk menangis seperti itu.

"Kau bisa menceritakannya kepadaku-"

"-hiks hiks, bu-bukan, bukan..."

"Oh, sayang-"

POSSESSIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang