Chapter 30. Ujian 'lisensi pahlawan sementara' bag-akhir

948 137 4
                                    

Di ujian kedua kali ini, seluruh tempat yang sebelumnya kita jadikan ujian pertama. Di ledakan begitu saja hingga hancur, ujian ini akan menjadi misi penyelamatan para korban ketika terjadinya bencana, entah itu serangan Penjahat, maupun bencana alam.

Beruntung juga seluruh kelas 1-A dapat lulus di ujian pertama, jadi kita maju ke babak kedua atau babak akhir ini bersama-sama.

Setelah ujian di mulai, kami di suruh menyelamatkan korban. Kami bekerja sama, bukan hanya dengan teman sekelas saja. Namun seluruh peserta yang lulus dalam ujian sebelumnya juga, karena ini adalah pertarungan kelompok. Setiap tindakan dan respon kami terhadap korban di nilai secara langsung oleh mereka yang berperan sebagai 'korban bencana'.

Aku membawa satu korban yang ada di punggung ku, itu adalah seorang nenek nenek yang terus berulang kali memukul kepalaku.

"Cobalah untuk bersikap ramah terhadap korban!! Jangan cuma memasang wajah datar seperti itu!! Kau harus tersenyum agar korban dapat mendapatkan ketenangan!! Mereka telah mengalami luka fisik dan mental secara bersamaan, jadi tugasmu adalah mengobati keduanya! Jangan biarkan mereka merasa tertekan!!"

Poff poff poff poff.

Itai, Itai, Itai, Itai. Boleh kah ku lempar saja? Sepertinya itu akan menjadi bencana bagiku.

"Tenang saja, kita akan segera sampai di tempat Evakuasi."

"Sudah ku bilang untuk tersenyum bukan!!! Aku akan mengurangi poin mu jika kau tidak melakukannya!!"

Apa dia bilang!? Mengurangi poin ku!?hah, merepotkan saja. Padahal sudah bagus aku telah menolongnya.

"Tenang saja, kami akan segera mengobati lukamu." Dengan sedikit senyum, akhirnya nenek itu berhenti mengomel.

"Lihat! Kenapa tidak melakukannya dari tadi, kau mempunyai kelebihan yang seharusnya kau gunakan dengan baik. Itu akan membawa rasa aman, apalagi dengan mu yang memiliki aura karismatik."

Oke oke, Oba-chan. Berhentilah bicara.

"Kita sudah sampai." Ucapku, lalu beberapa murid perempuan lain menghampiri kami.

"Coba aku lihat lukanya."

Aku mengurungkan nenek itu agar dia dapat mengecek luka yang di derita nenek tersebut, lebih tepatnya luka buatan..

"Kalau begitu aku akan kembali lagi untuk membantu yang lain." Berbicara seperti itu, gadis itu mengangguk dengan ramah.

Meninggalkan area Evakuasi, aku hendak kembali ke tempat Toru, yang berkumpul dengan Tokoyami dan Ojiro.

Boom!

Namun ledakan besar terjadi, ledakan itu berada di dekat area Evakuasi.

"Emm, tidak mungkin itu Kacchan kan?"

Yah, sekalipun dia seperti itu, aku yakin Kacchan tidak akan berbuat jahat seperti itu. Untuk sekarang mari kita lihat apa yang sebenarnya terjadi.

[Dengan munculnya para Penjahat, pengejaran pun di mulai! Kepada kadet pahlawan yang berada di lokasi tersebut, kalian harus menekan para penjahat itu. Dan terus melakukan upaya penyelamatan.]

Oh, sepertinya ini semua termasuk skenario. Jadi kami harus bertarung sambil menyelamatkan korban. Ada es balok es besar yang muncul di daerah itu ketika aku berlari dengan cepat ke arah tempat evakuasi sebelumnya. Itu sepertinya Shoto.

"Untuk sekarang mari beri waktu agar mereka dapat menjauh dari area yang berbahaya."

Melompat dengan tinggi, aku melambaikan tangan ke arah depan sementara api hitam merambat lurus dengan cepat.

Rimuru X Boku no Hero.Where stories live. Discover now