Bab 37 : New Determination

116 10 22
                                    

Seharian ini Hongjoong menahan sakit kepalanya yang bertambah parah, rasa panas mulai menjalar di seluruh tubuhnya tak tertahankan. Demam, Hongjoong tak mengerti bagaimana ia bisa demam padahal dirinya bukanlah orang yang gampang sakit. Ditambah masalah Mingi yang pergi begitu saja menjemput bahaya semakin menambah bebannya.

Hongjoong beberapa kali menelepon sang manajer berharap dirinya sudah kembali. Hongjoong juga beberapa kali menatap cermin di kamarnya sambil menimbang-nimbang keputusan yang tepat. Mingi tak membawa apapun, bahkan Cromer sekalipun, lalu Cromer yang ia ambil dari gudang berarti palsu?

Sepertinya Hongjoong bisa menebak apa rencana Mingi. Ini jauh lebih berbahaya dari bayangannya, jika Mingi salah bertindah tamat sudah. Hongjoong sebenarnya dapat dengan mudah masuk ke ruang itu tanpa Cromer, tapi ia tak tau sistem agar ia bisa kembali ke dunia ini. Sekarang bagaimana ia harus bertindak?

Semua jadwal telah dibatalkan, seluruh member panik dalam diam, wajah gelisah dan keringat dingin selalu mewarnai wajah tampan mereka. Mingi tak kunjung kembali hingga senja menyingsing. Ia keluar dari dalam cermin secara tiba-tiba dengan wajah pucat dan keringat dingin. Hongjoong yang telah menungguinya sedari pagi segera merasa lega dan menangis dalam pelukan Mingi yang bahkan belum berhasil mengatur nafasnya.

"Kau baik-baik saja? Kenapa kau melakukan itu, tidak ada hal buruk yang terjadi bukan?" Hongjoong mengamati Mingi dari atas hingga bawah dan menemukan bercak merah yang cukup banyak ditangan kanan Mingi. Luka yang cukup dalam akibat goresan benda yang tajam di telapak tangan kanannya segera membuat Hongjoong panik, namun belum sempat ia melampiaskan kekhawatirannya, Mingi ambruk dalam pelukannya.


Beberapa jam sebelumnya...

Perbatasan dimensi

Mingi menelusuri jalan itu, tanpa kompas ia berjalan kesana kemari tanpa arah dan hanya mempercayakan instingnya. Ia sudah membulatkan tekad walau beberapa kali telah ragu di setiap langkah yang ia ambil. Semua ini demi Hongjoong, apapun akan ia lakukan agar mereka bisa kembali secepat mungkin dan menghentikan penderitaan ini.

Ia telah tiba di titik cahaya itu, tempat Halateez terkurung. Mingi menatap Halateez yang masih berlutut didalam ruang kaca itu, hingga mereka saling menatap.

"Kenapa kau kemari?" Pertanyaan yang konyol menurut Mingi. Amarah yang sempat ia kubur kini kembali naik, ia muak dengan tingkah Halateez didepannya ini yang melibatkan Hongjoong untuk melakukan hal yang seharusnya Halateez lakukan.

"Menurutmu kenapa aku kemari?" Halateez hanya membalas dengan tersenyum hambar, membuat Mingi semakin muak. Hingga suara itu terdengar lagi suara sepatu yang menapak genangan air dan rantai yang saling beradu, makhluk inilah yang ia cari.

Mingi segera berbalik untuk menatap sang Maksman, sebisa mungkin ia bersikap tenang dan menyembunyikan rasa takutnya. Walau dengan tekad sekalipun, berhadapan dengan Maksman tetaplah menakutkan. Kini mereka telah berhadapan satu sama lain.

Mingi mengulurkan tangannya yang bergetar halus kehadapan Maksman dan menunjukkan Cromer. "Bukankah ini yang kau cari?"

Maksman hendak mengambil barang itu namun Mingi menariknya kembali, "Bebaskan dia dulu, maka aku akan memberikannya padamu!"

"Kau pikir aku akan percaya?"

Suara aneh itu muncul di dalam kepala Mingi, itu adalah suara Maksman, suara yang terdengar seperti robot atau AI? Berarti saat ini dia sedang melakukan telepati? Mingi semakin ketakutan namun ia memilih menekannya.

"Bukankah kau yang mengajakku bekerja sama duluan, tidakkah itu artinya kau percaya denganku?"

"Jadilah mata-mataku dan serahkan benda itu, maka aku akan membebaskannya"

[END]⏳Take Me Home✴️ | ATEEZ | Theostory |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang