18. Kotak Besar

50 3 0
                                    

Mereka semua memasuki lift disana, Yanza melihat Junico dari pantulan lift, dia menatap Junico dengan tersenyum

" Saya tau saya ganteng " Bisik Junico membuat Yanza tersadar

" Gantengan suami saya yang Korea tau " Ucap Yanza membuat mereka semua menatapnya

Yanza langsung nyengir karena ditatap oleh keluarganya, Junico yang melihat itu pun tersenyum geli, Mereka keluar dari lift dan langsung menuju parkiran, disana sudah ada Jack dan Shandy yang ada didepan mobil

" Kalian bertiga ikut mobil Jack sama Shandy aja ya " Tutur Gracia

" Iya Ma " Ucap Junico

" Sini gw bantu " Jack mengangkat Yanza dan memasukkan nya kedalam mobil, mereka semua masuk ke dalam mobil Jack

" Lega banget Bang Jun sama Yanza udah pulang " Jack menancap gas mobilnya

" Thank's ya " Yanza tersenyum kepada Shandy dan Jack

Mereka berdua hanya tersenyum dengan menatap Yanza dan Junico bergantian, Yanza menatap Adit yang duduk disampingnya

" Makasih ya, kamu udah bantu Kakak sama Abang kamu selama dirumah sakit " Yanza memegang tangan Adit

" Sama sama Kak " Adit tersenyum menatap Yanza

" Kalo di rumah jangan pernah jalan sebelum di suruh dokter jalan lo, lo emang bandel banget jadi cewe, keknya gw harus panggil lo batu deh " Celetuk Shandy yang memulai perdebatan lagi

" Udah gak usah mulai lo " Seru Yanza mencubit pinggang Shandy kesal

" Ya lagian mulut gw udah berbusa bilangin lo " Ucap Shandy yang lagi-lagi membuat Yanza geram

" Keracunan itu bego " Ucap Yanza yang langsung mendapatkan pukulan pelan ditangannya oleh Junico

" Bicara yang bagus " Ucap Junico

" Sukurin lo " Ledek Shandy membuat Yanza kesal

" Shandy duluan Kak, ini kita nginep dirumah Mama cuma hari ini aja kan? Kalo sampe aku sembuh sih ogah banget ketemu Shandy setiap hari " Adu Yanza seperti anak kecil

" Heh badak, emang gw mau ketemu sama lo terus? Gw sih juga ogah " Omel Shandy

" Heh kutilnya badak dengerin ya--- " Ucapan Yanza terhenti karena tangan Junico mendekap mulutnya membuatnya tidak bisa bicara

" Udah sayang, berisik " Junico menatap tajam Yanza karena dia tidak mau Yanza mengeluarkan kata kata mutiaranya ( Kotor )

" Ck, awas lo " Decak Yanza menatap Shandy tajam

" Baru dengerin aja udah digituin nah gw bang yang tiap mereka ketemu cuma bisa dengerin aja, stres lama lama " Keluh Jack

Yanza menyandarkan kepalanya di bahu Junico, dia memilih memejamkan matanya daripada harus berdebat dengan Shandy lagi yang tidak ada ujungnya

" Kamu udah kelas berapa Dit? " Tanya Shandy

" Mau naik kelas 12 SMA Bang " Balas Adit tersenyum ramah kepada Shandy

" Udah di pikirin belom kalo mau lulus kuliah dimana? " Tanya Jack

" Maunya sih di kampusnya Kak Yanza aja Bang " Jawab Adit

" Jangan Dit, Nanti Abang pilihan yang bagus sesuai keinginan kamu mau ambil jurusan apa " Jelas Shandy

" Kenapa Bang? " Tanya Adit heran

" Jangan, meskipun kampusnya bagus tapi gak menjamin semuanya berjalan aman, kamu tenang aja kita siap bantu kamu kok " Jelas Shandy

" Iya Bang, liat besok aja gimana " Ucap Adit

𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 ( END ) Onde histórias criam vida. Descubra agora