BAB 26

1.1K 98 1
                                    

Aku tidak tau kalau Ashley itu semenyebalkan ini. Bahkan seingatku dulu dia sangat penurut dan manis. Apa katanya? Mendaftarkan dirinya sendiri menjadi calon menantu Bunda? Kenapa dia sangat percaya diri sekali, terlalu yakin aku mau dengannya. Tentu kali ini aku tidak akan semudah dulu.

Satu hal yang masih aku pertanyakan hingga saat ini, apa yang dia lakukan pada Bundaku, kenapa Bunda malah sekarang memberi dukungan pada Ashley. Apakah Bunda lupa dulu sampai opname di rumah sakit gara-gara serangan jantung dan penyebab utamanya karena hubunganku dan Ashley. Apakah Bunda telah di hipnotis oleh dokter gila itu.

Dan apa-apaan lagi ini. Katanya dia kembali ke Paris dan tidak tau kapan akan kembali lagi kesini. Baru seminggu dia di Paris dan sekarang sudah bertamu saja kerumahku. Dan ini lagi bang Yan, kenapa sepertinya sudah berbaikan dengan Ashley. Apakah dia lupa adiknya dulu hampir kehilangan nyawa karena wanita bodoh itu. Kemana amarahnya selama ini. Katanya dia akan membunuh Ashley kalau sampai Ashley menampakkan batang hidungnya lagi. Tapi lihatlah mereka berdua di depan sana, tertawa haha hihi mengobrolkan sesuatu yang menarik, seperti sahabat lama yang sedang melepas rindu saja.

"Ya Tuhan gitu banget ngeliatin mereka berdua, kenapa kamu mau gabung ngobrol sama dua orang sahabat lama itu?"

Untung Ghe membuka suara, sejak tadi aku lupa kalau ada manusia ini di sampingku.

"Sumpah 2 orang idiot itu menyebalkan sekali, kenapa tidak ada yang mengerti perasaanku saat ini, meskipun Ashley sudah meminta maaf padaku, bukan berarti aku bisa melupakan hancurnya aku saat itu. Tapi kenapa seakan keluargaku melupakannya begitu saja Ghe." Aku cemberut.

"Aku mengerti perasaanmu Ra, semua yang dia lakukan dulu padamu memang tidak ada pembenaran untuk itu, namun tidak memaafkannya setelah kamu tau alasan sebenarnya juga tidak adil baginya. Kenapa kamu tidak berdamai saja dengan masalalu mu, memaafkannya tidak harus kembali menjadi kekasihnya bukan? Aku tau ini tidak mudah untukmu, hanya lakukan secara perlahan saja."

Aku memejamkan mataku sejenak, menetralisir perasaanku, mencoba berpikir jernih, sebenarnya tidak salah dengan yang di katakan Ghe, berdamai dengan masa lalu bukan berarti aku ingin kembali jadi kekasihnya dan untuk apa juga aku memupuk dendam dan sakit hati padanya seumur hidupku. Hal itu akan merusak kesehatan mentalku bukan? Namun berteman dengannya?? Apakah aku bisa melakukannya? Aku sedikit tidak percaya diri untuk itu.

"Bang Yan udah malam, suruh wanita itu pulang saja, aku tidak bisa istirahat mendengar kalian berdua tertawa dari tadi."

Aku berbicara dengan bang Yan sambil melirik tidak suka pada Ashley, namun lihatlah wanita bodoh itu, lagi-lagi dia tersenyum dan menyeringai padaku. Ada apa dengannya? Apa kekesalanku saat ini terlihat seperti lelucon untuknya.

"Yaudah Yan, aku pulang saja kalau begitu, sepertinya Bunda juga sudah beristirahat. Katakan maaf untuk adikmu yang keras kepala itu. Bilang padanya aku akan datang setiap hari sampai dia mau memaafkanku."

Aku mendelik kepada Ashley, apa katanya keras kepala??? Bagus sekali mulutnya, beberapa jam lalu dia mengajukan untuk menjadi calon menantu Bunda dan sekarang dia mengataiku keras kepala??? Sungguh dia begitu menyebalkan.

"Bang Yan, bilang pada wanita disebelahmu itu, jangan bermimpi untuk menjadi menantu Bunda, aku sudah memiliki kekasih!"

Oh shit what??? Demi Tuhan aku merutuki diriku sendiri saat ini. Mulut bodoh ini apa yang sedang aku bicarakan? Kekasih? Kekasih yang mana yang kamu maksud Dara bodoh!!!

Dan lihatlah ekspresi Ashley saat ini, ada kekecewaan dan kesedihan di matanya tapi dia masih mencoba tersenyum melihatku. Kenapa aku menjadi tidak tega melihatnya seperti itu. Ada apa denganku sebenarnya???

About HerWhere stories live. Discover now