(7) SIKEMBAR CEMBURU??!

79 5 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 



~#~






"Ergi jangan ganggu dulu. Tadikan Ergi yang bilang kalau engga akan gangguin Gley kalau Gley nurut mau ikut dengan Ergi" Wajah memelas Gley begitu terpancar. Nadanya terdengar lelah.

Aksa, Beryl dan Shae menggeleng melihat tingkah Ergi yang kekanakan. Berbeda dengan Regi yang memilih diam memandang tingkah sang kembaran.

Seperti biasa, weekend tiba mereka akan berkumpul di cafe milik Beryl. Suasana lebih ramai dari biasanya padahal ini masih siang. Di luar juga tampak terik dan menyengat.

"Gue engga ganggu. Cuma lagi main doang" Acuh Ergi. Wajahnya datar seolah-olah yang diucapkan benar adanya. Padahal telunjuknya terus memainkan rambut Gley sudah menjadi bukti kalau Ergi mengusik ketenangan gadis itu.

Hari ini Gley ingin menghabiskan weekend dengan niatan hati akan menyelesaikan laporan tentang OSIS. Tapi tanpa diundang, Ergi datang ingin memboyong serta dirinya untuk nongkrong.

Jelas saja Gley menolak dengan alasan laporan. Tapi Ergi malah memberinya pilihan. Ikut nongkrong dan Gley bisa menyelesaikan laporannya ditempat Beryl nanti tanpa gangguan dari Ergi atau tetap dirumah dengan gangguan dari Ergi sampai laporan itu terbengkalai.

Jelas saja Gley langsung memilih opsi pertama. Tapi seakan harapannya pupus sudah. Bukannya menepati janji, Ergi malah terus mengganggu dirinya sedari tadi. Banyak hal yang dilakukan Ergi sampai Gley harus menambah berkali-kali lipat kesabarannya.

Gley menghembus nafas lelah. "Mainbnya Ergi yang lain aja ya. Kalau Ergi terus narik rambut Gley. Gley engga bisa konsen. Terus kepala Gley juga sakit" Tuturnya memohon.

"Dikit doang. Masa iya sakit" Cela Ergi. Kini telunjuknya lebih keras menarik ujung rambut Gley.

"Aw, sakit Ergi" Mata Gley berkaca-kaca. Tangannya berusaha melepaskan rambut yang melilit telunjuk Ergi. Ergi masih tampak acuh.

"Ergi!!" Sentak Regi mulai jengah. Kenapa sih dari kecil Ergi tak pernah berubah dengan Gley. Apa juga salah Gley sampai terus-terusan jadi bahan kejahilan Ergi.

Ergi memandang sengit pada Regi. Dirinya tak suka kalau di ikut campurkan saat bersama Gley. Jarinya melepaskan rambut Gley. Wajahnya dibuat sedatar mungkin.

Gley kembali fokus dengan laporannya setelah Ergi tampak diam. Suasana diantara mereka kembali hening. Berbeda dengan dua sejoli yang sudah mulai bermain diam-diam.

Ergi memilih sibuk dengan ponsel menyalurkan kekesalannya. Aksa sibuk menggoda gadis-gadis yang tak sengaja lewat. Tempat mereka yang berada dekat jendela semakin mendukung kegiatan Aksa.

Sedangkan Regi memilih diam memandangi hamparan laut yang terpampang luas diuar sana melalui dinding kaca yang menjadi pembatasnya. Semarak air beradu dengan ombak terus berganti rasanya sangat teduh untuk dinikmati.


Tring


Pintu kafe terbuka tanda ada pelanggan baru atau pelanggan keluar. Shae yang duduknya mengarah langsung pada pintu masuk menajamkan penglihatannya.

Disana, sepasang insan manusia baru saja memasuki kafe menuju kasir ingin memesan. Fokus Shae jatuh pada si gadis. Sepertinya Ia pernah melihat gadis yang sudah mengambil duduk di dekat jendela sana.

"Gley" Panggil Shae. Maniknya berpindah pada Gley dan kembali beralih pada objek yang mencuri perhatianya tadi.

Gley yang merasa terpanggil menoleh. "Ya Shae?" Responnya seadanya. Mata nya mengerjab saat mendapati Shae yang malah tak menatap dirinya. Apa iya dirinya salah mendengar? 

Ergi & RegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang