BAB 12

1K 88 1
                                    

Ashley POV

Apa kalian penasaran apa yang aku bicarakan dengan Adrian siang tadi saat aku menjelaskan hubungan ku dengan Dara padanya? Kalau kalian pikir Adrian bisa diajak bicara baik-baik kalian salah. Saat melihatku masuk kekelas saja dia langsung menghampiriku tergesa-gesa. Dia langsung menarikku ke tempat yang lebih sepi untuk bicara padaku. Saat itu aku hanya pasrah saja, terserah saja Adrian mau ngpain, mau menghajarku juga tidak apa-apa.

Flashback on

Plakkk

Perih rasanya pipiku, tamparan dari Adrian ku terima saat ini. Kalau saja dia bukan abang Dara sudah habis kuhajar wajah tampannya itu. Berani-beraninya dia menamparku. Aku menahan kekesalanku dalam hati, demi Dara dan juga hubungan kami

"Kamu gila Ash!!!!!" Geramnya padaku.

"Maaf Yan, kami hanya saling jatuh cinta, di mana salahnya?" Balasku setenang mungkin.

"Gak ada yang salah brengsek!!! Tapi kenapa kau membawa adikku pada hubungan seperti itu. Kenapa harus adikku bitch!!!!!" Emosi Adrian sedikit tidak terkendali, kami hampir menjadi tontonan mahasiswa lain yang sedang berlalu lalang.

"Kecilkan suaramu Yan, kamu gak ingin kita jadi tontonan orang kan!!" Geramku padanya.

"Aku tidak peduli, pokoknya aku tidak mau tau, kamu harus segera putus dengan adikku brengsek!!!"

"Aku tidak mau Yan! Aku tidak akan putus darinya sampai dia yang minta putus. Aku tidak ingin menyakitinya Yan, aku sayang dengan Dara, sangat!" Aku mencoba bicara setenang mungkin pada Adrian yang sedang diliputi dengan kemarahan.

"Apa yang kamu harapkan dari hubungan itu Ash? Pada akhirnya kalian juga harus berpisah, persetan dengan cinta atau apalah itu namanya, pada akhirnya adikku akan tersakiti oleh perpisahan kalian, aku hanya tidak ingin dia terluka Ash. Baru kali ini aku melihatnya menangis karena seseorang. Putus lah sebelum hubungan kalian semakin dalam."

"Aku serius dengan Dara Yan, aku tidak akan meninggalkannya, aku janji tidak akan menyakitinya, tolong percayalah Yan."

"Haha serius?" Sarkasnya dengan tawa mengejek.

Sialan dia meremehkan keseriusanku. Ingin sekali ku cakar wajah nya yang menyebalkan itu saat menatapku dengan tatapan merendahkan. "Untung saja kamu abang kekasihku kalau tidak saat ini aku pastikan wajahmu itu akan babak belur, sialan!" Umpatku dalam hati.

"Bagaimana caranya kamu akan serius dengan adikku hah? Ayah dan Bundaku pasti akan menentang ini. Terus bagaimana keluargamu? Aku yakin juga pasti mereka akan menentang ini. Jadi hubungan serius yang bagaimana yang kamu maksud Ash?"

"Aku tau restu orang tua akan sulit. Tapi apapun yang terjadi Yan, aku berjanji padamu aku akan membuatnya bahagia, kebahagiaan Dara yang paling penting. Bila suatu saat dia akan menikah dengan orang lain aku tidak apa-apa asal dia merasa bahagia aku rela. Tapi kumohon kali ini Yan, izinkan aku untuk membuktikan ucapanku ini. Untuk restu orang tua aku akan berusaha semaksimal mungkin. Biarkan kami berjuang dulu untuk hubungan kami Yan. Kami membutuhkan dukunganmu."

"Dia adikku satu-satunya Ash dan kamu teman baikku. Aku hanya ingin melindunginya. Ini sulit diterima tapi aku sadar kebahagiaan Dara nomor satu. Aku tidak ingin melihatnya terluka. Bisa saja aku membiarkan kalian berpacaran tapi apa kalian sanggup menghadapi sesuatu yang lebih besar kedepannya." Adrian sedikit melunak

Suasana kembali hening, aku sibuk berkutat dengan pikiranku sendiri. Aku sadar bahkan sangat sadar hubungan ini akan sangat sulit kedepannya. Aku juga tau bagaimana keluargaku nanti bila mengetahuinya apalagi Daddy. Dia memiliki segala cara untuk memisahkan kami. Tapi aku benar-benar mencintai Dara, hanya dia yang aku inginkan, hanya Dara.

About HerWhere stories live. Discover now