Chapter 13. Pertarungan terakhir antar sahabat.

342 36 16
                                    

Kedua energi yang besar itu bertabrakan sama lain, menciptakan lingkaran bola padat di sekitar mereka berdua sebelum akhirnya menjadi ledakan yang sangat besar membuat lubang besar di luar angkasa yang kosong ini.

Mereka berdua saling terpental dengan arah yang saling berlawanan.

"Dimana ini!?" Akhirnya Rimuru mulai sadar kalau tempat yang dia pinjak saat ini bukan lah di Tempest, melainkan di salah satu satelit planet asing yang Rimuru sendiri tidak ketahui. Permukaan dari satelit alami itu hancur berkeping-keping karena tabrakan yang di ciptakan oleh Rimuru.

Dari kejauhan, sebuah cahaya melesat dengan sangat cepat menuju ke arah Rimuru.

Dia mencabut pedang Tempest nya dan menebas beberapa kali melemparku Chaos energi sebagai serangan jarak jauh nya. Menyadari kalau Veldora dapat menghindarinya, Rimuru segera melesat juga ke arah Veldora yang baru saja menghindari serangannya.

Kini tampilan Veldora berubah, dia sudah dalam wujud tempur nya. True dragon adalah ras yang kompleks, ketika mereka berubah ke wujud naga sejatinya, maka mereka akan dapat secara leluasa menggunakan magicule nya secara penuh. Namun jika dia dalam wujud humanoid, dia akan mendapatkan peningkatan fisik yang signifikan sedangkan akan di bataskan dalam penggunaan Magicule mereka. Namun sekarang Veldora sedang dalam kedua mode tersebut. Tubuhnya di lingungi oleh sisik naga hitam ke emasan, dengan ekor lancip yang sangat tajam. Serta dua tanduk yang menjulang ke belakang menyisakan wajahnya.

Dan yang lebih hebat nya lagi dari armor Veldora, itu dapat menahan serangan yang di lancarkan oleh pedang Tempest milik Rimuru.

Pertemuan mereka menyebabkan gelombang kejut yang sangat tinggi di luar angkasa itu, membuat satelit dari planet tersebut hancur tak bersisa. Pergerakan mereka tidak dapat di lihat dengan mata biasa, itu seperti dia cahaya yang saling berlomba siapa yang tercepat. Namun yang terlihat sebenarnya adalah mereka yang saling berbagi serangan dengan sangat imbang. Tebasan Rimuru yang lolos di hindari Veldora membelah planet dengan begitu sangat mudah.

Veldora melemparkan puing puing yang ada di sekitar mereka ke arah Rimuru, membuat penglihatan Rimuru terhalangi. Gerakan yang sangat cepat dari Veldora berhasil membuatnya lolos dari magic sense milik Rimuru, berhasil mendaratkan pukulan yang sangat keras sehingga Rimuru kembali terlempar begitu jauh. Kecepatannya saat ini melebihi kecepatan cahaya akibat pukulan Veldora, sehingga ketika dia bertemu dengan planet lain. Planet itu segera meledak karena kecepatan Rimuru yang tidak masuk akal.

Ledakan besar kembali terjadi, Rimuru berhasil mendapatkan kembali ke seimbangannya. Dia melancarkan kembali serangan kepada Veldora yang sudah berada tepat di depannya, Veldora menangkis secara bersamaan seluruh serangan Rimuru hingga akhirnya dia mengangkap pedang milik Rimuru dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya yang memiliki cakar tajam serta kuat, dengan energi yang sangat besar mengelilinginya.

Pedang Tempest, pedang terkuat tersebut. Hancur berkeping-keping, itu sedikit membuat Rimuru terkejut, dia tidak menyangka kalau Veldora bida melakukan hal tidak masuk akal seperti ini.

Rimuru mengeluarkan aura hitam yang sangat merusak, pukulan dia layangkan tepat di perut Veldora. Suara retak bisa di dengar dari pukulan Rimuru kepada armor yang di miliki oleh Veldora.

Rimuru dengan cepat mengangkat lututnya, tepat mengenai dagu dari Veldora. Membuat kerusakan lebih jauh, namun yang tidak dia sadari adalah pipinya yang ikut terpukul oleh Veldora secara bersamaan.

Mereka saling bertukar serangan dan pukulan di saat yang bersamaan, bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ledakan besar terjadi berkali-kali karena hantaman kedua energi mereka berdua.

Rimuru sedikit di buat kerepotan, skil regenerasi nya selalu aktif ketika Veldora berhasil melayangkan serangannya.

Pertarungan mereka, terus berlanjut, tidak ada lagi yang perlu di bicarakan di antara mereka berdua. Mereka hanya perlu bertarung, setidaknya untuk saat ini. Sementara itu Azatoth hanya tertawa gembira melihat pemandangan seperti itu, dia sangat asik menonton dari dalam tubuh Rimuru. Soal Rimuru yang membunuh warga nya dengan tangannya sendiri, itu bukanlah kebohongan, Azatoth tidak sama sekali mengendalikannya. Pertarungan Veldora dan Rimuru saat ini juga, dia tidak mengendalikan Rimuru. Semua yang di lakukan oleh Rimuru adalah atas apa yang dia kehendaki sendiri.

Sepertinya sebelum dia mati, dia ingin membawa semua orang mati untuk menemaninya. Itulah yang di pikirkan oleh Azatoth. Rimuru sendiri sudah mengetahui apa yang akan terjadi ke depannya, dia tidak bisa melawan Azatoth sama sekali. Dia akan mati di tangannya, oleh karena itu, setidaknya, dia ingin mati di tangan Veldora. Semua seusai dengan rencana nya sejauh ini, semua nya berjalan tanpa adanya hambatan sama sekali.

Veldora kuat. Tidak, dia sangat kuat melebihi apa yang di perkirakan oleh Rimuru.

Namun ..., Itu masih belum cukup ... Kemenangan Rimuru telah di tentukan sedari awal. Dia sendiri menyadari hal tersebut.

Pertarungan mereka terus berlangsung, entah sudah berapa lama mereka terus bertarung. Mengeluarkan seluruh kemampuan yang mereka punya. Membuat kekacauan di manapun mereka berada. Tidak mengetahui sebanyak apakah waktu telah berlalu, dan akhirnya seperti apa yang di pikirkan oleh Rimuru. Kemenangan'nya di depan mata.

Veldora sudah tidak bisa melawan dengan banyak armornya yang rusak berantakan, sedangkan Rimuru. Dia benar-benar hampir mati, serangan terakhir Veldora yang menggunakan energi aneh. Berhasil membuat tangan kanan Rimuru hilang, tentu regenerasi aktif, namun itu berjalan sangat lambat, mungkin di perlukan beberapa tahun untuk menumbuhkan kembali tangannya secara utuh. Namun sepertinya itu tidak akan pernah terjadi, lagian Azatoth tidak lama lagi akan memakan jiwanya.

<<Wow, pertarungan tadi hampir membuat habis kekuatan kita.>>

Rimuru sedikit bergeming mendengar kata 'Kita' yang keluar dari perkataan Azatoth. Dia memandang Veldora yang tidak sadarkan diri, terlentang tanpa sedikitpun pertahanan sama sekali.

"Aku akan membunuhnya dengan seluruh kemampuan yang tersisa, maukah kau meminjamkannya? Ini adalah permintaan terakhir ku untuk membunuh Veldora dengan tangan ku sendiri."

<<Fufu, kau banyak maunya sekali. Yah, lakukan saja, setelah aku menelan inti dari jiwamu, kekuatan ku akan otomatis terisi kembali..>>

"Terimakasih." Rimuru menjawab, masih dengan wajah tanpa emosi nya meskipun sahabatnya tergeletak tak sadarkan diri.

Dia mengambil ancang-ancang dengan seluruh kemampuannya yang tersisa, hingga akhirnya tangannya menembus dada Veldora. Menciptakan ledakan yang sangat besar dengan gelombang kejut yang mengikuti. Veldora tidak bisa bangkit kembali, karena jiwanya telah di hancurkan secara total.

Azatoth terkekeh kecil, tidak percaya kalau Rimuru benar-benar melakukan hal tersebut dengan kehendak dan tangannya sendiri.

Bersamaan dengan  hilangnya Veldora di permukaan planet yang telah hancur tersebut. Rimuru kehilangan cahaya di matanya, refleks berlutut. Matanya benar-benar kosong seperti ikan mati. Dia tidak bergerak sama sekali.

Tak lama setelah membunuh Veldora, Azatoth juga memakan Jiwanya dengan sangat puas. Meninggalkan tubuh kosong yang terdiam, rambut biru keperakan nya berubah menjadi perak total dengan mata merah Crimson.

Mata yang tadinya kosong, kini telah mendapatkan kembali cahaya dengan seringai kecil. Akhirnya Azatoth tertawa puas ketika energi yang sangat besar dia rasakan di dalam dirinya.

Tamat!

Wkwkwk, pasti pada mikir kalau Veldora bisa nyelamatin Rimuru karena kalau di lihat lagi, antagonis di sini itu kaya Rimuru, dan protagonis nya itu kaya Veldora. Tapi antagonis Ama protagonis sama-sama mati. Ngenes!! Sad gak tuu!! Syukurin!! Gak di kasih happy ending!!wkwkwk, seneng bet nyiksa Rimuru.

Tunggu epilognya ok!!

A Long Lost FeelingWhere stories live. Discover now