🌱

187 10 0
                                    

"gimana? Kamu senang sayang? Hari ini ulang tahun kamu sama njun bukan? Selamat ulang tahun kembarnya bunda."

"Terimakasih bunda!" Balas si kembar kepada Winwin dan memeluk Winwin.

"Bunda aja nih yang di peluk? Papa enggak? Sakit hati papa hiks-"

"Papa jangan alay deh, kan kakak-kakak cumen bales ucapan bunda. Papa aja belum ngucapin apapun kan ke mereka hiss..."

"Taro kok githu sama papa? Hiks- sini papa peluk taro aja deh hiks"

Shotaro menghindari pelukan dari papah nya dan berakhir kejar-kejaran satu keluarga.

Flashback end*



🌱


Taeyong kaget mendengar cerita Jaemin. Jadi sebenarnya dia tidak lumpuh? Siapa yang memberi obat itu? Berani sekali dia memberi racun itu kepada mantu kesayangannya. Taeyong mengusap air mata Jaemin. Dia tersenyum manis dan membuat Jaemin tenang. Ya Jaemin berpikir, dirinya tidak di benci oleh mertuanya sendiri.

"Sayang.. terimakasih sudah cerita dan percaya sama bubu. Pasti berat ya? Kamu sudah bertahan sampai sini. Kamu udah kuat, kamu hebat sayang."

Jaemin terdiam. Lama lama pandangannya menghitam. Rasanya sangat mengantuk di dalam pelukan dari mertuanya. Akhirnya Jaemin tertidur di dalam pelukan Taeyong. Taeyong tersenyum melihat menantunya tertidur pulas. Jeno yang sedari tadi menguping di dekat pintu kamar mereka langsung berlari menghampiri Taeyong dan Jaemin. Dia mengambil alih Jaemin ke gendongannya.

"Bubu, bubu boleh pulang. Biar nono yang jagain nana."

"Bubu pulang sekarang ya sayang. Dadah nono dan nana..."

Taeyong mengecup singkat pipi Jeno dan Jaemin yang sedang tertidur pulas. Lalu dia pergi keluar pintu lalu pergi ke rumahnya. Sebenarnya dia tidak tega harus berpisah dengan Jaemin. Tapi mau bagaimana lagi, Jaehyun tadi sempat mengirimkan pesan kepadanya untuk segera pulang.

🌱

Jeno menaruh tubuh Jaemin ke atas ranjangnya dengan hati hati. Berharap tidak membangunkan istri mungilnya ini. Setelah menaruhnya, dia ikut naik ke ranjang dan menarik selimut agar Jaemin tidak kedinginan.

"Jadi nana pasti sakit sekali ya? Nono di sini sayang. Nono bakalan jagain kesayangannya nono. Selamat tidur sayangnya nono..."

Jeno memeluk Jaemin dan ikut pergi ke alam mimpi.

🌱

Jeno terbangun jam 11 malam. Dia terbangun karena Jaemin terus saja bergumam kecil. Jeno tidak tau Jaemin mengapa. Dia turun dari kasurnya dan mengambil hp Jaemin. Dia menelfon seseorang dan untungnya di angkat.

"Halo?"

"...."

"Jaemin sakit! Nono gak tau harus apa."

"...."

"Baiklah nono akan kompres nana sambil menunggu!"

Jeno mematikan sambungan telepon nya. Dia mengambil baskom dan mengisi air untuk mengompres Jaemin. Hanya ini yang dia tau saat orang sedang demam. Dia menaruh kain di atas kepala Jaemin. Jaemin sedikit terbangun.

"Bunda.. bunda, nana mau bunda..."

"Nana tidur dulu ya sayang?"

"Aku mau bunda no. Suruh bunda datang..."

"Iya, bunda akan datang kesini."

Tak lama Winwin datang dengan terburu-buru. Keringat dingin mengucur dari seluruh tubuhnya. Sepertinya dia berlari dari rumahnya ke apartemen Jeno dan Jaemin.

Jaemin yang melihat bundanya datang langsung berdiri dan memeluknya. Winwin menangkap Jaemin yang hampir saja terjatuh. Jeno membatu Winwin untuk menidurkan Jaemin ke kasurnya lagi.

"Bunda, nana pusing."

"Tidur ya sayangnya bunda. Nanti bunda masakin bubur buat nana."

Winwin mengecup kening Jaemin. Akhirnya Jaemin menutup matanya dan mulai memasuki mimpinya kembali.

Tiga jam kemudian, Jaemin bangun dan melihat Winwin yang sedang tidur sambil memeluk dirinya. Bundanya kini sungguh berubah. Sekarang tak ada lagi yang menyakiti dirinya dalam keluarganya. Jaemin membalas pelukan Winwin.

"Kamu sudah sadar? Sebentar ya bunda bawakan bubur buat nana."

Winwin bangun lalu keluar dari kamar. Dia mengambil air putih dan juga obat pereda demam. Dan akhirnya kembali ke kamar Jaemin lalu duduk di samping sang anak.

"Aku bisa sendiri bun."

"Bunda mau manjain anaknya dulu saat sakit! Sini bunda suapi."

Dengan pasrah Jaemin menerima perlakuan Winwin. Dia di suapi hingga buburnya habis lalu meminum obatnya.

"Maafin bunda ya sayang, dulu kalau kamu sakit bunda malah tambah sakitin kamu."

"Bunda.. aku kan udah maafin bunda. Jangan bahas itu lagi ya? Aku gak suka."

Winwin menangis tapi di hapus oleh Jaemin. Mereka berdua saling melontarkan senyum.

"MANA ANAK GW YANG SAKIT?! SIAPA YANG BIKIN ANAK GW SAKIT?! MAJU SINI!!"

"BENER!! SIAPA YANG BIKIN KAK NANA SAKI?!"

"SAKIT APA LU NA? AMBULANS PA PANGGIL CEPET!! NANTI DIA SEKARAT!!"

Ya kalian tau lah siapa yang dateng. Winwin memijit keningnya yang pusing akan kelakuan suami serta anak-anaknya. Sepertinya yang waras di keluargnya hanya Jaemin dan dirinya saja. Ya Shotaro masih waras lah dikit. Tapi kalau sudah soal Jaemin warasnya berkurang lebih.

"Ya Tuhan... Kalian berisik, keluar sana! Mengganggu waktu bunda dan nana saja!"

"Ish bunda curang! Kita kan juga mau manja-manja sama kak nana!"

"Aku mau di manja-manja~ tapi kamu cuek-cuek aja~"

Plak*

Kini Yuta mendapatkan geplakan kasih sayang dari anak keduanya, Renjun.

"Durhaka kamu njun sama bapak sendiri."

"Papa yang mancing."

Jaemin tertawa melihat perlakuan keluarganya. Ada ada saja bukan kelakuannya?

"Permisi, jangan lupain Nono dong..."

Mereka semua langsung melihat ke asal suara.

"Monyet! Ya tuhan kaget aku ada bocah."

"Papa Yuta, nono bukan monyet atau bocah tau!"

Sekarang Winwin, Jaemin, Renjun, dan Shotaro mengetawakan Yuta yang sedang membujuk Jeno agar tidak ngambek kepadanya.


























T.B.C

Coklat Manis [NoMin]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora