western sky(Halisol)

239 13 2
                                    

Malam kembali datang namun ditemani awan hitam nan pekat. Gemuruh terdengar dari langit barat yang menggelap.

Dalam kamar bernuansa serba hitam-merah itu Halilintar duduk menghadap pintu balkon yang dibiarkan terbuka lebar, membiarkan angin masuk bersama gerimis yang mulai turun. Ia memangku sebuah gitar usang, jari-jemarinya mulai memetik tiap senar hingga mengalun sebuah melodi memenuhi seisi kamar.

Irisnya disembunyikan di balik kelopak mata, menikmati tiap petikan yang ia cipta. Tak urung belah bibirnya menyanyikan sebuah lagu, meskipun nadanya sedikit bergetar.

"seojjokhaneullo noeureun jigo..."
(matahari terbenam ke langit barat...).

Yah, cinta nya datang dari timur dan terbenam di barat. Hali tahu itu, ia merasakannya.

Bulir bening perlahan jatuh dan runtuh sudah tangis yang ia bendung.

"ijen seulpeumi doebeorin geudaereul..."
(Dirimu yang kini telah menjadi sebuah kesedihan)

Iya.

Kebahagiaannya berakhir tragis, bersamaan dengan tengelam nya sang bintang di barat.

"dasi bureulsu eobseul geot gata...tto hanbeon bulleobone... "
(sepertinya aku takkan bisa memanggilmu lagi...ku coba memanggilmu sekali lagi)

Mustahil.

Sekeras apapun Halilintar berteriak, meraung bahkan menangis lirih sambil memohon ia tak akan kembali.

Nada suaranya mulai bergetar tak karuan, air mata jatuh semakin deras namun petikan gitar nya tetap stabil.

"sorichyeo bulleodo neul heogonge buseojyeo doraoneun neoui ireum..."

(meskipun aku berteriak, namamu selalu kembali dan menghilang di udara)

"ijen deo gyeondil himjocha eopge...nal beoryeodugo gaji..."
(sekarang tanpa ada kekuatan tuk mennaggungnya...kau membuangku dan pergi)

Ia lelah.

Semua kenangan indah itu kini balik menghantui dan menghancurkannya seiring waktu. Ketika cintanya pergi bersama permata berharga mereka disitulah Hali kehilangan segalanya, ikut terkubur bersama mereka.

Yang kini hanya tersisa memori-memori indah yang malah balik melukainya.

Ia berhenti sesaat untuk menarik nafas dan bersamaan hujan turun dengan derasnya, seakan mendukung kesedihan pria bermanik Ruby itu.

"saranghaneun nal...tteonaganeun nal..."
(sebuah hari tuk mencintai, sebuah hari tuk pergi)

"haneuldo seulpeoseo ureojunnal..."
(sebuah hari dimana bahkan langitpun menangis karna bersedih)

"bissoge tteonal nayeosseumeul...neon algoinneundeusi..."
(bahwasanya aku akan pergi dalam hujan...seolah kau sudah mengetahuinya)

Sebulan lalu ia masih bisa mendengar tawa riang mereka, masih bisa bercanda bersama dan menghabiskan waktu. Namun hancur di hari dimana ia berhasil mewujudkan impian terbesarnya.

Bernyanyi dihadapan ribuan orang

Dipertengahan konser perdananya, Halilintar menerima kabar paling menyakitkan dari kakak iparnya. Dengan suara terisak Gempa menyampaikan kabar bahwa Istri dan putranya tiada dalam kecelakaan.

Random Boboiboy StoryWhere stories live. Discover now