Time Glitch or De Javu

64 3 0
                                    

Holaaa

Ada yang kangen dengan Cy? 🥺. Maafkeun diri ini selalu menghilang. Kyo wa kita bahas sesuatu yuk. Ada yang pernah ngalamin De Javu? Atau malah Time Glitch? Soo... Biar gak banyak cingcong

Gaskeun....

Enjoy Minnaa...



Malam semakin tua dengan jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Taufan masih sibuk berkutat dengan layar komputernya juga setumpuk dokumen dan kertas-kertas revisi.

Sore tadi seharusnya ia bisa pulang awal bersama Gempa dan Halilintar, tapi baru saja selesai membereskan meja. Tiba-tiba Pak Kokochi menyerahkan setumpuk dokumen yang harus ia revisi mana deadline nya lusa lagi. Pengen ngamuk dia, tapi takut di pecat. Mana tuh Direktur ngasihnya pake muka jutek banget.

"Anjirlah ini kapan selesainya coba?".

Karena sedikit lelah, akhirnya Taufan memutuskan untuk istirahat sejenak. Ia keluar ruangan dan menuju ke dapur untuk menyeduh kopi. Namun ia terkejut bukan main saat melihat Halilintar keluar dari ruangan tim Marketing dengan jaket merah-hitam khasnya. Fyi ruangan tim Marketing dan Ruang Kreatif itu berhadapan.

"Loh Hali? Ngapain?".

"Ngambil Flashdisk, tadi ketinggalan. Masih belum selesai?".

Taufan menghela nafas lelah lalu menggeleng lesu. Hali menepuk pundaknya.

"Sabar. Yaudah duluan".

"Tiati".

Taufan menyenderkan tubuhnya di kabinet dapur sambil menyeruput secangkir kopi hitam demi mengembalikan tenaga dan semangatnya. Suasana kantor tampak sepi dengan hanya lampu sepanjang lorong yang dibiarkan menyala, oh dengan ruangan kerjanya juga. Suasana itu sedikit membuatnya bergidik ngeri, teringat cerita pegawai lain tentang hantu dan hal menakutkan lainnya.

Namun pemuda yang identik dengan iris biru langit dan senyuman yang tak pernah luntur itu menepis segala hal yang bisa membuat nyalinya menciut.

Setelah mencuci gelas yang tadi di pakai, ia mencuci muka di toilet agar lebih segar. Namun, dari dalam toilet ia mendengar suara. Seperti suara dua orang yang tengah mengobrol. Bulu kuduk Taufan langsung meremang, ia yakin kalau di lantai dua hanya ia yang lembur malam ini dan demi memastikan hal itu hanya imajinasi atau ia salah dengar. Taufan mendekatkan telinganya ke tembok dan apa yang ia dengar langsung membuatnya panik sekaligus takut. Tanpa buang waktu ia langsung berlari keluar menuju lantai darurat dan keluar dari gedung.

Di parkiran ia dengan gemetar menghubungi nomor Halilintar. Tak sampai satu menit panggilan itu tersambung, namun sebelum ia mengatakan halo. Orang disebrang sana lebih dahulu mengatakannya dan demi apapun Taufan merasa hampir pingsan setelah mendengar suara di seberang sana.

Ya, itu bukan suara Halilintar.

Namun suaranya sendiri.


Setelah kejadian hari itu, Taufan akan lebih memilih mengerjakan laporan atau revisinya di rumah. Takut akan hal itu terulang lagi. Dan mengenai apa yang Taufan dengar saat di dalam toilet kala itu adalah suara Halilintar dengan Seseorang yang saat ia dengar lebih jelas adalah percakapannya dengan Halilintar beberapa saat itu, bahkan Halilintar juga mengatakan kata yang sama.

Nah malam ini Taufan kembali mendapatkan tugas lembur, namun ia mengerjakannya di rumah. Di ruang tamu Taufan tampak fokus mengetik di laptopnya. Namun tak lama terdengar suara dering ponsel dan saat di cari ternyata berasal dari ponsel Halilintar yang tergeletak di sofa, takut mungkin saja Panggilan itu penting ia langsung mengangkatnya.

"Halo?"

Aneh tak terdengar suara orang menyahut dan hanya terdengar suara deru nafas seperti orang yang dikejar sesuatu dan tak lama panggilan itu terputus sepihak.

End.

Yooo...

Ada yang konek sama cerita di atas? Atau bahkan pernah ngalamin? Spill lah. Okay Arigatooo...sampai jumpa di next chapter....jangan lupa Vote dan Komen yaa....

Siuuuuuu

Bubay

Random Boboiboy StoryWhere stories live. Discover now