BAB 12

139 31 5
                                    

FLASHBACK ON

"Andai aku kuat, aku bisa punya bela diri, pasti aku bakal lawan mereka." suara bocah berumur sembilan tahun itu membuat seseorang menjadi mengalihkan pandangannya.

"Andai aja aku bisa memilih dan minta sama Tuhan, pasti aku akan memilih buat gantiin posisi Mama."

Dari kejauhan lelaki itu memandang lekat bocah yang sedang berbicara sendiri seraya tersenyum. Kakinya melangkah menuju bocah itu, bocah yang sedang duduk di trotoar jalanan.

"Jadi kamu ingin menjadi kuat dan bisa punya kemampuan bela diri?" tanya lelaki itu sambil duduk didekat bocah tersebut.

Bocah itu menoleh kesumber suara. "K-kamu siapa?"

Tetapi lelaki itu menghiraukan pertanyaannya. "Siapa namamu?"

"Narenda."

"Saya akan mengajarkanmu menjadi seseorang yang kuat, apa kamu ingin?"

"Aku mau, t-tapi kamu gak bakal culik aku 'kan?"

Lelaki itu hanya terkekeh geli. "Tidak akan, saya selalu memantau keberadaanmu, nasibmu begitu malang, Narenda."

"Kenalkan, nama saya Jenderil, usia saya genap delapan belas tahun." katanya. "Apa kamu ingin menjadi anggota saya?"

Narenda terdiam sejenak, merasa tidak mengerti dengan apa yang orang itu katakan.

Jenderil tersenyum simpul lalu mengajak Narenda ke suatu tempat.

***

"Kenalkan ini anggota baru kita," ucap Jenderil.

Semua anggota menganga tidak percaya dengan apa yang ketuanya katakan.

"Ya, ya, saya paham pasti kalian mengira bahwa ini tidak masuk akal. Kedengarannya memang tidak masuk akal tapi apa kalian masih meragukan ku?"

Semuanya menggeleng. "Kami tentu saja percaya denganmu!" ujar salah satu anggota.

"Mereka siapa?" kini Narenda bertanya tanpa rasa takut.

"Mereka adalah anggota mafia."

Narenda terkejut lalu melangkahkan kakinya mundur, Jenderil memegang pundak Narenda.

"Tidak usah takut, kami tidak sejahat apa yang terlintas dipikiranmu. Kami memberontak terhadap orang yang jahat, kami berada dipihak yang baikan."

"T-tapi, Papa selalu bilang, kalau mafia itu suka dengan anak kecil, dan mereka akan membunuhnya bahkan akan memakannya!" katanya sedikit mengeraskan suaranya karena takut.

Jenderil berjongkok lalu tersenyum, menyamakan tingginya dengan Narenda. "Itu kata Papa mu yang tidak pernah tau kehidupan seorang mafia seperti apa."

"Mereka juga termasuk orang-orang sepertimu, selalu mendapatkan perilaku yang tidak adil dari orang tuanya. Bahkan mereka menginginkan berada di anggota kami hanya ingin memecahkan kasus koruptor bahkan penganiayaan Ayah terhadap seorang anak." Jenderil menjelaskan secara perlahan agar Narenda tidak takut.

Narenda melangkahkan kakinya lalu tersenyum. "Aku mau!" serunya.

"Ini peraturan disini, kamu baca agar kamu paham. Dan mulai besok saya akan menjemputmu untuk belajar bela diri bersama anak buah saya," jelasnya yang mendapatkan anggukan kecil dari Narenda.

***

Peraturan Geng Mafia {Merkurie}

1. Menggunakan bahasa baku
2. Bertanggungjawab
3. Tidak berkhianat (jika ada yang berkhianat akan mendapatkan balasan dua kali lipat)
4. Harus terbuka
5. Kompak dan rajin bela diri
6. Tegas, berwibawa, tidak main-main

Sweet But Psycho [S1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang