Bab 18

32 6 1
                                    

Minggu berganti bulan, sudah terhitung dua bulan sudah hubungan antara Aqila dan Lucas semakin dekat. Gadis itu merasa seperti bersama dengan Arthur jika bersama dengan Lucas.

"Pagi calon pacar," sapa Lucas sambil merangkul bahu Aqila.

Tidak seperti sebelum-belumnya saat Aqila menepis tangan Lucas. Tapi kali ini gadis itu hanya diam dan menatap Lucas dengan tatapan tak terbaca. Berada didekat Lucas seperti ini Aqila merasa nyaman, sama halnya saat dia bersama Arthur dulu.

"Nanti malam lo datang ya ke acara ulangtahun gue," kata Lucas kepada Aqila yang berjalan di sampingnya.

"Iya, nanti gue Dateng tapi lo izin dulu sama papa," jawab Aqila yang langsung mendapatkan anggukan setuju dari cowok tersebut.

"Dandan yang cantik, plus gaunnya jangan terlalu terbuka. Gue nggak mau membagi gadis yang gue cinta sama orang lain," ucap Lucas yang sukses membuat Aqila menghentikan langkahnya.

"Gue tunggu di kelas," bisik Lucas lagi sambil tersenyum simpul, setelah itu dia meninggalkan Aqila yang masih berdiri di tempat.

Dengan pelan, Aqila menyentuh dada kirinya. Jantungnya berdetak begitu cepat saat mendengar ucapan Lucas tadi.

"Dia bilang apa? Dandan yang cantik, plus gaunnya jangan terlalu terbuka. Gue nggak mau membagi gadis yang gue cinta sama orang lain?" batin Aqila yang kembali mengulang ucapan Lucas barusan.

"Gadis yang gue cinta? dia suka sama gue? bahkan cinta? argghh!! kenapa gue jadi gugup gini? kenapa jantung berdetak begitu kencang!!" teriak Aqila dalam hati.

Bahkan tanpa bisa di tahan, sedikit sudut bibirnya terangkat menciptakan senyuman tipis. Kenapa dia bahagia saat menyadari Lucas mencintainya? dia juga sangat nyaman berada didekat laki-laki itu.

"Apa Lucas sudah menggeser posisi Arthur dihati gue?" batin Aqila yang masih tersenyum tipis. Setelah itu gadis cantik tersebut menggelengkan kepalanya, tidak mungkin Lucas berhasil menggeser Arthur dari hatinya. Dan tidak mungkin cowok itu serius dengan ucapannya tadi.

"Nggak ada tempat lain buat ngelamun?" sinis seseorang sambil menyenggol bahu Aqila. Dengan malas, Aqila menatap kearah Vicky yang sedang berdiri disampingnya.

"Jatuh cinta lo sama Lucas?" tanya Vicky sambil tersenyum mengejek Aqila.

"Bukan urusan lo," jawab Aqila cuek sambil berjalan mendahului Vicky.

"Lo nggak lupa sama yang lo lakuin ke mantan lo kan?" tanya Vicky cukup keras yang sukses membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Terlebih lagi Aqila, murid-murid yang mendengar Aqila memiliki mantan menatap gadis itu dengan tatapan tak terbaca. Mereka tidak salah dengar bukan? Aqila pernah berpacaran, tapi dengan siapa? pikir mereka semua.

"Lo nggak lupakan adik sepupu gue yang cantik?" tanya Vicky lagi menyusul Aqila yang sedang berdiri dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Jauhin Lucas kalau lo nggak mau orang tau bahwa Arthur adalah mantan lo. Dan nama baik lo akan tercoreng karena alasan dia mati adalah lo," bisik Vicky menatap Aqila dengan senyuman sinis.

Sebelum pergi meninggalkan Aqila, Vicky mengacak rambut Aqila gemas. Seolah selama ini mereka memiliki hubungan yang baik satu sama lain. Sedangkan Aqila, gadis itu sudah memejamkan matanya untuk meredam emosinya.

"Nggak, Arthur meninggalkan bukan karena gue. Dia meninggal karena sakit," batin Aqila berjalan menuju kelas saat merasa emosinya sudah mulai stabil. Baru beberapa menit yang lalu dia merasa senang dan moodnya bagus saat bersama Lucas. Tapi dengan sekecap mata Vicky menghancurkannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Artic girlWhere stories live. Discover now