Happy Reading
1 bulan kemudian...Pria itu membawa sekotak martabak di tangannya. Dia menuju sebuah bangunan berwarna putih. Begitu masuk, harumnya tercium khas bau rumah sakit, yang dimana banyak obat-obatan.
Dia menuju kamar bernomor 703.
Seorang perempuan tengah duduk bersender di atas ranjangnya. Kali ini, hanya ada alat infus ditubuhnya, tidak seperti beberapa hari yang lalu.
"Al," panggilnya karena sepertinya sang pemilik belum tersadar akan kehadirannya.
Gadis itu menoleh dan tersenyum begitu melihat kehadiran pria itu. Dia menutup buku yang baru saja dia baca.
"Rizein, kamu datang lagi?"
Rizein tersenyum senang melihat kondisi Alleya yang semakin hari untungnya semakin membaik. Selain itu, Alleya tampak sudah kembali ceria seperti dulu.
"Gue bawa martabak sesuai request-an lo!"
"Wah! Kamu beneran bawain ternyata! Makasih lho!"
Alleya dengan senang hati menerima martabak yang dibawa Rizein. Dia mencium bau martabak yang sangat enak di dalam kotak tersebut.
"Ini rasa coklat, kan?" tanyanya memastikan.
"Iya." Rizein bertanya lalu, "Memangnya boleh ya pasien makan martabak?"
"Boleh-gak boleh, siapa yang peduli? Pokoknya, yang penting biar sembuh itu harus makan. Makanya aku nyuruh kamu buat bawa martabak karena biar ningkatin selera makan aku. Kalau lidah aku udah ada rasa lagi, kan jadinya cepet sembuh, hehehe..." Alleya terkekeh di akhir.
"Duh tapi ini gak ngerepotin kamu kan, Rizein?" tanyanya khawatir.
"Nggak, Al."
"Beneran?"
"Iya, Alleya."
"Makasih kalau gitu!"
Rizein tersenyum dan mengangguk saja tentang itu. Apapun itu akan dia lakukan agar Alleya cepat sembuh dan kondisinya tidak akan memburuk lagi.
Saat mendengar Alleya sudah siuman dan dia sudah boleh dijenguk, Rizein datang kesini bersama Arka. Dia membawakan buket bunga dan buah-buahan sebagai ucapan selamat karena sudah melewati masa-masa kritisnya, tapi Alleya mengatakan bahwa dia lebih suka dibawakan makanan daripada bunga dan buah-buahan.
Setelah pulang dari acara lomba band di HERA UNIVERSITY, Rizein mampir ke rumah sakit terlebih dahulu. Tapi dia tidak bisa melihat keadaan Alleya karena kondisi Alleya yang tengah mengalami masa kritisnya. Rizein benar-benar merasa bersalah saat itu. Dia merutuki kebodohannya karena dia lagi-lagi tidak bisa melindungi Alleya. Dia tidak bisa mencegah Dewa saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MEMORIES (ON GOING)
RomanceAku sama kamu itu kayak langit dan bumi. Kamu itu langit, dan aku bumi. Setinggi apapun aku berharap bisa bersama kamu, itu tak akan pernah terjadi. Kamu, jauh tinggi di atas sana, tak bisa aku gapai sedikit pun. Kehidupan aku dan kamu itu berbeda...