39. rahasia besar

2.2K 148 25
                                    

*

Waktu bergulir seperti melambat, detiknya terdengar jelas di rungu Raina ketika ia menatap sosok yang berdiri di depannya dalam keadaan sehat wal'afiat.

"Ayah..." Raina berhambur memeluk lelaki baik hati itu.  Ia tak peduli rasa sakit dari jarum infus di tangannya, air matanya luruh, seiring meletupnya rasa lega yang bergema di hati.

"Syukurlah Ayah... Syukurlah..." isaknya.

Ia yang sebatang kara, kemudian disambut hangat dan diperlakukan dengan baik oleh Indra Mahagani dan Henidar, wajar merasakan sangat kehilangan sosok itu. Lalu sekarang Raina menemukan Indra masih hidup adalah berkah. Bukan saja hal itu menepis status 'pembunuh' dari hidupnya melainkan yang lebih penting adalah Indra Mahagani yang baik-baik saja. Bagi Raina itu sudah cukup.

"Aku terkejut ada yang sampai mau melenyapkanmu. Sepertinya dia terlalu serakah, orang tak tahu diri seperti itu hidupnya tak akan lama, Na." Indra menepuk-nepuk punggung sang menantu. Bagi Indra menantunya hanya satu, Raina Saraswati. Tak ada yang lain.

"Ayah kemana saja selama ini?"

"Aku memang sempat koma pasca operasi, beruntung Zakaria segera membawaku ke Singapura. Setelah siuman barulah, aku menata semua, memulai dari awal. Aku tak mau Satria semakin terhasut dan hancur bersama perusahaan yang sudah susah payah keluarga kami dirikan," tukas Indra.

"Ke Singapur?"

Indra mengangguk,"Maafin Ayah yang gagal lindungi kamu dari orang jahat semacam Tanti."

"Tanti? Maksud Ayah?"

"Semua yang terjadi, penusukanmu, hancurnya perusahaan, dan yang menimpaku, itu adalah ulah Tanti..." Indra mendudukkan dirinya di kursi.

Raina masih menatap dan mendengarkan kelanjutan kisah Indra.

Ternyata ia ada dendam dengan keluarga Indra karena pernah Indra dan ayah Tanti--, bekerja sama dalam usaha. Ayahnya Tanti mengalami kebangkrutan, tapi menyalahkan segalanya pada Indra. Lalu menganggap bahwa gagalnya pertunangan anak-anak mereka karena dia yang sudah jatuh miskin. Padahal Indra sudah mendapatkan  informasi tentang penyebab kebangkrutan perusahaan farmasi milik Ayah Tanti, yang tak berijin. Selain itu, Ayah Tanti dikejar deb kolektor karena utang yang kian menggunung. Namun, bukannya Indra tak mau menolong, ia bahkan sudah membayarkan sebagian utang ayah Tanti tersebut ke bank. Tak mungkin kalau ia harus membayar semuanya, sedangkan ia juga memiliki tanggungan, para pekerja yang upahnya harus dibayar.

"Jual saja barang satu atau dua  supermarket mu, Ndra. Tolong aku," kata Danu.

"Aku nggak habis pikir kamu sampai punya utang sebesar itu, Dan. Ke bank iya, ke rentenir iya. Pinjaman kamu berapa juta sih?"

"Total semua pinjemanku 2M, Ndra."

"Apa?"

"Bagimu 2M pastinya sedikit. Ayolah bantu teman," bujuk Danu.

"Sebentar, Dan. 2M itu bukan uang sedikit dan urusannya nggak semudah itu. Aku punya pegawai yang harus dibayar. Belum tagihan-tagihan lainnya," tukas Indra.

"Bilang aja kamu nggak mau bantu," dengkusnya.

"Bukan begitu, risikonya--"

Ketika Suamiku Bisa Berdiri Lagi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang