11

370 47 2
                                    

Sepulang sekolah ini, Doyoung mendapatkan sebuah pesan dari Sunghoon setelah sekian lama ia tak bertemu dengan sahabat sekaligus kakak kelasnya itu.

Sore nanti, Sunghoon memintanya untuk datang menemuinya di taman kota. Sontak jemari Doyoung membalas pesan itu penuh semangat. Bahkan ia segera menghubungi Mashiho agar sore nanti tak perlu menjuputnya karena ia ada urusan.












































Setelah pamit dengan bundanya, Doyoung lantas bergegas, berjalan menuju taman kota yang letaknya tak terlalu jauh dari rumahnya. Sunghoon tadi juga sempat memberi pesan lagi, agar Doyoung berangkat jam lima.

Senyum di wajahnya terbit, kala mendapati Sunghoon yang berdiri di depannya dengan jarak yang tak terlalu jauh, melambaikan tangan, melemparkan senyum manisnya. Doyoung lantas berjalan mendekati lelaki itu.

"Lama nggak ketemu. Ngilang kemana aja lo? "

"Baru dua harian nggak ketemu dibilang lama. Gimana kalau tiga tahun nggak ketemu? "

Doyoung hanya membalasnya dengan cubitan di perut Sunghoon. Tidak keras, tapi cukup untuk membuat teriakan Sunghoon yang nyaring.

"Tumben lo ngajak keluar? Ada apa? "

"Ada sesuatu. Nanti aja tapi. Sekarang, kita seneng-seneng dulu, yuk? "

"Ayo! Kemana? "

Sunghoon tersenyum mendaat respon antusias dari Doyoung. "Mau ke pm? "
Doyoung lantas mengangguk. Lalu keduanya berjalan beriringan menuju tempat yang mereka inginkan.

Setibanya di pasar malam, Doyoung langsung menyeret tangan Sunghoon kesana dan kemari untuk mencoba berbagai wahana, juga mencicipi berbagai macam camilan.

Hingga dirasa sudah lelah, Sunghoon mengajak Doyoung untuk kembali ke tempat awal mereka bertemu sore tadi. Taman kota.

"Lo ngapain deh bawa gwe kesini lagi? "

"Biar nanti pulangnya nggak terlalu jauh lagi. Gwe takut lo bukannya pulang malah ngesot-ngesot di pinggir jalan habis ini"ujar Sunghoon diakhiri dengan tawanya.

"Ngaco. Lo pikir gwe seniat itu buat ngepel pinggiran jalan? "

"Doy"

"Apa? "

"Gwe mau ngomong. Serius"

"Lo daritadi udah ngomong. Masa nggak nggak sadar? "

"Ah, gwe serius nih"

"Iya-iya. Ngomong aja"

Sunghoon menghirup napas dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Doyoung yang mendapati hal itu tentu heran. Namun ia memutuskan untuk tetap diam. Menunggu mulut Sunghoon terbuka untuk berbicara.

"Doy, gwe mau makasih banyak buat waktu selama ini yang udah kita gunanin buat barengan. Jadi sahabat bagi sosok kaya lo, bikin gwe bersyukur. Lo emang ngeselin, tapi dibalik itu semua, lo baik. Lo perhatian. Lo emang suka menyendiri. Tapi dibalik itu semua, lo arang yang asik. Gwe juga minta maaf atas semua perilaku atau perkataan gwe selama ini yang mungkin udah ngegores luka buat hati lo"

Doyoung merasakan sesak dihatinya. Entah kenapa. Padahal ia juga tidak tahu kenapa tetiba Sunghoon berbicara seperti ini. "Lo kenapa deh? "

Sunghoon menoleh. Menatap sahabatnya dengan lembut, lalu senyuman tipis kembali terbit menghiasi wajahnya.

"Tolong jaga diri lo sendiri baik-baik ya. Tolong latih diri lo buat berbaur sama sekitar. Lo juga harus lebih berani lagi, kalau misal nanti ada tugas presentasi. Lo bisa dapet temen, gwe yakin. Banyak orang yang pengin temenan sama elo kok. Tapi emang dasarnya diri lo nggak terlalu terbuka ngebuat mereka agak sungkan buat deket sama lo. Karena mereka pikir bakal ganggu lo"

"Lo ngomong kaya gini dalam rangka apa sih, kak? "

"Habis ini, gwe nggak bakal bisa nganter jemput lo lagi ke sekolah. Habis ini gwe nggak bakal bisa belah lautan manusia buat lo. Habis ini, gwe nggak bisa kasih makanan waktu istirahat buat lo. Jadi, lo harus bisa latihan mandiri ya. Gwe yakin, nggak ada gwe di samping lo pun lo pasti ada yang nemenin. Doy, gwe mau pamit. Besok gwe bakal ke Amerika buat lanjutin sekolah gwe. Bokap gwe nyuruh gwe di sana"

Bagai tertimpa sebuah batu besar. Hatinya terasa sangat sesak. Bahkan cairan bening sudah menumpuk di matanya.

"Lo, bakal ninggalin gwe, kak? "

"Gwe nggak ninggalin lo. Gwe bakal balik kesini walau dalam jangka waktu yang nggak bisa dibilang sebentar. Lo masih bisa telpon gwe. Atau lo bisa ngechat gwe. Kita nggak bakal putus komunikasi walau jarak jauhin kita, Doy"

Doyoung menunduk. Membuat air mata yang sedaritadi ia bendung jatuh begitu saja. Ia memukul paha Sunghoon Pelan.

"Jahat lo, kak. Lo jelas-jelas mau ninggalin gwe. Nanti kalau lo nggak ada, gwe gimana? Selama ini gwe ngerasa banyak banget bergantung sama elo. Tapi, makasih banyak buat semuaya. Maaf udah sering buat lo repot. Mulai besok, lo nggak akan bisa gwe repotin langi. Jadi malem ini, buat terakhir kalinya ijinin gwe buat lo repot"

Sunghoon mengangguk.

"Lo harus anterin gwe balik ke rumah. Lo harus makan bareng gwe dulu, baru lo boleh pulang"

Sunghoon tertawa. "Makan mulu. Daritadi udah makan cemilan di pasar malem, apa kurang? "

Doyoung mengangguk semangat.
Akhirnya, malam ini, sesuai permintaan Doyoung. Sunghoon mengantarnya pulang kerumah, dengan langkah santai juga beberapa perbincangan ringan. Ditemani oleh langit malam yang indah.

INTROVERT-BbyWhere stories live. Discover now