#1. Wulandari

8.9K 671 86
                                    

Biar nggak puyeng, aku spill umur mereka yaa
Dava SMA 17 tahun
Rendi SMP 15 tahun
Raga SMP 14 tahun
Yoga SMP 12 tahun
Iqbal SD 10 tahun
Rai SD 7 tahun
Putra TK 5 tahun


******

Bandung, 2012

Disaat siswa lain pagi itu tengah berbaris rapi dilapangan untuk melaksakan upacara bendera, hal yang tizak lazim justru dilakukan oleh empat sekawan. Mereka adalah Dava, Luki, Julian dan Helmi. Keempat siswa itu kini sedang berjongkok diatas pagar belakang sekolah, di masing jari-jari tangan mereka terselip sebatang rokok. Dalang dibalik kenakalan itu adalah seorang anak laki-laki bernama Dava Bahari Cahyono.

"Rokok pak, rokok!" teriak Dava, kepada seorang bapak-bapak yang tengah mencangkul disawah. Kebetulan, letak sekolahan itu ada ditengah-tengah pesawahan, kanan-kiri, depan-belakang, terdapat sawah yang saat ini sedang musim tanam padi. Jadi, bukan pemandangan yang aneh lagi, banyak sekali petani yang tengah membajak disawah.

Bapak-bapak itu menoleh sekilas, kemudian berdecak. Tidak menanggapi apapun. Lagi pula, untuk apa ia meladeni siswa-siswa nakal seperti itu. Pikirnya.

Luki, Julian dan Helmi terkekeh-kekeh, mereka sama sekali tidak merasa rugi karena telah diajak ke jalan yang sesat oleh Dava.

Setelah menghabiskan sebatang rokok, Dava turun dari atas pagar.

"Bapak lo bukannya tentara, Dav?" langkah kakinya terhenti saat Helmi mengajukan pertanyaan. Ia menoleh, kemudian mengangguk. "Widih, galak dong kalau begitu?" tanya Helmi lagi.

"Galak. Kalo Bapak marah, gue pasti kena tembak." Jawab Dava.

Bisa jadi jawaban itu hanya dianggap bercandaan semata oleh teman-temannya. Padahal ia tak bohong, Bapak memang sangat galak. Sekali membuat kesalahan, maka pistol adalah alat yang akan dikeluarkan oleh Bapak. Meskipun hanya untuk menakut-nakuti, tapi untuk usia seorang anak kecil, itu pasti cukup menakutkan.

Bapak adalah seorang Tentara angkatan darat. Pangkatnya juga cukup tinggi. Dengan tubuhnya yang kekar, membuat ia menjadi seorang Bapak yang keras juga. Ditambah ia memiliki 7 anak laki-laki semua. Jadi, mau tidak mau ia harus menjadi Bapak yang tegas. Supaya ketujuh anaknya menjadi anak yang disiplin pula. Karena, bukan hal yang mudah mengurus banyak anak seperti itu.

Melihat Dava turun dari atas pagar, Luki mengcopy paste. Ia kemudian duduk selonjoran di teras belakang sekolah. "Untuk ukuran anak yang Bapaknya galak, lo cukup berani Dav.. berani bandel maksudnya."

Dava menoleh kearah Luki, tersenyum tipis. Baginya, fakta bahwa Bapak galak, sama sekali tidak akan mempengaruhi dirinya untuk berekspresi. Jika semua siswa taat kepada aturan, lantas apa fungsi guru BK? Begitulah pemahaman Dava.

"Sekolah tuh, perlu siswa kayak kita.." jawab Dava dengan mudahnya.

"Betul tuh, kalo siswanya baik semua, ceritanya bakalan jadi monoton." Julian menimpali.

Empat sekawan itu berada dalam satu kelas yang sama. Yaitu kelas 11 IPS 3, yang dimana guru wali kelasnya saja sudah angkat tangan menghadapi keempatnya. Mereka sering bolos jam pelajaran hanya untuk berkeliling ke setiap kelas, mencuri sapu, mencuri ember, atau untuk sekadar menggoda siswa perempuan.

Kadang keempatnya justru masuk ke kelas yang lain, untuk mengikuti pelajaran di kelas orang lain. Jika sedang rajin, kadang mereka menyapu bersih setiap koridor sekolah. Tidak ada satu orangpun yang mengerti akan pemikiran mereka. Dan otak dibalik semua sikap nyeleneh itu, adalah Dava.

Meski begajulan begitu, Dava memiliki bakat yang sangat digemari oleh kaum perempuan. Dava pandai bermain gitar, suaranya juga sangat merdu. Dengan parasnya yang memang tampan, tidak jarang banyak perempuan yang berusaha untuk dekat dengannya.

Dava Bahari - Kilas Balik 7 Prajurit BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang