Chapter 1

1K 122 7
                                    

Happy reading





"AAAAAAA" suara teriakan melengking di ruangan serba putih dan berbau obat seorang remaja berumur 17 tahun memekik kaget ketika melihat wajahnya di cermin.

Dia meraba-raba wajahnya yg terlihat manis, putih bersih,dan mata yg berwarna coklat,dia melihat mata itu seolah-olah kehilangan cahaya dan kemudian redup seperti tidak akan ada harapan,meski tubuhnya di isi oleh jiwa lain.

"Anjing mulus banget nih wajah Cok,kalau di bandingin sama wajah gue,ini 10× lebih ganteng,manis gitu daripada wajah gue"

Asik dengan kegiatan mengagumi wajahnya yg tiba² berubah ini,dia tidak sadar bahwa pintu ruangan itu di buka dan terlihat seorang dokter pria yg 12 tahun lebih tua darinya.

"Kau sudah sadar akhirnya" ucap dokter itu

Suara itu membuat dirinya berhenti menatap ke arah cermin,dan sekarang mereka saling bertatapan.

"Lu siapa? Masuk ruangan org gk ketuk² pintu gk sopan banget" ucap remaja itu

"Benar yg saya duga"

"Maksud lo?"

"Kamu mengalami amnesia"

"Gila nih orang ngatain gue amnesia,gue itu gk amnesia gue aja ingat nama gue,keluarga gue dan semua hal tentang gue" batin remaja itu

"Gila lo yah sembarangan ngatain gue amnesia lagi"

"Sekarang saya tanya nama kamu siapa?"

"Nama gue arga agranata reynand,keren kan nama gue"

"Salah!! Nama kamu itu agra falendrio"

Sedangkan remaja itu mengangkat satu alisnya menandakan dirinya tengah bingung.

"Bentar² agra falendrio?tuh nama kek gk asing, anjing itukan nama antagonis di novel yg gue baca,dan gue lupa bukannya gue udah mati ya ketabrak mobil kok bisa hidup lagi sih? Apa jangan² gue transaksi kek di novel² itu ya,eh maksudnya transmigrasi" batin arga

"Kamu gk usah bingung,dan jangan coba mengingat apa yg terjadi perlahan-lahan ingatan kamu akan kembali,ini hanya amnesia sementara saja"

"Padahal gue gk amnesia" batin Arga.

"Lu siapa?" Tanya arga

"Saya kakak kedua kamu,Samuel falendrio"

"Anjir jadi ini Samuel falendrio,ganteng juga sih, tapi lebih gantengan gue" batin arga

Ketika membaca novel itu arga hanya melihat visual agra saja selebihnya dia lewati jadi dia tdk tau wajah² pemeran yg lain termasuk si Samuel ini.

"Tapi kok dari cara bicaranya ke gue kok beda ya kek lebih lemah lembut,bukannya di dalam novel itu dia yg paling benci sama nih tubuh yg gue tempati"

"Oh jadi lo abang gue" Samuel mengangguk

"Sekarang kamu istirahat sekarang,kamu baru bangun dari koma" ucap Samuel





(Sekarang Arga aku ubah jadi Agra ya)










"Idih suruh² siapa lu,bapak gue lu?" Ucap agra

Samuel hanya menghela nafas melihat perubahan adiknya yg benar² tidak dia sangka,adiknya yg biasanya berbicara lemah lembut dan terkesan sopan hanya untuk mencari perhatiannya kini telah berubah,Bahkan dia memakai kata 'lo-gue' bukan 'aku-kamu'.

"Tidur sekarang agra saya gk nerima bantahan!"ucap Samuel tegas

"Iya² gue tidur,tapi bisa gk tuh muka gk usah datar kek dinding nyeremin tau gk senyum dikit kek"

Samuel tidak mendengarkan ucapan agra dan sekarang malah menatap agra dengan tatapan tajam,adiknya ini terus saja berbicara tiada henti.

"Eh bangsat kagak usah natap gue kek gitu,gue tuh berasa kayak org di interogasi"

"Sy akan keluar dulu nanti sy akan kembali,saat saya kembali dan kamu belum tidur saya penggal kepala kamu!!"

"Buset serem amat."

"Tidur agra!"

"Iya² gue tidur, udah sana keluar lo hus hus hus"

Samuel keluar dari ruangan agra dan agra menghela nafas panjang,sungguh abangnya itu agak nyeremin.

Agra tidur dengan posisi terlentang dengan memeluk bantal guling yg memang ada di brankar.

"Kok Samuel bisa lembut gitu sama gue alias si agra yg sekarang tubuhnya di tempati sama gue dia gk kasar seperti di novel,apa mungkin ceritanya melenceng gara² ada gue? Atau gue transmigrasi ke buku keduanya?.

"Taulah dari pada gue mikirin itu,mending gue tidur ntar kalau tuh Samuel alias muka tembok tuh datang bisa di penggal leher gue"

Setelah beberapa menit akhirnya agra tidur dengan nyenyak dan tak lama dari itu samuel juga telah kembali dia mendekat ke brankar agra dan mengambil kursi untuk di duduki.

Samuel memegang tangan agra dan mengelusnya perlahan,dia menatap adiknya kasihan,dia sadar selama ini perlakuannya terhadap adiknya sudah kelewatan jadi dia ingin memperbaiki semuanya.

"Maafin abang dek,abang sadar abang salah dan abang janji bakal perbaiki semuanya semoga adek bisa maafin abang"

Samuel beranjak dari kursi itu,sebelum meninggalkan ruangan itu dia mengecup sayang kening agra dan mengelus pipinya.

"Good night, sweet dreams"

Setelahnya dia keluar meninggalkan ruangan itu.




makasih udah baca cerita ini 🙂

TRANSMIGRASI ARGA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang