Chapter 6 : Meeting Plan

484 78 14
                                    

"Transaksi malam ini dibatalkan sepihak oleh kelompok Cuatro," lapor Linda pada bosnya yang sedang menghitung tumpukan uang dollar di atas meja.

Nieva mengerutkan dahi dan menghentikan pergerakan  jarinya. Hampir seluruh transaksinya tidak berjalan belakangan ini, bisnisnya benar-benar terguncang. "Apa?"

"Aku sudah mencaritahu tapi tidak menemukan apa-apa. Mereka hanya membatalkan tanpa alasan," jawab sang asisten menghela napas berat. "Pemerintah juga membatalkan pasokan senjata dari kita dan beralih pada The Greatest karena harga yang ditawarkan The Greatest lebih terjangkau. Sepertinya Double G sengaja mendepak kita sedikit demi sedikit."

"Harga yang lebih terjangkau?" ulang Nieva tidak percaya. "Apa mereka gila? Kita yang menjual senjata termurah di Amerika dan jika di bawah kita maka mereka hanya menjual rugi!"

"Mereka sengaja mendepak kita dari segala aspek," jelas Linda lagi. "Kita biarkan saja mereka mengalami kerugian terus-menerus hingga jatuh bangkrut."

Nieva membanting tumpukan dollar di tangannya. "Mereka pemilik perusahaan senjata terbesar di dunia, Linda. Mereka pun memiliki perusahaan jet tempur, hotel, Casino. Sementara kita hanya memiliki perusahaan senjata api, Casino, hotel, dan beberapa perusahaan kecil lainnya. Jika terus seperti ini kita yang akan hancur."

Linda menatap bosnya ragu. "Apa kita memang harus menjalin kerjasama dengan Double G, Señor?"

"Tidak akan," jawab Nieva tegas. "Aku yakin setelah bertentangan dengan mereka, Double G akan meminta Mawar Biru kita untuk menikah dengan salah satu dari mereka atau bahkan mereka berdua sebagai jaminan tidak adanya pengkhianatan di masa depan."

Linda mengerutkan dahi. "Apa mungkin mereka akan membagi seorang wanita?"

Nieva memutar mata dan tertawa sarkas. "Mereka saja bisa berbagi kekuasaan apalagi seorang wanita?"

Bertepatan saat itu pula pintu ruangan Nieva dibuka oleh Lora dan ia bertanya dengan nada ketus, "Berbagi wanita apa?"

Nieva tersenyum kecil dan mempersilakan Linda keluar. Setelah menyisakan keduanya, ia pun bangkit dari kursi kantor, menyentuh dagu Lora. "Berjanjilah kau tidak akan pernah meninggalkan aku," bisik Nieva pelan dengan ekspresi serius.

"Apa maksudmu? Kau yang harusnya berjanji seperti itu padaku," tuntut Lora kesal. "Apa kau menyukai wanita lain? Apa maksudmu berbagi? Aku tidak mau berbagi pada siapa pun. Aku mencintaimu, Nieva," tekan L'ora menyentuh wajah wanita berambut hitam di depannya. "Apa yang kau bicarakan dengan Linda?"

"Aku memiliki firasat Double G akan merenggutmu dariku," ucap Nieva mengerutkan dahi.

"Itu tidak mungkin terjadi," elak Lora. "Aku mencintaimu, Nieva. Kita akan baik-baik saja selama kita tidak meninggalkan satu sama lain dan—"

"Aku tidak lupa bagaimana kau mudah sekali jatuh cinta sebelum menjadi pacarku, Lora," desis Nieva tajam. "Kau gampang jatuh ke pelukan pria yang berdusta, menjanjikan apa pun untukmu, bahkan anak buah ayahmu memakaimu—"

"Karena itu aku berhenti mencintai lelaki!" bentak Lora tersulut emosi lantaran Nieva mengungkit-ungkit masa lalunya. "Kau selalu meragukan aku, Nieva. Apa aku pernah meragukanmu? Aku tidak lupa kau tidur dengan ayah tiriku sehari setelah aku menerima cintamu! Kau yang mengkhianatiku!"

"Aku melakukan itu agar dia tidak menyeretmu ke kamarnya!"

"Aku tidak peduli! Apa tidak bisa meminta orang lain yang menjadi pemuas nafsunya? Mengapa harus dirimu sendiri?! Aku tidak peduli kau yang mati rasa ketika seorang pria menyentuhmu, tapi aku merasa dikhianati!"

"Kau egois!"

Lora menjatuhkan airmatanya begitu Nieva membentaknya. Ia pun segera pergi dari ruangan sementara Nieva terus memanggil. Wanita bermanik abu-abu itu mengejar Lora yang berlari ke kamarnya. Nieva sengaja tidak langsung mencekal tangan Lora, sebab para anak buahnya memerhatikan mereka dan memaksa masuk ke kamar Lora yang hampir dikunci wanita itu.

Queen in SuitWhere stories live. Discover now