Chapter 12. Kehancuran Tempest.

283 39 1
                                    

Kota yang penuh kedamaian dan tawa itu menjadi hening dengan kobaran api dimana-mana, hujan mulai turun sedikit demi sedikit hingga menjadi hujan lebat dengan gemuruh petir yang menyusul.

Tidak ada tanda tanda kehidupan yang tersisa di Tempest, darah bisa di lihat berceceran dimana-mana, mengalir karena air hujan mengenainya. Hanya satu orang yang tengah berdiri diam tak bersuara dengan banyak darah yang menutupi sebagian tubuhnya.

Rimuru melihat ke arah tangannya sendiri yang berlumuran darah, segera di hapuskan oleh air hujan yang turun. Wajahnya masih tetap tidak berubah sama sekali, itu datar seperti biasanya. Azatoth juga merasa kekecewaan yang besar karena dia pikir ini akan mengguncang mental Rimuru, sehingga dia lebih mudah untuk mengekstrak dengan cepat inti dari jiwa Rimuru.

Dunia di landa oleh kekacauan oleh hilangnya Tempest, negara Adidaya yang menopang seluruh perkembangan negara yang bekerja sama dengannya.

Tidak terpikirkan oleh mereka kalau negara Monster yang tak tergoyahkan tersebut di hancurkan oleh tangan tuan dari para monster itu sendiri. Para manusia tidak tau nasib mereka selanjutnya, apakah mereka juga akan ikut di musnahkan.

Semua itu terjadi dalam sekejap tanpa adanya perlawanan dari pihak Tempest, semuanya meledak dari dalam tanpa tau apa penyebab nya.

Hingga Veldora, tiba di sana melihat sekitar dengan wajah yang sangat syok. Setelah kepergian Rimuru yang tiba-tiba, dia mengikuti dengan cepat, namun ketika dia sampai di sini. Semuanya sudah terlambat. Langkahnya terhenti ketika dia menatap sosok yang dia kenal.

"Rimuru ...."

Rimuru yang terpanggil, sedikit mengangkat kepalanya. Memperlihatkan wajah cantik dan menawan dari nya, namun terdapat noda darah yang menempel di sana.

Secara bersamaan, para member Octagram juga datang bersama 2 naga sejati kakak dari Veldora.

"Apa yang sebenarnya kau pikirkan?" Guy memandang sekitar melihat Tempest yang sudah hancur lebur.

"'Aku tidak terlalu perduli dengan kursi raja iblis, aku hanya ingin membuat negara yang damai. Jadi, entah itu manusia, raja iblis, ataupun gereja suci barat. Jika mereka menggangu kedamaian ku, aku akan menjadikan mereka sebagai musuh ku' itulah yang kau katakan saat pertemuan pertama kita. Apa negara Tempest telah menggangu kedamaian mu, Rimuru? Negara yang kau buat sendiri!?" Guy mengingat dengan jelas apa yang di katakan Rimuru di pertemuan pertama mereka kala walpurgis saat itu.

"Rimuru, ini bohong kan!?" Suara Milim berteriak hendak menangis. Dia ingin mendekat ke arah Rimuru.

"Tunggu Milim!" Guy menghentikannya, begitu pula dengan Velzard yang berada di sisinya.

"Rimuru ...," Ramiris hanya bisa mengucapkan namanya dalam diam, terbang di sisi Milim dengan raut khawatir.

Sementara itu demon lord yang lainnya hanya menyimak, Luminous juga terlihat tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Dia sangat tau betapa Rimuru menyayangi negara Tempest yang dia buat.

"Rimuru ..., Apa yang terjadi, apa dia mengendalikan mu!?" Suara Veldora sedikit bergetar, dia tidak ingin percaya kalau semua ini dilakukan oleh kehendak Rimuru sendiri.

"Tidak ada alasan khusus, aku hanya ingin melakukannya." Rimuru membalas dengan datar, seolah tidak peduli dengan semua hal yang terjadi sebelumnya.

"Oi ..., Jawab pertanyaan ku dengan benar, tidak lucu bercanda di situasi seperti ini." Veldora menahan amarahnya, suaranya bergetar dengan aura yang dingin.

"Kepergian mu selama seribu tahun, apa kau merencanakan semua ini!?" Guy bertanya dengan mata yang menyipit. Rasanya mustahil jika Rimuru ingin berbuat seperti itu.

Namun bukan Rimuru yang menjawab pertanyaan nya, Veldora melirik Guy dengan wajah penuh amarah.

"Diamlah, sialan!! Aku sedang berbicara dengan Rimuru."

Guy menatap Veldora sesaat, namun sepertinya dia menyadari kalau naga bungsu yang ada di depannya ini telah kehilangan ketenangan nya. Jadi dia hanya diam untuk tidak menambah masalah, Velzard juga sempat ingin berbicara. namun setelah melihat wajah Veldora yang sepertinya tidak bercanda, dia mengurung kan niatnya.

"Aku sudah bilang Veldora, aku tidak di kendalikan oleh siapapun. Cepat atau lambat Azatoth akan dapat mengambil alih tubuhku dan dia pasti akan membunuh semua orang di sini. Jadi sebelum itu terjadi, lebih baik aku yang membunuh mereka dengan tangan ku sendiri. Selanjutnya aku akan menghancurkan dunia ini."

"Huh!?" Tangan Veldora terkepal dengan gemetar, rasanya dia benar-benar akan menjadi gila karena jawaban Rimuru. Apalagi Rimuru berbicara dengan wajah tanpa emosi nya, itu menjadi bahan bakar baginya.

Para demon lord dan juga true dragon terkejut ketika Rimuru bilang ingin menghancurkan dunia yang di ciptakan oleh Veldanava. Mereka tau bagaimana kekuatan dari Rimuru, mereka tau tingkat ancaman yang akan di sebabkan Rimuru jika dia menjadi musuh.

"Rim–."

"KU BILANG DIAM!!!"

Milim ingin berbicara, namun teriakan Veldora yang penuh dengan amarah menghentikan nya. Mata Veldora sudah memerah dengan banyak urat yang menonjol di kepalanya. Aura yang di miliki Veldora bocor begitu saja membunuh banyak makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Untung saja Guy dengan cepat membuat penghalang yang mengelilingi Hutan Jura, jadi kerajaan manusia maupun dwarf yang dekat dengan hutan Jura tidak akan terbunuh karena tekanan dari aura Veldora yang meledak.

Hutan Jura yang terbentang luas, wilayah paling makmur karena kekayaan alam. Itu hancur seketika hanya karena aura yang di keluarkan oleh Veldora, tanaman dan pohon menjadi layu. Pegunungan mengeluarkan semburan lahar dengan letupan yang sangat keras. Langit berputar di sekitar Veldora berdiri dengan gemuruh petir yang semakin membesar.

Semua merasakan kenegerian dari sang naga badai sesungguhnya. Kedua kakak dari Veldora juga menyadari bakat dari Veldora yang dapat melampuai kakak tertua mereka, namun aura yang dia keluarkan sekarang benar-benar tidak masuk akal. Lebih tidak masuk akal lagi dengan seorang gadis dengan rambut biru keperakan yang tidak bergeming sama sekali. Meskipun melihat malapetaka berjalan yang sedang penuh dengan amarah, tepat di depannya.

Guy juga menyadari, penghalang yang dia buat cepat atau lambat akan hancur karena tekanan yang terlalu tinggi.

"Ingin tanding ulang, Veldora!?"

Seluruh tubuh Veldora gemetar karena amarah, dia segera melesat ke arah Rimuru dengan energi menakutkan yang mengelilingi tangannya. Begitu pula dengan Rimuru yang saat ini dapat menggunakan kemampuan nya, seluruh tangannya terselimuti dengan energi padat.

Tangan Guy segera membuat segel dan mengarahkannya ke arah Rimuru dan Veldora. Guy mengetahuinya, jika kedua energi itu saling berbenturan satu sama lain. Maka sudah di pastikan itu akan menghancurkan dunia ini tanpa sisa. Tubuh Guy gemetar hebat karena tidak dapat menahan kedua kekuatan padat yang saling bertemu tersebut. Namun dia berhasil, membiay lingkaran sihir besar di bawah Veldora dan Rimuru. Membuat mereka berdua menghilang dalam sekejap. Kehancuran dunia dapat di cegah.

"Kuhukk!!" Namun Guy yang hanya mentelportasi kan kedua orang tersebut sekaligus energi padatnya tidak kuasa untuk muntah darah. Pasokan magic nya berkurang drastis hingga tak tersisa.

"Guy!!"

Guy mengulurkan tangannya ke arah Velzard yang mendekat ke arahnya dengan khawatir.

Dia tertawa getir."Mereka berdua benar-benar monster."

Bersambung.

A Long Lost FeelingWhere stories live. Discover now