Chapter 17. Hero killer Stain.

1.4K 158 11
                                    

Dalam praktek magang ini, kami tidak di perbolehkan untuk melawan penjahat secara langsung karena tidak memiliki lisensi pahlawan. Karena itulah tugas kamu hanya evakuasi dan mengamati bagaimana Endeavor menyelesaikan berbagai kasus dengan cepat.

"Bagaimana menurutmu, ingin menyelamatkan orang saja harus mendapatkan lisensi terlebih dahulu." Aku bertanya kepada Todoroki yang sedang membeli minuman di mesin penjual.

Todoroki memberikan ku kaleng Coffee yang baru saja dia beli di mesin penjual. Yang dengan senang hati aku terima.

"Yah, di sisi lain aku tidak setuju dengan peraturan itu. Namun jika peraturan seperti itu tidak ada, akan banyak orang yang menggunakan Quirk mereka di kalangan umum. Itu juga dapat membahayakan orang lain yang ada di dekat mereka." 

Yah, itu adalah sesuatu yang sudah umum.

"Apa yang akan kau lakukan jika ada seseorang yang dalam kesulitan, namun kau di larang membantu di karenakan tidak mempunyai lisensi pahlawan?"

"Entahlah ... Aku belum memikirkannya... Mungkin membantu mereka, meskipun pada akhirnya aku melanggar aturan." Jawabnya.

"Oi! Waktu istirahat sudah habis! Kita akan berpatroli lagi!" Kami berbalik mendapatkan Endeavor yang sedikit berteriak.

"Baik."

Padahal baru beberapa menit saja kami bersantai. Hari demi hari berlalu, apa yang ku lakukan dengan Todoroki masih sama.  Mengamati bagaimana Endeavor melawan para penjahat dengan kerusakan seminimal mungkin, sekaligus membantu warga yang kesulitan.

"Bagaimana latihan mengendalikan api mu?"

"Ya, itu sudah ada kemajuan."

"Kalian berdua! Tetap fokus, jangan lengah sedikit pun!"

""Baik.""

Akhirnya patroli hari ini selesai. Hari ini sudah sangat malam, namun Endeavor tidak menghentikan patroli nya. Dia hanya menyuruh kami untuk pulang.

"Heh, pahlawan itu benar-benar sangat sibuk ya."

"Mungkin juga tidak, kau tau 'Hero killer' Stain? Dia lah penyebab ayah menjadi lembur."

Hero killer Stain, kah. Kalau tidak salah dia adalah penyebab dari pensiunnya kakak Lida ingenium, karena cedera yang tidak dapat di sembuhkan.

Karena rumah ku yang cukup jauh dari tempat patroli, apalagi waktu ini sudah sangat malam. Endeavor meminta Todoroki untuk membawa ku kerumahnya.

Gaya rumah tradisional Jepang sangat terlihat jelas.

"Masuk saja, anggap saja rumah sendiri."

Aku mengangguk kecil, berjalan di sisinya.

"Aku pulang." Todoroki mengucapkan itu sambil melepas sepatunya. Aku juga melepas sepatuku sebelum memasuki lantai ruangan.

Aku bisa mendengar bising yang di hasilkan lantai kayu ini, seseorang sedang berjalan menuju ke arah kami melewati lorong.

"Selamat datang– eh?"

Ohh, itu perempuan dengan rambut putih namun ada beberapa helai warna merah yang terselip. Dia berkedip beberapa kali saat melihat ku, lalu melihat kembali ke arah Todoroki. Todoroki yang tidak mengerti itu hanya memiringkan kepalanya.

"Salam kenal, namaku Rimuru Tempest. Aku teman sekelas Todoroki sekaligus rekan praktek magangnya. Mohon kerjasamanya." Sedikit membungkuk untuk salam.

"N-N-Natsu, Natsu!! Kemari!"

"Ada apa Nee-chan, kenapa kau berteriak seperti itu?" Itu adalah suara laki-laki.

Rimuru X Boku no Hero.Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora