BAB 16

108 29 17
                                    

"ANAK SIALAN KAMU, NARENDA!"

Bug!!

"ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG!!"

Bugg!!

"SAYA MENYESAL PUNYA ANAK TIDAK BERGUNA SEPERTI KAMU!!"

Tar!!

"KALAU SAYA TAU AKAN MEMILIKI ANAK SEPERTI KAMU, MUNGKIN SAYA TIDAK AKAN MAU DAN SUDI UNTUK MENIKAHI MAMA, KAMU!!"

Dorr!!

Narenda sama sekali tidak membalas tamparan, pukulan, serta tembakan yang Dika berikan untuknya.

Bahkan dia dibuat bingung oleh lelaki paruh baya itu, ada apa sampai dia semarah ini?

"Gue emang selalu dapet perkataan, dan perilaku yang tidak layak dari lo. Tapi, gue gak terima kalau lo sampe bilang gitu sama nyokap, gue."

Narenda bangkit. "Oyah? Bahkan Naren gak pernah tau apa alasan Papa benci sama Naren, dan Mama. Tapi, kalau emang itu yang Papa mau Naren akan kabulin permintaan Papa."

"Mulai detik ini Naren, Sheila, dan Zyasa bukan anak Papa lagi."

Bug!
Bug!!

Narenda menendang perut Ayahnya, sesekali menyayat tangan Ayahnya sendiri.

"Jadi manusia gak usah berlagak sok jadi Tuhan, lo gak bisa kaya gini kalau tanpa Tuhan. Dan gue akan bongkar kebusukan istri muda lo, Vanillya Agresiandrina."

***

Keluarga Neondri kini sedang berpesta wine kecuali Syahzie. Anak sholeh diantara Neondri yang lain.

Mempermalukan Vanilly serta membuatnya sedikit celaka membuatnya senang, ditambah pertengkaran hebat yang terjadi antara Narenda dengan Dika.

Zelaxie menyuruh seseorang untuk mencelakakan Vanilly, saat gadis itu sedang berjalan sempoyongan sendiri di jalan.

"Gue kurang puas sama akal konyol dari lo." Zelaxie berujar seraya meneguk minumannya.

"Maksud lo?" tanya Garry, merasa tidak terima. "Semuanya berjalan dengan lancar."

"Gue tau. Karena semuanya bukan gue lakuin dengan tangan gue sendiri!" ketus Zelaxie.

"Zela! Kurangin ego lo! Kita hanya buat peringatan sama Vanilly, kalau semuanya akan dimulai gak lama lagi!" Taenzxie mengangkat bicara, kali ini Garry merasa ada yang membela dirinya.

"Apa yang dibicarakan oleh kakakmu itu memang benar apa adanya, Zela." jika suara bariton itu sudah mengangkat bicara mau tidak mau, Zelaxie diam tidak terbantah.

"Terus rencana lo selanjutnya apa?" tanya Garry.

"Belum tau. Bang Do, gue butuh lo buat cari tau semua tentang si milk busuk itu, biar gue bisa susun rencana untuk selanjutnya," pinta Zelaxie.

Ardo mengangguk, dia berdehem lalu berkata, "gue bakal cari tau itu."

"Target kita itu cuman tiga, Adit, Dika, dan Vanilly," ujar Neondri.

Semuanya mengangguk. "Dan ada dua orang yang harus kalian lindungi."

Semuanya saling menatap satu sama lain, sedikit kurang mengerti apa yang Ayahnya katanya.

"Maksud Daddy?" tanya Syahzie. Oh yah lupa, saat ini mereka berada dirumah Syahzie, karena mereka tidak mungkin berpesta tanpa kehadiran Syahzie. Yaaa walaupun cowok alim itu tidak ikut-ikutan.

"Siapa Dadd?" tanya Taenzxie.

"Zyasa dan Sheila, mereka yang harus kalian lindungi saat ini."

"Why?"

Sweet But Psycho [S1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang