Happy Reading
Seorang cowok berparas tampan itu memasuki ruang inap di rumah sakit. Ketampanan cowok itu sebelas-duabelas dengan Axel. Ia duduk di kursi samping ranjang. Di atas ranjang itu, seorang lelaki paruh baya masih tertidur lelap.
Tak lama, ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan.
"Masuk!" seru cowok tampan itu yang duduk di kursi sebelah ranjang. Tangannya mengelus-elus telapak tangan lelaki paruh baya itu.
Seorang cowok berbadan kekar dengan pakaian serba hitam, juga kaca mata hitam memasuki ruangan.
"Apa tuan muda memanggil saya?" tanyanya, yang sepertinya ia adalah bodyguard si cowok tampan tersebut.
Ia mengangguk pelan. "Tolong carikan semua informasi terbaru mengenai pasien di kamar inap 703."
"Baik, tuan muda. Saya permisi dulu," pamit bodyguard tersebut. Setelah mendapatkan anggukan dari tuan mudanya, bodyguard itu keluar dari ruangan tersebut.
Cowok tampan tersebut atau yang di panggil tuan muda itu, beranjak berdiri kemudian duduk di sofa. Ia mengganti posisinya menjadi tiduran di atas sofa. Cowok tampan itu memijat keningnya lalu menghela nafas pelan. Akhir-akhir ini ia banyak pikiran. Sekarang di tambah satu lagi, membuat batinnya bertanya-tanya sendiri.
'Sha, lo kenapa?'
****
"Xel! Lo kenapa disini?" heran Rizein. Arka disebelahnya mengangguk setuju.
Axel mendongakkan kepalanya menatap kedua sahabatnya malas. Ia terlalu malas untuk berbicara, apalagi dengan sahabat gila dan kepo itu. Sejak kejadian kemarin, Axel lebih sering berdiam di taman belakang kampus, tepat di tempat terakhirnya ia bertemu dengan Alleya.
"Axel, lo dengerin cerita gue ya, please!" pinta Arka seraya duduk di sebelah Axel.
"Lagian sahabat gue yang satu itu gak percaya sama omongan gue!" Arka menunjuk kesal pada Rizein.
Rizein hanya pura - pura tak dengar. Telinganya terlalu malas mendengarkan haluan sahabatnya.
"Lo pikir gue juga bakal percaya?" tanya Axel.
Arka diam sejenak, ia juga tidak terlalu yakin Axel akan percaya, namun tak ada salahnya untuk mencoba, bukan? Kemudian ia kembali bersuara, "Lo harus percaya! Gue tadi liat bidadari dari POIRO!" ucapnya sok dramatis.
Axel diam. Namun, bidadari yang dibicarakan Arka itu, malah membuatnya terpikirkan oleh seseorang. "Jenny?" tanya Axel.
"Bukan! Di otak lo kayaknya terisi oleh Jenny aja ya?"
Entah itu adalah pujian atau kalian baginya, Axel hanya mengedikkan bahu acuh.
"Kalau Jenny gue udah liat di video Rizein. Jadi gue juga bisa ngebedain!" bantah Arka. "Namanya tuh.. Aurel. Bagus kan?"
"Iya bagus, namanya," ledek Axel.
Arka berdecak kesal. "Ck! Orangnya juga cantik! Gue juga mau pindah haluan. Jadi kalau lo berdua mau rebutan Al, silahkan aja. Gue mundur, tapi gue maju ke hati bidadari Aurel!" ucapnya di buat-buat sok dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MEMORIES (ON GOING)
RomanceAku sama kamu itu kayak langit dan bumi. Kamu itu langit, dan aku bumi. Setinggi apapun aku berharap bisa bersama kamu, itu tak akan pernah terjadi. Kamu, jauh tinggi di atas sana, tak bisa aku gapai sedikit pun. Kehidupan aku dan kamu itu berbeda...