Tinggal berdua(HalilintarxBlaze)⚠️

391 14 4
                                    

Blaze bangun dengan senyum cerah diwajahnya. Bagaimana pemuda penghobby ternak ayam itu tidak bahagia? Ketika ia akhirnya mendapat jatah liburan, terlebih lagi rumah berada dibawah kontrol nya karena semua saudaranya masih sibuk di markas TAPOPS.

Jadilah hari ini Blaze bangun lebih siang atau memang benar-benar siang. Mungkin jika Gempa-sang elemental  ketiga nya berada di rumah, sudah dipastikan hal itu mustahil terjadi. Ia tak beranjak dari tempat tidur dan malah asik bermain game online di ponselnya.

Singkat waktu berlalu tanpa terasa. Barulah Blaze sadar kala perutnya mulai terasa perih. Netra oranye kemerahan itu melirik jam yang tergantung di dinding. Pukul sepuluh lewat.

"Duh, ini sih bukan lagi sarapan namanya, tapi makan siang"

Blaze meletakan ponselnya sembarangan dan langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai, ia melesat ke dapur.

Namun betapa terkejutnya ia ketika pintu kamar ke-tiga elemental sulungnya terbuka dan menampakan wajah datar dengan iris Ruby yang secara kebetulan juga keluar kamar.

"Lho? Hali? Bukannya lu masuk hari ini?"

"Libur" jawabnyanya, padat dan jelas.

Blaze menepuk dahinya. Ia lupa kalau setiap dua Minggu sekali TAPOPS akan meliburkan dua orang dari saudara-saudara nya. Tanpa memperdulikan si sulung, Blaze langsung menuruni tangga dengan cepat dan hanya ditatap datar oleh Halilintar.

Saat tudung saji dibuka olehnya, nampak beberapa lauk-pauk dan buah-buahan yang akan menjadi makanan mereka seharian. Blaze segera menyendok nasi dan menambah beberapa potong ikan dan sayur.

Ia melahap makanannya dengan senyum yang tak berhenti terkembang. Halilintar juga tiba di dapur, ia mengambil nasi, lalu duduk diseberang meja berhadapan langsung dengan adiknya itu.

Halilintar diam-diam melirik kembaran dari Ais itu. Pipinya yang tembem makin terlihat bulat karena makanan yang tengah dikunyah, belum lagi ekspresi wajah nya yang terkesan bahagia. Satu kata yang sekarang berada di kepala penguasa element petir tersebut.

Imut.

Sadar tengah di perhatikan, Blaze menjeda makannya dan menatap orang diseberang meja.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Tidak"

Dan kegiatan makan itupun berlajut dengan keheningan. Selepas mengisi perut, Blaze meletakan piring kotornya di wastafel dan langsung ngacir menuju ruang tengah. Hali yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.

Remot TV dikuasi olehnya. Dengan penuh antusias Blaze menyaksikan siaran ulang piala dunia yang sempat ia lewatkan semalam karena sibuk mengurus misi. Halilintar yang kebetulan berada di sampingnya hanya bertopang dagu sambil bermain ponsel dan sesekali melihat kearah Tv ketika dengan hebohnya Blaze berteriak gol.

Dari ujung mata Hali bisa melihat betapa antusiasnya adiknya yang satu itu. Tatapan yang penuh semangat dan antusiasme, wajah bulat berpipi chubby, bibir....

'wait gua mikir apa anjir?!'

Mengusap rambut nya kasar. Tiba-tiba saja ucapan Ais beberapa hari lalu terlintas dipikiran nya.

"Enaknya main sama Blaze itu dia nggak gampang cape, jadi kalau masih kurang bisa lanjut. Desahannya juga kiwoyo, mendukung wajahnya waktu didominasi. Belum lagi-

Plak

Halilintar menampar wajahnya dan hal itu sukses membuat Blaze terheran-heran.

"Lu oke?"

Blaze sedikit merasa janggal dengan tingkah si sulung, takut-takut si petir merah tiba-tiba saja kerasukan dan gak lucu karena mereka hanya berdua sekarang.

"Hmm...Blaze"

"Y-ya?"

Blaze mendadak gugup saat bertatap muka dengan Halilintar, terlebih irisnya yang sewarna Ruby menatap intens. Perasaan blaze mulai gelisah, apalagi saat melihat seringai diwajah yang biasanya bak tembok itu.

"Berapa lama lu mampu bermain sama Ais?"

"Hah? maksudnya?"

"Maksud gue berapa ronde lu sanggup melakukan itu dengan si polar bear?"

Seketika wajah Blaze merona hebat. Ia mengalihkan pandangan ke arah TV, namun siapa sangka secara mendadak tubuhnya ditarik sampai terbaring di sofa dan pelakunya tak lain adalah si Halilintar. Dengan cepat Hali menahan semua pergerakan Blaze agar si korban tak melarikan diri

"Mencoba mengacuhkan, huh?"

"L-lagian kenapa lu nanya hal begituan sih?!"

"Kepo"

"Hah?...lu gab-hmpp!!"

Blaze terkejut bukan main saat Halilintar menciumnya. Dengan kasar Halilintar mengigit bibir si api yang membuat Blaze refleks membuka mulut dan tentunya hal itu dimanfaatkannya untuk mengobrak-abrik isi mulut si pengendali api.

Blaze tentu tak tinggal diam, ia memberontak. Nendang dan mencengkeram kuat lengan si sulung agar berhenti, tapi tampaknya hal itu sia-sia. Barulah setelah Blaze dan si kakak mulai kehabisan nafas, cumbuan itu terputus.

Tangan kanan yang tadi sempat digunakan untuk menahan pergerakan Blaze dan juga korban cengkraman pengendali api yang tak kira kuatnya, menyentuh bibir calon mangsanya yang masih terengah-engah dibawah kurungannya.

"Sekarang gue tahu kenapa Ais sering mengurung lu di kamarnya. Lu emang imut, Blaze"

Halilintar mendekatkan wajahnya pada telinga Blaze dan membisikkan sesuatu yang membuat si empu memerah bak tomat.

"Dan sekarang gue punya kesempatan juga untuk bisa mencicipi si imut ini"

Blaze meneguk ludah kasar. Habislah sudah ia, liburan kali ini ia harus rela menjadi mangsa si pemilik elemental petir merah tersebut. Lalu setelahnya Televisi yang masih menyala menjadi saksi kegiatan erotis keduanya dengan diiringi desahan-desahan nikmat kedua insan tersebut.

End.

Omake:

"kasar banget ih" Blaze menggerutu tak terima pasalnya bagian bawahnya sakit dan pegal luar biasa.

"Tapi enak kan? Lu juga sampai ngedesah kek gitu" jawabannya.

Blaze hanya memanyunkan bibir, apa yang dikatakan Halilintar memang benar, tapi ia berat mengakuinya. Sekarang sudah pukul tujuh malam, tapi tampaknya si pemangsa masih belum peka padanya yang masih hanya terbungkus selimut tanpa pakaian sama sekali dan udara juga mulai sangat dingin.

"Oy peka dikit Napa"

"Apa lagi?" Tanya Hali lelah sudah ia menghadapi si api.

"Bawain baju atau apa kek, dingin ini"

Hali terkekeh kecil, sebelum dirinya kembali membuat Balze berada dalam kukungannya.

"Nanggung, gue masih belum puas. Bolehkan?".

Sisanya silahkan anda pikirkan sendiri.

Hola.

What's up? Gimana? Udah juicy belum?. Hahaha maaf banget Cy belom kuat nulis adegan hotnya🙂. Tapi mungkin chapter depan bakal ada adegannya... Makasih udah mampir and see u on next cupter. Jangan lupa vote and comen.

Bubay....

Random Boboiboy StoryNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ