41

5.5K 455 84
                                    

Dua bulan sudah berlalu sejak acara pernikahan Lan Xichen dan Jiang Cheng. Kini usia kandungan Wei Wuxian telah memasuki bulan ke 9, yang artinya sebentar lagi ia akan melahirkan.

Lan Wangji pun semakin protektif terhadap sang istri, bahkan Alpha tampan itu tidak pergi kekantor dan melakukan pekerjaannya dirumah agar ia tetap bisa memantau istrinya itu. Ia akan pergi kekantor kalau memang ada urusan yang sangat mendesak ataupun ada rapat penting yang tidak bisa diwakilkan.

Seperti pagi ini, Lan Wangji ada rapat dengan klien dari Korea dan itu tidak bisa diwakilkan, jadi mau tidak mau Lan Wangji harus menghadiri rapat tersebut meski merasa berat meninggalkan istrinya yang tengah hamil tua.

"Jangan makan yang pedas-pedas."

Wei Wuxian mengangguk.

"Jangan sampai kelelahan."

"Mn."

"Jangan lakukan sesuatu yang konyol."

"Iya."

"Jangan berbuat ulah yang bisa membahayakanmu dan baby."

"Tidak janji."

"Wei Ying!"

"Baiklah, baiklah."

"Jangan keluar dari rumah sebelum mendapatkan izin dariku."

"Iya, Lan Zhan."

"Kalau kau ingin sesuatu langsung hubungi aku."

Wei Wuxian mengangguk.

"Kalau perutmu sakit juga langsung hubungi aku."

"Mn, aku akan."

"Kalau-"

"Stop, Lan Zhan. Kenapa hari ini kau cerewet sekali? Kenapa tidak diam saja seperti biasanya?" Wei Wuxian mulai jengah, ia bahkan memotong ucapan suaminya itu.

"Sayang, aku hanya menghawatirkan kalian. Tolong mengertilah." Ucap Lan Wangji, ia merasa tidak tenang meninggalkan istrinya itu. Apalagi fakta bahwa sifat Wei Wuxian yang nakal dan sangat aktif seperti kelinci yang melompat kesana kemari, membuat Lan Wangji tidak tenang kalau istrinya itu tidak dalam pengawasannya.

Wei Wuxian menghela nafas, "baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan melakukan hal-hal yang membahayakan aku dan baby, aku janji."

Lan Wangji tersenyum tipis, "aku hanya rapat sebentar, setelah itu aku akan langsung pulang."

Wei Wuxian mengangguk, "pergilah, Daddy. Jangan khawatirkan aku dan Mommy, kami akan baik-baik saja dirumah." Ucapnya yang menirukan suara khas anak kecil.

Lan Wangji tertawa kecil, ia menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan perut besar sang istri, tangannya mengelus lembut perut tersebut. "Daddy pergi sebentar, hm. Jangan nakal." Saat kalimat terakhir ia melirik pada istrinya itu.

"Oho, apa ini? Kau menyindirku tuan Lan?" Tanya Wei Wuxian saat mengerti arti dari lirikan suaminya itu.

Lan Wangji kembali menegakkan tubuhnya setelah mencium lembut perut sang istri.

"Itu bukan sindiran, tetapi peringatan nyonya Lan." Jawabnya yang membuat istrinya itu mencebikkan bibirnya.

Lan Wangji tersenyum tipis melihat itu, ia mengecup dahi sang istri dengan lembut. "Aku pergi, hm. Ingat pesanku tadi, jangan sampai dilanggar atau aku akan marah." Ia memperingati sekali lagi.

"Siap, aku akan mengingatnya." Wei Wuxian memasang pose hormat dengan cengiran khasnya.

"Hati-hati, Daddy." Seperti tadi, ia mengucapkannya dengan meniru suara khas anak kecil, dan dengan wajah cerianya ia melambaikan tangannya saat melihat mobil suaminya itu mulai menjauh meninggalkan mansion.

THE MAFIA (WANGXIAN) END✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz