[ ASL ] • 32 CEMBURU TANDA CINTA

12.1K 670 24
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

••••

CHAPTER 32. CEMBURU TANDA CINTA

"Pradipta Mega Aksara?" ulang Varez ketika membaca sebuah biografi seorang pria yang dia perintahkan pada Zein untuk mencarinya, karena Varez masih sangat penasaran dengan pria yang sempat berdebat dengan istrinya beberapa hari lalu sampai istrinya dia tabrak sendiri di depan gedung apartemen.

"Benar, Pak. Dia adalah seorang aktor dan idola yang sangat populer di kalangan para remaja saat ini. Dia baru kembali ke Indonesia setelah kontraknya di New York selesai," jelas Zein memberikan informasi sedetailnya pada sang Bos.

"Dan mungkin Pak Varez ingin mengetahui hal ini juga?"

Varez menoleh pada Zein yang terlihat ragu. "Apa itu?" tanyanya.

Zein pun memberikan sebuah kertas di tangannya. Varez mengambilnya dan seketika membulatkan mata membaca tulisan di kertas itu. "Jadi dia orangnya?"

"Iya, Pak. Pradipta Mega Aksara adalah mantan kekasih Bu Nagisa."

Tanpa sadar Varez meremas kertas pada bagian yang dia pegang. Membaca tulisan di sana berulang-ulang untuk memastikannya. Varez kemudian berdecih, entah dia harus senang atau tidak dengan fakta ini. Apa dia harus senang karena pria bernama Dipta itu tidak jadi menikahi Nagisa hingga akhirnya Nagisa sekarang menjadi istrinya? Atau kah Varez harus marah karena gara-gara Pradipta Mega Aksara istrinya sempat begitu tertekan saat ditinggalkan tepat di hari pernikahannya?

Varez bersandar di kursi lalu mengembuskan napas. Matanya terpejam. Kenapa Nagisa harus berbohong padanya soal Dipta? Kenapa Nagisa tidak jujur saja saat dia bertanya siapa pria yang sempat berdebat dengan istrinya itu di lobi apartemen? Kenapa Nagisa tidak jujur saja?

Tok!Tok!Tok!

Terdengar pintu ruangannya di ketuk dari luar. Tanpa merubah posisinya Varez berujar mengizinkan orang itu masuk. "Masuk!"

Pintu terbuka dan seorang perempuan dengan pakaian staylish dan glamour masuk. Varez membuka matanya dan melihat siapa seseorang yang masuk ke ruangannya. Detik itu juga Varez mematung dengan kedua mata membulat sempurna. Napasnya tiba-tiba tercekat melihat Tamara.

"Hai, Rez! Long time no see!" ujar Tamara membuka kacamata hitamnya dan melemparkan senyum manis.

Zein yang sadar diri langsung keluar dari ruangan Varez karena merasa saat ini dia tidak berhak berada di ruangan tersebut.

"Tamara? Kok lo bisa di sini?" tanya Varez berdiri dari duduknya.

Tamara mendekat dan langsung memeluk Varez erat, melepaskan rindunya selama ini pada pria pujaan hatinya.

"Gue kan udah kirim pesan kalau gue udah balik ke Indonesia dan gue pengen banget ketemu sama lo." Tangan Tamara yang melingkar di tubuh Varez semakin erat. "Gue kangen banget sama lo, Rez."

Tamara menghirup aroma Varez yang begitu membuatnya tidak bisa berkutik. Benar-benar membuatnya tidak bisa lepas dari Alvarez Sky Lawrence.

"Ra, lepasin." Varez memaksa Tamara melepaskan pelukan perempuan itu darinya.

"Kenapa sih? Gue masih kangen sama lo. Nggak salah dong kalau gue peluk." Tamara kembali menghamburkan tubuhnya dengan Varez. "Kemarin kenapa lo pergi gitu aja ninggalin gue sih? Padahal kemarin momen kita ketemu lagi."

Varez kembali mendorong Tamara hingga pelukannya terlepas. "Gue risih, nggak usah peluk-peluk segala," ucap Varez dingin.

Bukannya merasa takut atau terintimidasi oleh tatapan tajam Varez, Tamara justru tertawa kecil. "Ya udah, maaf deh."

Alvarez Sky Lawrence [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant