17. Pelaku Kabur

195 6 0
                                    

Yanza menatap Junico yang sedang menyeruput minumannya, Junico yang sadar ditatap Yanza pun menatapnya balik

" Kenapa? " Tanya Junico

" Saya pengen tau siapa pelaku dari semua ini, saya pengen cari tau sendiri siapa pelakunya " Balas Yanza

" Kamu tenang aja, saya udah suruh Asisten saya buat nyelidikin semuanya "Junico mengelus tangan Yanza yang ada di genggamannya

" Saya takut kalo mereka nyakitin semua orang yang ada disekitar saya, kalo sasaran nya cuma saya, saya lega tapi kalo sasarannya kalian, saya gak tau harus gimana " Lirih Yanza menatap Junico dengan matanya yang berkaca kaca

' Segitu baiknya kamu Yanza, sampe kamu gak mau orang orang disekitar kamu tersakiti ' Batin Junico menatap lekat istrinya yang hendak menangis

" Kamu juga harus mikirin diri kamu sendiri " Ucap Junico menggenggam tangan Yanza

" Kak Jun harus janji sama saya ya? Kalo Kak Jun bakalan baik-baik aja " Tutur Yanza memegang tangan Junico

" Saya janji, begitupun dengan kamu, saya susah payah mencari kamu, setelah saya menemukan kamu, kamu sudah menjadi istri saya " Junico mengelus kepala Yanza

" Yang susah payah tuh saya tau, Kak Jun kan udah tau saya dari dulu, kenapa gak bilang sama saya dari dulu coba " Kesal Yanza mencubit pinggang Junico

" Aduh, sakit sayang " Pekik Junico

" Rasain " Ledek Yanza membuat Junico terkekeh gemas

" Kalo tiba-tiba saya ngaku saya itu orang yang kamu cari, terus kamu gak percaya gimana? " Tanya Junico

" Ya tergantung kalo ada buktinya sih percaya tapi kalo cuma modal omongan mana bisa dipercaya " Balas Yanza

" Waktu itu saya sudah ada niat buat bilang sama kamu tapi kamu dipanggil sama temen kamu yaudah gak jadi " Jelas Junico mengelus surai panjang Yanza

" Lagian kelamaan sih " Ucap Yanza

" Udah ayo istirahat lagi " Ajak Junico mengacak-acak rambut Yanza gemas

Yanza menganggukkan kepalanya, mereka berdua merebahkan dirinya dikasur, Junico menaruh tangannya dibawah kepala Yanza agar bisa dipakai bantalan olehnya

" Kak " Panggil Yanza

" Iya? " Tanya Junico

" Kak Jun beneran gak ada yang luka? " Tanya Yanza

" Sini saya sakit " Bohong Junico memegang dadanya membuat Yanza membelalakan matanya

" Seriusan? Sekarang masih sakit gak? Kenapa gak bilang sama saya kalo dada Kak Jun sakit? Saya panggilin dokter ya " Panik Yanza membuat Junico tersenyum karena dia bertanya tanpa henti

" Gak usah gak usah " Cegah Junico memegang pergelangan tangan Yanza

" Kok gak usah? Itu dada Kakak sakit masa iya di biarin " Yanza mengubah posisi tidurnya menjadi duduk

Junico memegang tangan Yanza dan menaruhnya di dadanya, Yanza yang melihat itu mengernyit bingung

" Ini saya sakit karena lihat kamu sakit " Jelas Junico yang langsung diberikan pukulan oleh Yanza

" Aduh, kok saya di pukul " Adu Junico memegang bahunya yang dipukul Yanza

" Salah sendiri, orang lagi panik juga masih aja bercanda " Kesal Yanza menatap Junico males

" Beneran, saya gak bohong kok " Ucap Junico

" Ya tapi gak usah gitu juga tau, bercandanya gak lucu tau gak " Yanza masih kesal dengan Junico

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang