08

497 63 3
                                    

Hari ini hari minggu. Namun Doyoung memutuskan untuk bangun pagi karena ia ingin jogging.

Setelah bersiap, ia segera keluar rumah lalu memulainya dengan berlari-lari kecil.

Matanya terpejam sebentar saat menghirup dalam segarnya udara pagi hari.

Hingga ia merasakan seseorang yang berlari di belakangnya. Doyoung memelankan langkahnya. Mengubah lari kecil itu mrnjadi langkah biasa.
Ingin rasanya menoleh kebelakang untuk melihat siapa itu. Tapi ia agak takut.

Hingga ia merasakan sebuah tepukan prlan pada pundaknya. Langkahnya terhenti. Lalu dengan pergerakan pelan, ia membali badan ke belakang.

Dan, wahhhhh...... Siapa ini?

"Hai, Doyoung, kan? "

Doyoung menjawabnya dengan anggukan pelan.

"Gwe Mashiho. Salam kenal"

Doyoung menatap uluran tangan Mashiho. Lalu dengan perlahan, menerima uluran tangan itu.

"Oh ya. Gwe anaknya tante Jisoo"

"Tante Jisoo? "

"Iya. Bunda lo ada di rumah gwe sekarang"

"Bunda? "

"Iya. Bunda Je di rumah gwe. Mau ikut? "

"Bentar. Kok lo tahu gwe sih? Kan gwe nggak tahu elo"

"Tahu. Bunda Je yang kasih tahu"

"Lo beneran kenal? "

"Iya, yaampun! Lo pikir gwe punculik gitu? Masa iya ganteng-ganteng gini kerjaannya nyulik? Nggak banget"

"Siapa tahu"

"Bukan. Percaya sama gwe. Gwe berani sumpah. Apa lo mau telpon bunda Je dulu biar lo percaya? Apa gwe yang telpon? Gwe punya nih nomornya"

"Iya. Telpon bunda"

"Oke"Final Mashiho.

Ia lalu merogoh saku celananya lalu mangambil ponsel miliknya. Memulai panggilan pada bunda Doyoung.

"Bunda udah bangun? "

"Lo udah percaya kalau bunda Je di rumah gwe? "

Doyoung menggeleng.

Tak butuh waktu lama, panggilan itu sudah di jawab. Mashiho menenkan tombol speaker agar Doyoung ikut mendengarkan.

"Halo, bunda"

'Iya Mashi. Ada apa? '

"Bunda Je dirumahku kan? "

'Pake nanya. Terus kalau bunda nggak di rumahmu, yang dirumahmu dari semalem itu siapa? '

Mashiho melirik Doyoung yang dengan seriusnya menatap ponsel miliknya.

"Oke, bund. Aku cuma mau pastiin aja sih. Soalnya aku ketemu Doyoung. Tapi Doyoungnya gak percaya. Dikira penculik akunya"

'Hahaha... Maaf ya... Yaudah. Bawa Doyoung kesini gih'

"Iya, bund. Udah ya. Aku tutup"

Panggilan berakhir.

"Gimana? "

"Yaudah. Ayo"

Mashiho tersenyum lalu menggandeng tangan Doyoung.
Doyoung yang mrndapat oerlakuan tiba-tiba pun terkejut.

"Kenapa? "

"Nggak. Nggak papa"


















































Setelah melakukan perjalan yang tidak terlalu jauh, akhirnya keduanya sampai dirumah Mashiho. Atau lebih tepatnya rumah orangtua Mashiho.

"Bunda, Mama. Mashi pulang"

"Mashi udah pulang? Sini kedapur. Mama sama bunda Je di sini"

Mashiho menarik tangan Doyoung untuk pergi ke dapur.

Dan benar saja. Sampai di dapur, Doyoung mendapati bundanya sedang mengaduk sebuah adonan.

"Bunda"Doyoung melepaskan genggaman tangannya pada Mashiho dan berjalan mrndekati bundanya.

"Kamu kok bisa ketemu Mashi? "

"Tadi aku jogging. Bunda nih, dari kemarin nggak pulang ternyata di sini?"

"Iya. Maaf ya nggak ngabarin. Hp bunda pecah. Belum beli"

Doyoung mendengus kesal. Padahal kemarin malam ia hampir menangis karena tak mendapat kabar dari bundanya.

"Nggak usah marah. Nih, bunda bikin donat. Nanti bisa dimakan. Sana, salim ke tante Jisoo dulu"

Doyoung mengangguk, lalu menghampiri Jisoo yang sedaritadi menyender pada kulkas, menyaksikan percakapan Jennie dan Doyoung.

"Halo, maniiisss"Jisoo mengulurkan tangannya. Lalu disambut dengan tangan Doyoung.

"Iya, tante"

"Kamu lucu banget sih! Udah besar aja. Dulu tante lihat kamu terakhir kali kamu masih bayi"

"Hehe, iyakah? Nggak inget"

"Hahaha... Iya tahu... Masa nggak inget? Tapi nggak papa. Udah lama juga kan. Oh ya. Daripada bosen di sini, mending main sama Mashiho dulu ya. Atau jalan-jalan? "

"Iya, tan"

"Mashi, ajak Doyoung ya? Nanti kalau udah jam tujuh pulang. Sarapan bareng"

"Iya, ma. Ayo, Doy"

Doyoung mengangguk. "Duluan ya, tan, Bun"

"Iya... Hati-hati"

INTROVERT-BbyWhere stories live. Discover now