BAB 11

1.1K 100 0
                                    

Author POV

Beberapa hari setelah kejadian itu Dara dan Ashley tidak kunjung di pertemukan dikarenakan Ashley pergi ke Singapura untuk menghadiri acara bisnis menggantikan Ayahnya. Walaupun tidak bisa bertemu komunikasi mereka tetap lancar. Namun Dara belum menceritakan pada Ashley tentang Adrian yang sudah mengetahui hubungan mereka.

Sedang di sisi lain Adrian masih mendiamkan Dara. Munafik rasanya kalau Adrian merasa tidak kecewa dengan pilihan Dara yang memacari Ashley. Tentu saja dia kecewa bahkan lebih ke khawatir. Saat ini Adrian sedang mencoba untuk mengerti keputusan adik tercintanya itu. Dia sedang menata hati dan pikirannya untuk tidak benar-benar menghajar Ashley habis-habisan yang berani-beraninya memacari adiknya.

Hari ini setelah menghabiskan weekend kelabu, Adrian dan Ashley kembali disibukkan dengan kegiatan perkuliahan. Hari ini mau tidak mau Dara pergi kuliah mengendarai mobilnya sendiri dikarenakan Ashley masih di Singapura dan Adrian yang masih mendiamkannya.

Dara POV

"Tumben berangkat kuliah pake mobil sendiri Ra?" Tanya Bunda saat melihatku menuju garasi rumahnya dengan membawa kunci mobilnya

"Bang Yan gak bisa nungguin adek sampe siang Bun." Jawabku mencari alasan.

"Ashley mana?biasa kamu di jemput dia tiap hari?" Tanya Bunda lagi.

"Dia ke Singapura Bun, ada urusan bisnis."

"Waah belum juga lulus kuliah dia udah ngurusi bisnis ya, hebat ya dia Ra." Puji Bunda, diam-diam aku mengulum senyum penuh kebanggaan.

"Bisnis keluarganya kan banyak Bun, dia emang dari SMA udah mulai dilibatkan ngurusi bisnis oleh Daddy nya." Ujarku antusias.

"Kalau aja Adrian belum ada Ghea udah Bunda jodohin Adrian sama Ashley Ra." Hatiku langsung mencelos saat Bunda mengatakan itu. Tapi apa yang bisa aku lakukan, tidak mungkin aku jujur pada Bunda kan, bisa di kuliti aku, cukup bang Adrian aja yang tau.

"Kayak Ashley mau aja Bun sama Bang Yan." Aku tersenyum getir.

"Kan kalo Adrian single Ra, lagian siapa yang gak mau sama Adrian, dia kan ganteng Ra." Ujar Bunda penuh kebanggaan. Aku mendengar Bunda memuji abang ku hanya tersenyum jengah.

"Ih Bunda parah banget, nanti kalo Ghea denger kan gak enak." Balasku membela sahabat ku itu.

"Ya ampun Ra,kan Bunda bilang kalo Adrian single, kalo sekarang Adrian udah pacaran sama Ghea ya gak jadi. Lagian Ghea juga menantu idaman Bunda. Udah cantik, baik, pinter, sayang keluarga juga. Semoga mereka berdua jodoh."

Memang tidak dipungkiri Ghea pantas dijadikan menantu idaman para mertua. Kalau aku jadi orang tua juga aku akan sangat merestui kalau anakku berjodoh dengan gadis seperti Ghea.

"Udah ah Bun, adek berangkat kampus dulu nanti malah terlambat masuk kelas. Bunda sih kalo diturutin ngerumpi bisa sampe siang." Kekehku pada Bunda.

"Yaudah iya, hati-hati bawa mobilnya ya." Ujar Bunda sambil aku mencium tangannya.

"Bye Bun." Aku pun melambaikan tangan pada Bunda sambil melajukan mobilku meninggalkan garasi rumah menuju kampus.

Bang Adrian? Jangan ditanya, dia sudah berangkat ke kampus lebih dulu setelah sarapan tadi tanpa menawarkan aku untuk pergi bersamanya.

*Di kantin kampus

Saat ini sudah jam makan siang tentu saja suasana kantin sangat ramai. Aku dan beberapa teman kelasku juga sedang berada di sana. Hari ini aku makan di kantin tanpa ditemani Ghe dan bang Adrian. Ghe sedang mengerjakan tugas dengan teman-temannya sedangkan bang Yan aku tidak tau di mana rimbanya. Dia masih tidak mau bicara padaku padahal tadi pagi saat aku sampai kampus aku bertemu dengannya tapi tetap saja dia mengacuhkanku.

About HerWhere stories live. Discover now