8

309 78 14
                                    

Namjoon dan hoseok yang lelah dalam pencarian memutuskan kembali ke markas. Walaupun mereka tidak menemukan jimin dan jungkook, tapi mereka yakin jimin dan jungkook baik baik saja.

Namjoon memerintah prajurit untuk melakukan pencarian ke esokan hari, dia memberikan petunjuk tempat yang harus di telusuri dan prajurit siap melaksanakan perintah dari pimpinan mereka.

"Kalian benar benar merepotkan, penyusup, mata mata, tidak seharusnya kalian bebas dari negara kami. Apapun yang terjadi, kalian tidak boleh selamat" - Namjoon.
.
.
.
.

Hari sudah malam, di dalam bangunan pun hanya ada penerangan obor yang yoongi buat dan itu hanya satu. Jimin, taehyung, jungkook terlihat tidur. Sementara yoongi masih berjaga dengan berdiri di jendela yang tidak tertutup untuk memastikan keamanan.

Seokjin memegang perut nya dan berusaha bangun dengan susah payah, dia melepas jas dokter jungkook dan bertelanjang dada, kemudian berjalan mendekati yoongi dengan jalan tertatih.

"Yoon" panggil seokjin.

Yoongi menoleh dan langsung menghampiri seokjin yang berjalan ke arah nya.

"Hyung, kenapa bangun? Kau masih harus istirahat" kata yoongi dan membantu seokjin berjalan ke tempat dimana yoongi tadi berdiri .

"Dimana baju ku?" tanya seokjin.

"Tunggu di sini!"

Yoongi pergi mengambil baju seokjin yang sudah kering di gantungan yang dia buat, kemudian membantu seokjin memakai baju nya seperti seorang adik.

"Gomawoo" ucap seokjin sambil mengancing baju nya dan yoongi mengangguk sebagai jawaban.

Yoongi berdiri sambil melihat ke depan, begitu juga seokjin yang ikut melihat depan.

"Maaf" ucap seokjin tanpa melihat yoongi.

"Untuk?"- yoongi

"Karena ide ku, kita ~ "- seokjin

"Bukan salah mu hyung, ide mu sudah benar, kalau kita tidak menyerah, mungkin kita sudah mati di perbatasan" sela yoongi dan seokjin mengangguk

"Hyung"- yoongi

"Nee?"- seokjin

"Kita sudah tahu dimana letak gudang senjata mereka, kita juga tahu seberapa kuat pertahanan mereka, bahkan kita tahu dimana cara mengalahkan mereka" - yoongi

"Mm, lalu?"- seokjin

"Apa kita akan bebas dari hukuman saat kita memberitahu semua informasi yang kita dapat?"

Yoongi melihat seokjin menunggu jawaban.

"Aku tidak yakin" sahut seokjin dan yoongi mengangguk setuju.

"Seandainya kita tidak terpancing saat komandan mengejek kita sebagai tentara rendahan, mungkin perkelahian itu tidak akan terjadi, dan kita tidak akan mendapat hukuman seperti ini"

Yoongi menghela nafas dan menyesal saat teringat kembali masa masa yang membuat nya terkena hukuman menjadi mata mata.

Perkelahian yang di mulai karena sebuah perkataan komandan yang tidak dia sukai. Ya, yoongi paling tidak suka di pandang rendah, walupun posisi hanya prajurit biasa, begitu juga dengan seokjin yang tidak akan tinggal diam saat sahabat nya di rendahkan.

Mereka berkelahi sampai membuat komandan mereka terluka, sementara taehyung hanya ikut ikutan membuat keributan dengan menodongkan senjata ke arah komandan, sampai membuat nya ikut terkena hukuman.

Mereka berdua juga tidak memberitahu taehyung tentang kelemahan pertahanan korea selatan, semua itu agar taehyung bisa bebas saat di tangkap musuh karena taehyung tidak tahu sama sekali tentang informasi apapun.

"Tae, sama sekali tidak tahu informasi yang kita tahu kan?" tanya seokjin.

"Nee, anak itu tidak tahu apapun" jawab yoongi dan seokjin mengangguk percaya.

"Yoon"- seokjin

"Nee?"- yoongi.

"Seandainya kita selamat, apa rencanamu ke depan?"- seokjin

"Aku akn hidup sebagai orang biasa hyung, aku tidak mau jadi tentara"- yoongi

"Kenapa?"- seokjin

"Kita prajurit yang mengikuti perintah negara, kita pahlawan bagi negara kita, tapi di sini kita sebagai mata mata dan penjahat, bahkan kita menyandra mereka untuk bisa selamat.

"Aku ingin hidup bebas sebagai orang biasa hyung" kata yoongi dengan mata berkaca kaca dan tersenyum getir setelahnya.

Seokjin mengangguk mendengar jawaban yoongi.

"Aku juga ingin menjadi orang biasa yoon, menikahi gadis yang ku cintai adalah impian ku" kekeh seokjin.

"Bukan kah kau memang akan menikahi jieun noona?" - yoongi

"Mm, aku memang sudah melamar nya, aku bahkan berjanji akan kembali dengan selamat"

Seokjin menghela nafas dengan mata berkaca kaca, tangan nya menggenggam erat kalung berinisial "J" yang dia pakai.

"Oppa, aku terima lamaran mu, tapi berjanjilah untuk kembali dalam keadaan hidup" jieun melepas kalung yang dia pakai, kemudian memakaikan ke leher seokjin.

"Kau harus mengembalikan sendiri pada ku, setelah itu ayo kita menikah" kata jieun dan tersenyum.

"Nee, aku janji akan mengembalikan nya pada mu" jawab seokjin, kemudian membelai rambut jieun dan perlahan wajah mereka saling mendekat dan ciuman bibir pun mereka lakukan.

"Mianhae, jieun-ah" gumam seokjin dan langsung membuang nafas dengan kasar untuk menahan air mata nya yang akan jatuh.

"Hyung" Yoongi melihat seokjin.

"Nee?" jawab seokjin dan melihat yoongi yang sedang melihat nya.

"Apa kita akan selamat?" tanya yoongi.

"Aku tidak bisa menjawab yoon, sekarang kita masih hidup karena kita menyandra orang" jawab seokjin dan yoongi mengangguk mendengar nya.

"Tapi aku yakin kau bisa selamat yoon, tolong kau jaga adik ku nee?" lanjut seokjin.

"Kenapa kau bicara begitu hyung? Dia adik mu, jadi kau harus menjaga nya sendiri!" - yoongi

"Aku tidak yakin yoon, aku tidak yakin bisa bertahan dengan kondisi ku yang seperti ini" kata seokjin sambil memegangi perut nya.

"Adik mu pasti selamat hyung, jangan khawatir" sahut yoongi dan seokjin mengangguk.

Mereka saling melihat dan tersenyum dengan mata berkaca kaca, mereka seolah tau apa yang akan terjadi pada mereka.

"Jin hyung, terimakasih karena selalu membela ku, kau juga selalu menjaga ku seperti kau menjaga adik mu" kata yoongi di sertai air mata yang mengalir begitu saja.

"Aku juga berterima kasih pada mu karena kau selalu mempercayai ku atas keputusan yang ku ambil sebagai pemimpin kalian. Aku tidak pernah menganggap mu sahabat yoon, aku selalu menganggap mu adik.

"Jika di antara kita ada yang harus mati, maka biarlah aku yang mati sebagai perisai kalian" sahut seokjin, membuat yoongi menangis mendengar nya.

Tanpa mereka tahu, jungkook mendengar semua obrolan mereka, dia bahkan menangis dalam diam mendengar obrolan mereka berdua.

"Apa yang harus ku lakukan?"

Batin jungkook sambil terus melihat mereka yang saling menguatkan satu sama lain.

Batin jungkook sambil terus melihat mereka yang saling menguatkan satu sama lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Save Me ✅Where stories live. Discover now