Bab 26

2K 106 7
                                    


Pagi ini Reyga nampak duduk di atas jok motornya di depan rumah Melody. Setelah lumayan lama menunggu, Reyga lantas berdecak ketika melihat ke arah jam tangannya, sebentar lagi bel berbunyi dan Melody belum juga keluar dari dalam rumah.

Pandangan Reyga fokus pada Melody yang baru saja keluar, dia tampak berkali-kali lebih cantik dari biasanya karena menggunakan make up tipis. Hal itu kadi membuatnya tak rela jika cowok lain memandangnya.

"Udah lama ya?" tanya Melody polos ketika sampai di depan Reyga.

Reyga berdecak kesal. "Menurut lo? Udah mau karatan tau nggak gue nungguin lo!"

"Enggak usah sewot juga kali!"

"Ayo naik!" suruh Reyga.

Bukannya naik, Melody malah mengulurkan helmnya pada Reyga yang membuat Reyga mengernyit heran. "Kenapa lagi lo?"

Melody merenggut sebal karena Reyga tak mengerti maksudnya, dia kan juga mau di pakaikan helm kaya di film-film, tapi rasanya tidak mungkin manusia seperti Reyga mau melakukannya.

Reyga lantas tersenyum geli. "Bilang dong kalau mau di pakein," tutur Reyga seraya memasangkan helm pada Melody.

"Dari tadi kek," gumam Melody lalu tersenyum.

"Cantik," gumam Reyga pelan.

Melody menahan senyumnya. "Apa? Lo barusan bilang apa? Gue cantik?"

"Lo salah denger kali!" jawab Reyga cepat. Bisa-bisa besar kepala nanti gadis di depannya ini kalau dia itu memujinya cantik.

Dasar Manusia gengs! gumam Melody dalam hati

Namun tak dapat dipungkiri bahwa dia senang hanya karena Reyga memujinya cantik. Padahal dia biasa-biasa saja kalau biasanya cowok lain yang memujinya cantik.

*

Mereka sampai di sekolah 10 menit seblum bel masuk. Reyga melepas helmnya, lalu pandangannya beralih pada Melody yang terlihat kesal karena kesusahan mmbuka pengait helm.

"Ni helm ngajak gelut dah! Susah amat!" gerutu Melody. Padahal biasanya dia dapat  membukanya dengan mudah namun kenapa sekarang tiba-tiba sulit dibuka.

"Lo beneran enggak bisa?" tanya Reyga yang bersandar di motornya dan menatap santai ke arah Melody.

"Pakai nanya lagi bukain kek!" sebal Melody Pasalnya Reyga hanya menontonnyanya dari tadi tanpa berniat membantunya.

Tangan Reyga terulur melepaskan helm Melody, tangannya kemudian bergerak menata rambut Melody yang sdikit berantakan dan itu membuat Melody mati-matian menahan senyumnya agar tidak terbit.

"Eh mau kemana lo?" Melody sudah mau berjalan meninggalkan parkir namun Reyga mencekal tangannya.

"Apa lagi?" Melody mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Pasangin dasi gue!" Reyga menyodorkan dasi Miliknya. Dia sebenarnya bisa memasang sendiri tapi berhubung ada Melody kenapa dia harus memasangnya sendiri.

Melody menatap Reyga malas. "Terus tangan lo fungsinya apa? Pajangan?"

"Yaudah, gue minta pasangin sama Dhea aja kalau gitu!" ujar Reyga melirik sinis Melody.

"Yaudah sono! Gue enggak peduli!" Melody tersenyum sinis. Dia tidak peduli sama sekali tentang itu.

"Gue mau pacarin tuh Dhea sekalian, biar lo nangis." Reyga menambahkan.

"Yaudah sana pacarin! Kebetulan, gue juga mau macarin Darren!" balas Melody berani. Memangnya hanya Reyga saja yang bisa mengancamnya, dia juga bisa!

"Berani lo hah?" Reyga memiting leher Melody seketika.

Melody VS ReygaWhere stories live. Discover now