CHAPTER 22

111 17 1
                                    

•KAMU BERHAK BAHAGIA•

"Kenapa kau begitu lama?" tanya Tina yang sedari tadi sudah menunggu kedatangan Saqila di salah satu cafe terdekat tempat perusahaan ayahnya.

"Kau bisa mengerti sedikit tidak? Aku baru saja pulang dari rumah sakit untuk mengecek keadaan ku," balas Saqila yang terlihat ketus.

"Well? Kekasihmu itu kenapa lagi? Apakah dia mencoba bunuh diri?" tebak Tina. Dan tepat sasaran.

"Dia hampir membunuhku! Kau tahu, lihat ini!" Saqila langsung melepaskan syal yang dia pakai tadi. Meskipun bukan musim dingin Saqila harus tetap memakai nya untuk menutupi memar di lehernya akibat ulah dari Aldrich.

"Oh my god!" Tina menutup mulutnya menatap ngeri memar di leher Saqila.

"Dan ini sangat menyakitkan! Aku berhenti Tin! Aku berhenti, lagi pula apa gunanya bersama dengan pria yang udah mau m4ti kek dia?!"

"Aku udah nggak sanggup lagi ngikutin sandiwara kamu. Dan yah Kakak tiri mu juga meninggal jadi, aku memutuskan untuk berhenti di sini," final Saqila memang benar awalnya dia ingin kembali dengan Aldrich namun setelah mendengarkan jika Aldrich sudah menikah membuat semangatnya untuk menemuinya hilang sudah tetapi Tina datang dengan permohonan agar Saqila mau membantunya untuk merusak kebahagiaan Keisha dengan merebut Aldrich dari sisinya.

Awalnya Saqila segan untuk melakukan hal itu, terlebih lagi itu bukan lah hal yang patut di lakukan sesama wanita. Tetapi dengan berbagai alasan Tina mampu membujuknya, dia mengatakan jika mereka akan sama-sama di untungkan dengan Saqila yang mendapatkan Aldrich kembali dan Tina yang dapat menghancurkan kebahagiaan Keisha. Benar-benar impas bukan?

Namun dengan meninggalnya Keisha membuat Saqila benar-benar di rundung rasa bersalah. Awalnya dia memang menikmati nya namun tindakan nekat Tina membuat Saqila sadar. Dia salah kali ini dia salah telah mendengarkan perkataan sahabatnya ini.

"Aku seharusnya nggak masuk ke kehidupan Al dam Keisha Tin. Kita benar-benar salah besar," ujar Saqila.

"Awalnya aku kira Aldrich bakalan sama kayak dulu. Mencintai aku dengan segenap hatinya dan.... "

"Dan perkiraan ku itu salah, Aldrich malah sudah jatuh hati pada istrinya. Dia sudah mencintai Keisha sebelum aku datang Tin," lanjut Saqila.

"Ada baiknya kita hentikan ini sekarang, aku nggak mau terlibat lebih jauh lagi Tin," kata Saqila yang menunduk.

"Nggak! Nggak bisa dong Sa! Kita udah sejauh ini, kita belum mencapai apa yang kita mau!" cecar Tina.

"Ini salah Tin! Kamu sadar nggak, yang kita lakuin ini tuh salah!" balas Saqila.

"Apa yang salah sih Sa? Kamu udah bahagia sama Aldrich jadi kamu nggak bisa ninggalin rencana kita yang bahkan belum selesai ini!" pekik Tina.

"Bahagia?! Siapa yang bahagia?! Kamu nggak lihat luka ini?! Kamu kata aku bahagia?! Dengar ini Tina. Aku dan Aldrich sudah putus! Dia memutuskan ku!" tukas Saqila.

"Aku capek Tin, sandiwara terus-menerus! Jika kita teruskan ini bisa-bisa bukan cuman kita yang dapat imbasnya tetapi juga keluarga kita!" ujar Saqila yang membuat Tina diam sejenak.

Saqila menarik napasnya dalam-dalam berusaha menetralisir keadaan sekitar dengan tidak ikut terbawa emosi sebab mereka hampir jadi tontonan pengunjung cafe di sana.

"Aku berhenti Tin, aku harap dengan bantuan ku kali ini jadi yang terakhir. Kita seharusnya nggak berbuat sejauh ini." Setelah mengatakan hal itu Saqila pergi dari sana meninggalkan Tina yang nampak diam di tempat.

"Nggak, aku bisa berhenti di sini. Langkah ku sudah terlalu jauh jika harus berhenti di tengah jalan,"

•••

THE PACHINKO [SELESAI]Where stories live. Discover now