(37) LEBIH JAUH

22 2 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 



~#~




"KAK, SEBENARNYA KITA MAU KEMANA SIHHH?!" Amor berteriak keras. Bukannya berlagat tak sopan. Namun posisi mereka saat ini tengah berada di atas motor. Jika dirinya bertanya dengan nada biasa. Pasti suaranya akan kalah dengan angin yang berhembus. Mana dirinya dan Regi sedang sama-sama menggunakan helm lagi.

Amor di buat bingung setangah mati. Setelah tadi adegan di suruh ganti kostum. Regi langsung membawa dirinya pergi menunggangi kuda besi milik pemuda itu tanpa penjelasan.

Untung saja pilihan ootd nya benar. Kaos hitam dengan tulisan mini di bagian dada. Lapisan jaket kulit pemberian Vaiz yang melekat begitu pas di tubuhnya. Celana jeans hitam tak lupa membaluti kakinya yang tak terlalu jenjang. Juga  sepatu dengan warna senada membingkai di kakinya yang mungil.

Tadinya Amor sempat bertanya saat lelaki itu mengajaknya mendekat ke motor dan juga memakai 'kan helm berwarna merah muda untuknya. Namun Regi tak memberi jawaban apapun.

Bibir Amor mengerucut. Pertanyaannya kembali di acuhkan. Motor mahal milik Regi mulai bergabung di jalan raya. Ini sabtu sore, banyak muda mudi yang menghabiskan waktu bersama sang pacar. Tak tinggal juga mobil-mobil milik keluarga-keluarga lainnya. Jadi wajar kalau jalanan lumayan padat.


Tuk


Amor terbelalak. Helm bagian depannya tertubruk dengan helm milik Regi. Bisa-bisanya pemuda itu tak memberi aba-aba kalau ingin berhenti. "Ck. Ngomong ka-owh." Pipi Amor terasa memanas saat melihat sekitar yang ramai dengan pengendara lainnya. Apalagi saat maniknya jatuh pada lampu rambu lalu lintas di depan yang tengah menunjukkan tanda berhenti. Ah, sepertinya dirinya terlalu asik sendiri sampai tak tahu keadaan sekitar.

Tanpa sepengetahuan Amor, Regi melirik gadis itu lewat spion. Sedikit menyipit saat melihat pipi gadis tersebut memerah. 'Kenapa dia?' Pertanyaan yang timbul di benak Regi.

Sebenarnya pertanyaan Amor tadi terdengar jelas di indra pendengarannya. Namun entah mengapa, malas saja menjawabnya. Rasanya senang aja gitu kalau melihat Amor kadang bersungut kelas. Seperti saat ini posisinya. Bisa-bisanya gadis itu mendumel tanpa suara di belakang sana. Sebelah bibir Regi tertarik, terlintas hal lucu dalam benaknya.


Brummm


"Owh!" Amor memekik. Tangannya sigap merangkul pinggang Regi hingga tubuhnya mendarat sempurna pada punggung pemuda itu. Nyawanya terasa tertinggal di belakang sejenak.

"Ish! Kalau mau jalan jangan langsung ngebut dong!!" Ketus gadis itu kesal. Mendumel dengan nada rendah agar tak di dengar oleh sang kakel. Padahal tak tahu saja kalau si pengendara mah  dengan jelas mendengar apa yang di katakan sang penumpang.

Regi di balik helm full face nya terkikik. Rasanya ada yang aneh gitu saat Amor menyandar dan memeluk pinggangnya. Darahnya itu bagai tersengat listrik. Jantungnya pun ikut cenat cenut. Rasa panas sampai menjalar hingga telinganya.

Perjalanan yang akam entah kemana itu di isi dengan perasaan berbeda. Regi menikmati gelitikan di perutnya seakan banyak kupu-kupu berterbangan di dalam sana.

Sedangkan Amor, jelas menghabiskan sisa perjalanan dengan wajah menekuk masam. Tanpa di dasari, gadis itu pun membiarkan posisinya yang memeluk Regi tanpa ada niatan untuk berganti pada posisi semula.






Ergi & RegiWhere stories live. Discover now